JAKARTA - Sepanjang tahun 2025, dinamika cuaca ekstrem dan perubahan pola iklim kembali memperlihatkan dampak nyata bagi Indonesia. Bencana hidrometeorologi yang selama beberapa tahun terakhir mendominasi kejadian bencana nasional kini kembali menunjukkan tren serupa.
Kondisi tersebut tergambar dari laporan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menyebut bahwa sejak Januari hingga 24 November 2025 telah terjadi ribuan peristiwa bencana di berbagai wilayah tanah air. Meski setiap daerah memiliki karakteristik risiko berbeda, pola bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan tetap menjadi penyebab utama terjadinya gangguan pada kehidupan masyarakat.
Dalam konferensi video yang digelar di Kota Padang, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Andi Eviana, menegaskan bahwa mayoritas bencana tersebut berasal dari kejadian hidrometeorologi.
Baca JugaWamenkes Ingatkan Penanganan Pasien Darurat Harus Langsung Tanpa Rujukan
“Dari 2.919 kejadian bencana itu, bencana hidrometeorologi mendominasi dengan persentase 98,97 persen,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa persentase tersebut memperlihatkan betapa besarnya dampak perubahan kondisi cuaca terhadap kejadian bencana dalam hampir seluruh rentang waktu tahun ini.
Bencana Geologi Tetap Ada Meski Persentasenya Kecil
Selain bencana hidrometeorologi yang mendominasi, Andi Eviana menjelaskan bahwa Indonesia juga mengalami sejumlah bencana geologi. Meskipun persentasenya hanya sekitar 1,23 persen, bencana geologi ini tetap menimbulkan risiko serius bagi masyarakat di beberapa wilayah. Dari catatan BNPB, banjir tercatat sebagai jenis bencana yang paling sering terjadi, disusul oleh cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, serta tanah longsor.
Dalam kesempatan yang sama, BNPB juga menyampaikan laporan terbaru mengenai kejadian tanah longsor yang terjadi di Lumajang dan Banjarnegara. Peristiwa di dua daerah tersebut mengakibatkan korban jiwa dan kembali mengingatkan pentingnya mitigasi serta kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan longsor.
Sumatera Barat Menjadi Sorotan Akibat Bencana Beruntun
Provinsi Sumatera Barat mendapatkan perhatian khusus dalam paparan tersebut. Andi Eviana menyoroti bahwa beberapa kabupaten dan kota di Sumbar mengalami bencana banjir dalam periode berdekatan. Daerah yang terdampak antara lain Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam, Kota Padang, serta Kabupaten Solok.
Kondisi cuaca yang berubah cepat serta curah hujan yang sulit diprediksi menjadi pemicu utama kejadian banjir di wilayah tersebut. Jika beberapa tahun sebelumnya banjir intens terjadi pada akhir tahun, Andi menilai kini banjir dapat muncul kapan saja. “Namun, saat ini banjir sulit diprediksi karena terjadi di awal, pertengahan dan akhir tahun,” jelasnya. Hal ini memperlihatkan bahwa dinamika cuaca memerlukan perhatian lebih serius agar mitigasi dapat dilakukan secara lebih komprehensif.
Instruksi BNPB kepada Pemerintah Daerah untuk Tindak Cepat
Menanggapi kondisi tersebut, BNPB meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan langkah-langkah penanganan dan kesiapsiagaan. Andi Eviana menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Ia menyampaikan bahwa berbagai tindakan cepat perlu dilakukan, mulai dari penyampaian informasi kepada masyarakat hingga pemantauan debit air sungai yang berpotensi meningkat sewaktu-waktu.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar daerah memperhatikan kondisi infrastruktur penunjang mitigasi bencana. “Hal itu misalnya, penyampaian informasi dan tindakan cepat pemantauan debit air sungai, evakuasi warga dari titik rawan hingga penyediaan posko bantuan,” jelasnya. Pemerintah daerah pun diminta untuk memastikan saluran drainase berfungsi optimal, memperkuat tanggul, serta memberikan peringatan dini kepada masyarakat melalui kanal informasi yang mudah diakses.
Respons Pemerintah Sumatera Barat dalam Penanganan Darurat
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menegaskan bahwa pihaknya telah bergerak cepat dalam menindaklanjuti dampak bencana yang terjadi di wilayahnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi, mengatakan bahwa seluruh perangkat daerah telah dikerahkan untuk memastikan keselamatan warga dan mempercepat penanganan darurat. “Seluruh perangkat daerah terkait telah dikerahkan sejak awal kejadian untuk memastikan keselamatan warga dan mempercepat proses penanganan darurat,” kata Arry.
Ia menjelaskan bahwa banjir, angin kencang dan tanah longsor yang melanda beberapa daerah telah menyebabkan ribuan jiwa terdampak serta merusak berbagai infrastruktur dasar dan fasilitas umum. Bencana ini terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, hingga Kota Solok. Pemprov Sumbar pun berkoordinasi dengan BNPB untuk memastikan bantuan dan penanganan dapat berjalan optimal di lapangan.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional
- Rabu, 26 November 2025
Berita Lainnya
Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional
- Rabu, 26 November 2025
Syarat Kesehatan Ketat Tentukan Keberangkatan Calon Jamaah Haji 2026
- Rabu, 26 November 2025
Terpopuler
1.
Ratu Belanda Kunjungi Pabrik Sragen untuk Dorong Edukasi Keuangan
- 26 November 2025
2.
Prabowo Siapkan Skema Kesejahteraan Baru untuk Para Atlet Indonesia
- 26 November 2025
3.
4.
Peneliti Indonesia Jadi Penulis Utama Temuan Rafflesia Hasseltii
- 26 November 2025
5.
Cara Menghilangkan Iklan di HP Vivo yang Tiba-tiba Muncul
- 26 November 2025









