MDKA Umumkan Capaian Produksi Emas, Tembaga, dan Nikel Kuartal III-2025

MDKA Umumkan Capaian Produksi Emas, Tembaga, dan Nikel Kuartal III-2025
MDKA Umumkan Capaian Produksi Emas, Tembaga, dan Nikel Kuartal III-2025

JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menunjukkan dinamika operasional yang solid pada kuartal III-2025 melalui capaian produksi emas, tembaga, dan nikel di berbagai lokasi tambangnya.

Meskipun pendapatan belum diaudit menurun dibanding periode sebelumnya, sejumlah proyek strategis memperlihatkan potensi pertumbuhan jangka panjang, menegaskan posisi MDKA sebagai pemain utama dalam industri pertambangan multi-logam di Indonesia.

Pertumbuhan Proyek Emas dan Tembaga

Baca Juga

Freeport Indonesia Minta Percepatan Divestasi Saham 12 Persen, Ini Alasannya

Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, menjelaskan bahwa proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Tambang Emas Pani menjadi pendorong pertumbuhan berskala besar bagi perusahaan, sementara operasi nikel terus menunjukkan margin yang meningkat. “Bersama-sama, aset-aset ini menguatkan posisi Merdeka sebagai perusahaan pertambangan multi-logam yang terdepan di Indonesia, sekaligus mendukung peran strategis Indonesia dalam transisi energi dan mineral global,” ujar Albert.

Produksi Tambang Emas Tujuh Bukit tercatat sebesar 25.338 ounces dengan Average Sales Price (ASP) 3.275 dolar AS per ounce, menghasilkan peningkatan margin kas sebesar 24 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Penjualan emas kuartal III mencapai 29.629 ounces dengan pendapatan sebelum audit sekitar 104 juta dolar AS.

Sementara itu, Tambang Tembaga Wetar memproduksi 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai 2,75 dolar AS per pon. Optimasi penumpukan bijih dan operasi pelindian SX-EW mendukung capaian ini. Wetar diproyeksikan tetap memproduksi tembaga hingga akhir 2027, dengan evaluasi opsi pemulihan nilai jangka panjang melalui flotasi dan pelindian tangki yang terus berjalan.

Pertumbuhan Bisnis Nikel dan Produk Turunan

Operasi nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), termasuk anak usaha PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), mencatat produksi saprolit 2,0 juta ton basah (naik 89 persen yoy) dan limonit 5,6 juta ton basah (naik 51 persen yoy). Margin Nickel Pig Iron (NPI) meningkat menjadi 2.215 dolar AS per ton nikel, didukung penurunan biaya tunai menjadi 9.059 dolar AS per ton, turun 16 persen yoy.

Pabrik Acid Iron Metal (AIM) memproduksi 251.715 ton asam sulfat hingga kuartal III-2025. Produksi lembaran tembaga dari pabrik klorida dan katoda tembaga dijadwalkan pada kuartal IV-2025 setelah tahap komisioning. Anak usaha PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan menjual 7.553 ton selama kuartal.

Pembangunan Pabrik HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) telah mencapai 54 persen, sesuai target komisioning pertengahan 2026. MBMA juga menandatangani perjanjian strategis untuk melanjutkan produksi nikel matte mulai kuartal IV 2025.

Proyek Emas Pani dan Tujuh Bukit

Pengembangan Proyek Emas Pani telah mencapai 83 persen. Dikelola oleh PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), yang telah melaksanakan IPO pada September 2025, proyek ini memulai penambangan dan first blasting pada Oktober 2025. Penumpukan bijih pertama dijadwalkan November 2025, dengan target produksi emas perdana kuartal I-2026.

Sementara itu, Proyek Tembaga Tujuh Bukit, salah satu proyek tembaga-emas pra-pengembangan terbesar di dunia, memasuki tahap studi kelayakan. Studi ini mencakup integrasi tambang bawah tanah dan tambang terbuka, optimalisasi rancangan alur proses (flowsheet), dan evaluasi opsi hilirisasi konsentrat pirit untuk meningkatkan nilai tambah.

Kinerja Keuangan dan Pendapatan Kuartal III

Hingga kuartal III-2025, MDKA membukukan pendapatan belum diaudit sebesar 1,29 miliar dolar AS, turun 22 persen yoy. Penurunan ini dipicu kontribusi segmen nikel sebesar 445 juta dolar AS dan penurunan pendapatan tembaga 38 juta dolar AS, meskipun sebagian diimbangi kenaikan pendapatan emas 87 juta dolar AS dan pendapatan lain 27 juta dolar AS.

Albert menegaskan bahwa penurunan sementara ini tidak mengurangi potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Proyek strategis yang sedang dikembangkan di bidang emas, tembaga, dan nikel diyakini akan mendukung keberlanjutan operasional dan nilai tambah bagi pemegang saham.

Posisi MDKA dalam Industri Pertambangan

Dengan aset multi-logam yang terus dikembangkan, MDKA menegaskan perannya sebagai perusahaan pertambangan yang memiliki diversifikasi produk signifikan. Keunggulan ini menempatkan MDKA dalam posisi strategis untuk mendukung transisi energi dan mineral global, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia di pasar komoditas global.

Kuartal III-2025 menunjukkan bahwa MDKA mampu mempertahankan operasional yang solid di tengah dinamika pasar. Meskipun pendapatan menurun, produksi emas, tembaga, dan nikel terus menunjukkan tren positif dengan margin yang meningkat. Proyek-proyek strategis seperti Emas Pani, Tembaga Tujuh Bukit, serta ekspansi bisnis nikel memperkuat posisi MDKA sebagai pemain multi-logam terdepan, sekaligus mendukung pertumbuhan industri pertambangan nasional dan nilai tambah bagi pemegang saham.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Simak Jadwal KA Bandara YIA Selasa 25 November 2025, Tarif Hanya Rp20 Ribu

Simak Jadwal KA Bandara YIA Selasa 25 November 2025, Tarif Hanya Rp20 Ribu

Update Jadwal KRL Solo – Yogyakarta 25, 26, 27 November 2025, Perjalanan Lancar dan Tepat Waktu

Update Jadwal KRL Solo – Yogyakarta 25, 26, 27 November 2025, Perjalanan Lancar dan Tepat Waktu

Info Jadwal Bus DAMRI Jogja Menuju Bandara YIA 25 November 2025

Info Jadwal Bus DAMRI Jogja Menuju Bandara YIA 25 November 2025

Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Update Selasa 25 November 2025

Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Update Selasa 25 November 2025

Freeport Indonesia Targetkan Produksi Emas 43 Ton Tahun 2028-2029

Freeport Indonesia Targetkan Produksi Emas 43 Ton Tahun 2028-2029