Instagram Batasi Hashtag, Kreator Harus Ubah Strategi Posting Konten

Instagram Batasi Hashtag, Kreator Harus Ubah Strategi Posting Konten
Instagram Batasi Hashtag, Kreator Harus Ubah Strategi Posting Konten

JAKARTA - Instagram kembali melakukan eksperimen yang berpotensi mengubah cara pengguna, terutama generasi milenial, berinteraksi di platform.

Kali ini, perhatian tertuju pada fitur hashtag, elemen penting yang telah menjadi ciri khas strategi posting sejak 2011. Kabarnya, Instagram sedang menguji batasan jumlah hashtag yang bisa dipasang dalam satu unggahan menjadi maksimal tiga saja.

Mengutip Phone Arena, pengguna yang mencoba menambahkan lebih dari tiga hashtag akan langsung mendapatkan peringatan dari sistem, sehingga tagar tambahan tidak bisa digunakan. 

Baca Juga

Inspirasi Ucapan Hari Bakti PU Ke-80 Tahun 2025 Penuh Semangat

Sebelumnya, pengguna bebas menambahkan hingga 30 hashtag, yang menjadi cara populer untuk menjangkau audiens lebih luas. Terutama pada pertengahan 2010-an, hashtag digunakan oleh kreator konten untuk menarik perhatian komunitas tertentu, memperluas jangkauan organik, dan meningkatkan interaksi pada unggahan mereka.

Fokus Algoritma Berubah ke Kualitas Konten

Pembatasan ini menandai pergeseran fokus Instagram dalam menentukan visibilitas unggahan. Algoritma kini dinilai lebih menekankan kualitas konten, interaksi nyata, dan relevansi, bukan sekadar kuantitas hashtag. Artinya, meskipun pengguna hanya menambahkan tiga tagar, jika konten menarik dan mendapat interaksi yang baik, unggahan tetap berpotensi mendapatkan jangkauan optimal.

Dampak pada Kreator Konten

Bagi kreator konten, kebijakan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, pembatasan jumlah hashtag dapat membatasi peluang menjangkau audiens baru, terutama bagi mereka yang sebelumnya bergantung pada strategi tagar banyak untuk meningkatkan exposure. 

Sebaliknya, jika algoritma Instagram telah berevolusi dengan menilai kualitas dan interaksi sebagai faktor utama, kreator akan didorong untuk fokus membuat konten lebih relevan dan menarik, alih-alih hanya menumpuk hashtag.

Generasi Milenial Harus Selektif

Generasi milenial yang terbiasa menambahkan 10 hingga 20 hashtag atau lebih untuk tiap posting kini dihadapkan pada tantangan baru: memilih tiga tagar paling representatif dan relevan. Strategi ini menuntut selektivitas, analisis audiens, dan penekanan pada kualitas, bukan kuantitas. Perubahan ini pun bisa memunculkan pendekatan baru dalam branding pribadi atau promosi produk di Instagram.

Pengaruh pada Pengguna Kasual

Sementara itu, bagi pengguna kasual yang menggunakan Instagram sebagai diary digital atau sekadar berbagi momen sehari-hari, perubahan ini mungkin tidak terlalu signifikan. Hashtag tetap bisa digunakan sebagai penanda tema atau kategori unggahan, namun dengan cara yang lebih sederhana dan fokus. Alih-alih menambahkan puluhan tagar, pengguna hanya perlu memilih yang paling relevan untuk setiap posting.

Pengujian Masih Terbatas

Perlu dicatat bahwa pembatasan ini belum diterapkan secara luas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa pengujian ini baru berlaku untuk akun tertentu, sementara pengguna lain masih dapat menambahkan banyak hashtag seperti sebelumnya. 

Instagram, melalui induknya Meta Platforms, sengaja melakukan uji coba terbatas sebelum menentukan kebijakan secara global. Hasil pengujian ini kemungkinan akan memengaruhi aturan berbeda berdasarkan jenis akun, lokasi, atau pola penggunaan masing-masing pengguna.

Era Baru Strategi Hashtag

Perubahan ini mencerminkan evolusi media sosial dari masa ketika popularitas unggahan banyak ditentukan oleh jumlah tagar, menuju era yang lebih menekankan kualitas, relevansi, dan interaksi. Bagi kreator lama, hal ini bisa dilihat sebagai perubahan strategi: praktik eksplorasi luas dan penumpukan hashtag kini digantikan oleh pendekatan selektif dan fokus.

Tantangan dan Peluang bagi Kreator

Selain itu, pembatasan hashtag juga menjadi sinyal bagi industri kreator konten dan pemasar digital bahwa algoritma Instagram semakin pintar dalam menilai konten. Unggahan yang sekadar menumpuk tagar tanpa interaksi nyata kemungkinan akan kalah bersaing dengan konten yang meski tagarnya terbatas, namun memiliki nilai relevansi tinggi dan interaksi autentik.

Seleksi Tagar Jadi Kunci Sukses

Jika kebijakan ini akhirnya diterapkan secara permanen, kreator konten akan dihadapkan pada satu tantangan besar: menentukan tiga tagar yang paling merepresentasikan unggahan. Hal ini menuntut perencanaan strategis, pemahaman audiens, serta analisis tren tagar yang relevan. Pembatasan ini juga mendorong kreator untuk lebih kreatif dalam membuat caption, storytelling, dan konten visual, sehingga setiap posting tetap memiliki daya tarik meski jumlah hashtag terbatas.

Kesimpulannya, langkah Instagram ini menandai era baru bagi penggunaan hashtag. Strategi “semakin banyak tagar semakin baik” perlahan digantikan dengan selektivitas dan fokus. 

Baik kreator profesional maupun pengguna kasual perlu menyesuaikan kebiasaan mereka, memilih tagar paling relevan, dan mengutamakan kualitas konten serta interaksi nyata. Uji coba ini bisa menjadi awal transformasi besar dalam cara orang memposting di Instagram, menekankan relevansi, kualitas, dan keterlibatan audiens di atas segalanya.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Inspirasi 30 Ucapan Hari Disabilitas Internasional 2025 untuk Semangat Inklusi

Inspirasi 30 Ucapan Hari Disabilitas Internasional 2025 untuk Semangat Inklusi

WhatsApp Web Hadir dengan Fitur Pintar dan Ringkasan Obrolan AI

WhatsApp Web Hadir dengan Fitur Pintar dan Ringkasan Obrolan AI

Cara Download CV dari Linkedin, Pemula Wajib Tahu Ini!

Cara Download CV dari Linkedin, Pemula Wajib Tahu Ini!

Cara Hapus Nomor WhatsApp dengan Cepat dan Tanpa Ribet

Cara Hapus Nomor WhatsApp dengan Cepat dan Tanpa Ribet

Cara Mengaktifkan Fitur Monetisasi Facebook 2025: Panduan untuk Pemula

Cara Mengaktifkan Fitur Monetisasi Facebook 2025: Panduan untuk Pemula