Menbud Ajak Generasi Muda Dorong Transformasi Musik Tradisi Indonesia dengan Kreativitas Digital

Menbud Ajak Generasi Muda Dorong Transformasi Musik Tradisi Indonesia dengan Kreativitas Digital
Menbud Ajak Generasi Muda Dorong Transformasi Musik Tradisi Indonesia dengan Kreativitas Digital

JAKARTA - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menekankan pentingnya menghidupkan musik tradisi Indonesia dengan sentuhan teknologi digital.

Dalam era modern, generasi muda didorong untuk melihat warisan musikal sebagai aset kreatif yang dapat diolah dan dibagikan secara global, bukan hanya sekadar kenangan masa lalu.

“Biarkan tradisi menjadi jiwa, dan teknologi menjadi suaranya. Suara-suara leluhur bisa menenangkan, memupuk semangat, sekaligus menginspirasi kreasi modern,” ujar Fadli Zon saat menyampaikan sambutan di Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) di Jepara, yang tahun ini mengangkat tema Swara-Swara Leluhur dalam Genggaman Gen-Z.

Baca Juga

Wamenkes Ingatkan Penanganan Pasien Darurat Harus Langsung Tanpa Rujukan

Festival Musik Tradisi sebagai Panggung Kreativitas

Festival ini merupakan bagian dari rangkaian FMTI yang sebelumnya digelar di Lampung, Bukittinggi, dan Banjarmasin. Di Jepara, festival menampilkan kolaborasi komunitas musik etnik dari tujuh daerah di Jawa Tengah, sekaligus menghadirkan penampilan istimewa dari Fanny Soegi bersama Kill The DJ dan Gon Gun N Friends.

Tema festival tidak sekadar slogan, melainkan panggilan bagi generasi muda untuk melihat musik tradisi sebagai sumber daya kreatif yang bisa diadaptasi ke era digital. Fadli Zon menegaskan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang usang, melainkan pondasi yang bisa dijembatani dengan teknologi modern.

Teknologi Digital sebagai Wadah Musik Tradisi

“Musik tradisi harus keluar dari museum fisik. Teknologi musik digital, dari software rekaman, sampler, hingga platform streaming, bukan ancaman, melainkan alat untuk menyebarkan suara leluhur kita ke seluruh dunia,” tegas Menbud.

Kementerian Kebudayaan pun mendukung pengembangan musik tradisi melalui berbagai program Penguatan Ekosistem Musik, bekerja sama dengan pegiat musik, termasuk melalui Konferensi Musik Indonesia dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) bidang musik. Program ini memberikan ruang bagi seniman untuk mengeksplorasi warisan budaya dengan cara modern, profesional, dan terstruktur.

FMTI Sebagai Laboratorium Musik Tradisi

FMTI di Jepara telah diikuti oleh puluhan seniman dan dikunjungi lebih dari 10.000 pengunjung. Festival ini menjadi panggung bagi musik tradisi dari berbagai daerah, sekaligus tempat eksperimen kreatif yang memadukan unsur tradisi dan teknologi digital. Laboratorium musik Lokovasia, misalnya, menjadi wadah untuk menguji kombinasi musik tradisional dengan gaya kontemporer.

Musik Tradisi Sebagai Filosofi dan Identitas Bangsa

Selain aspek kreatif, festival menekankan nilai filosofis musik tradisi. Fadli Zon mencontohkan kekayaan musik Jawa, seperti Kentrung, seni tutur berbalut musik yang muncul sejak abad ke-15, serta Emprak, yang menggabungkan instrumen tradisional dengan inovasi modern. Ia mendorong generasi muda untuk mengolah tembang Macapat, ritme Kentrung, dan laras gamelan menjadi karya digital yang bisa diakses secara global.

Menurut Menbud, seni tradisi tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan penjaga nilai luhur. Ia mengingatkan pelajaran dari Serat Centhini, yang menegaskan bahwa musik dan seni merupakan cara mengabadikan pengetahuan, filosofi, dan nilai budaya bagi generasi mendatang.

Momentum Inspirasi Baru untuk Masa Depan

Festival ini juga dianggap sebagai momentum lahirnya inspirasi baru yang dapat mengukir sejarah Indonesia di masa depan. Dengan pendekatan digital, musik tradisi dapat lebih mudah diterima generasi muda, sekaligus membuka peluang kreasi lintas batas, baik secara nasional maupun internasional.

“Musik adalah bahasa jiwa. Ia tak berbohong. Perubahan yang ingin terjadi di dunia bisa dimulai dari musik yang berakar pada budaya sendiri,” ujar Fadli Zon, menegaskan relevansi musik tradisi dalam membentuk identitas bangsa sekaligus menghadapi tantangan global.

Sinergi Tradisi dan Inovasi Digital

FMTI: Ethno Groove Devanilaya 2025, melalui kolaborasi antara generasi muda dan pegiat budaya, menunjukkan bahwa warisan leluhur dapat hidup kembali dengan sentuhan teknologi. Festival ini menjadi bukti bahwa tradisi dan inovasi tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi.

Dengan dukungan kementerian, seniman, komunitas, dan teknologi digital, musik tradisi di Indonesia kini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih luas, menghadirkan karya kreatif yang berakar pada nilai lokal sekaligus siap bersaing di panggung global. Generasi muda diharapkan menjadi garda depan dalam menjaga sekaligus menginovasikan kekayaan budaya ini.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KLH Targetkan Pemprov Tuntaskan Penyusunan Data P3LH Tahun 2026

KLH Targetkan Pemprov Tuntaskan Penyusunan Data P3LH Tahun 2026

BNPB Laporkan 2.919 Kejadian Bencana Terjadi Hingga November 2025

BNPB Laporkan 2.919 Kejadian Bencana Terjadi Hingga November 2025

Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional

Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional

Syarat Kesehatan Ketat Tentukan Keberangkatan Calon Jamaah Haji 2026

Syarat Kesehatan Ketat Tentukan Keberangkatan Calon Jamaah Haji 2026

Ratu Belanda Kunjungi Pabrik Sragen untuk Dorong Edukasi Keuangan

Ratu Belanda Kunjungi Pabrik Sragen untuk Dorong Edukasi Keuangan