JAKARTA - Pembahasan mengenai kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) kembali mengemuka sebagai peluang strategis untuk memperluas penetrasi produk Indonesia di pasar global.
Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menegaskan bahwa implementasi IEU-CEPA akan menciptakan perubahan signifikan terhadap performa ekspor nasional, terutama ke kawasan Uni Eropa yang selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama. Pemerintah melihat kesepakatan tersebut bukan sekadar kerja sama biasa, melainkan momentum yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun mendatang.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan bahwa potensi peningkatan ekspor Indonesia ke Eropa bisa sangat besar ketika perjanjian ini mulai berlaku penuh. Menurutnya, proyeksi kenaikan ekspor bahkan diperkirakan dapat menembus lebih dari 50 persen. “Kalau itu nanti berlaku sangat besar sekali pengaruhnya, bahkan Bapak Menko Perekonomian kemarin menjamin itu kenaikannya bisa lebih dari 50 persen ekspor kita ke Eropa,” ujarnya.
Baca JugaGINSI Soroti Perbaikan Kinerja Bea Cukai yang Butuh Pendalaman
Dampak Penghapusan Tarif bagi Produk Unggulan Nasional
Salah satu faktor utama yang diyakini menjadi penggerak peningkatan ekspor adalah penghapusan tarif untuk lebih dari 98 persen produk Indonesia yang masuk ke Uni Eropa. Selama ini, sejumlah komoditas unggulan menghadapi tarif cukup tinggi, sehingga daya saingnya berkurang ketika bersaing dengan produk negara lain. Melalui IEU-CEPA, hambatan tarif tersebut akan berubah menjadi tarif nol persen.
Susiwijono menjelaskan bahwa beberapa komoditas manufaktur, terutama produk pakaian dan aksesoris (apparel), sebelumnya dikenakan tarif antara 7 hingga 15 persen di Eropa. Dengan diberlakukannya perjanjian ini, tarif tersebut berubah menjadi nol persen, memberikan ruang lebih besar bagi pelaku industri tekstil lokal untuk meningkatkan volume ekspor. Selain itu, berbagai produk agro juga terkena dampak positif dari kesepakatan ini.
Sebagai contoh, komoditas pisang yang selama ini dikenai tarif hingga 16 persen ketika masuk ke pasar Eropa, kini juga akan menikmati tarif nol persen. Perubahan ini dinilai akan meningkatkan daya saing produk buah-buahan Indonesia di pasar global yang selama ini lebih didominasi oleh negara-negara Amerika Latin. “Seperti produk pisang yang diekspor ke Eropa sebelumnya dikenai tarif hingga 16 persen dengan adanya IEU-CEPA menjadi nol persen,” jelasnya.
Kontribusi Kesepakatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Menurut Kemenko Perekonomian, IEU-CEPA memiliki kontribusi besar bagi upaya pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi delapan persen pada tahun 2029. Dengan terbukanya pasar yang lebih luas, peningkatan nilai ekspor diharapkan dapat menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, kesepakatan ini diyakini mampu mendorong industrialisasi yang lebih kuat, peningkatan produktivitas, serta penguatan rantai pasok industri dalam negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menilai bahwa IEU-CEPA memberikan sejumlah manfaat strategis yang selama ini sulit dicapai melalui kerja sama bilateral biasa. “Kesepakatan tersebut membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di kawasan Uni Eropa,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa penurunan tarif untuk sebagian besar pos tarif menciptakan peluang peningkatan nilai ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Manfaat Tambahan dari Kebijakan Fast-Track Visa
Selain penurunan tarif, IEU-CEPA juga memberikan manfaat dalam konteks kemudahan mobilitas, terutama bagi pelaku usaha. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah kemudahan proses visa melalui kebijakan fast-track. Hal ini memungkinkan para pelaku usaha, investor, dan delegasi bisnis Indonesia untuk lebih mudah melakukan perjalanan ke negara-negara Uni Eropa dalam rangka memperluas kerja sama perdagangan dan investasi.
Kebijakan tersebut dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan ekonomi bilateral serta mempercepat realisasi peluang-peluang baru yang muncul dari perjanjian ini. Dengan mobilitas yang lebih mudah, proses negosiasi bisnis, penjajakan kerja sama, serta pertemuan dagang akan lebih efisien dan produktif.
Komoditas yang Mendapat Manfaat Langsung dari Tarif Nol Persen
Ferry Irawan menjelaskan bahwa sejumlah komoditas Indonesia akan menjadi penerima manfaat langsung ketika tarif nol persen mulai berlaku. Produk pertanian seperti sawit, kopi, kakao, dan karet menjadi di antaranya yang berpotensi memperkuat posisi Indonesia di pasar Eropa. Komoditas perikanan seperti ikan, lobster, dan udang juga menjadi sektor yang diharapkan mendapatkan peningkatan signifikan.
Tidak hanya itu, komoditas kehutanan seperti kayu, panel kayu, dan kayu olahan juga berpeluang memperbesar pangsa pasar di Eropa. Di sisi lain, produk industri seperti tekstil, apparel, dan elektronik akan semakin kompetitif berkat penghapusan berbagai tarif yang selama ini menjadi hambatan.
Penguatan Ekonomi Nasional Sebagai Prioritas Pemerintah
Selain memanfaatkan IEU-CEPA sebagai modal pembangunan ekonomi, pemerintah juga terus memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan strategis. Pemerintah mendorong peningkatan produktivitas, penerapan ekonomi biru dan hijau, serta mengoptimalkan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan. Upaya mempercepat transformasi digital juga menjadi fokus agar Indonesia mampu bersaing di era ekonomi modern.
Lebih jauh, pemerintah menekankan pentingnya penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta memaksimalkan belanja negara untuk mendukung produktivitas nasional. Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap implementasi IEU-CEPA dapat memberikan manfaat maksimal dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
4 Manfaat Kacang Almond yang Mendukung Program Diet dan Pembakaran Lemak
- Rabu, 03 Desember 2025
Berita Lainnya
Ritel Pastikan Ketersediaan Pangan Tetap Stabil Menjelang Libur Nataru 2026
- Rabu, 03 Desember 2025
Kemenperin Tegaskan Industri Hijau Jadi Kunci Daya Saing Ekspor Indonesia
- Rabu, 03 Desember 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
GINSI Soroti Perbaikan Kinerja Bea Cukai yang Butuh Pendalaman
- 03 Desember 2025
4.
5.
Industri Mulai Serap Dana Likuiditas Besar Dorong Pembiayaan Usaha
- 03 Desember 2025












