OJK Soroti Tantangan Ekonomi Global di 2025: Transformasi dan Inovasi Jadi Kunci Pertumbuhan
- Selasa, 04 Februari 2025
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi global kini memasuki fase baru yang sarat dengan tantangan beragam dan ketidakpastian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia mengidentifikasi beberapa faktor penyebab utama kondisi ini, termasuk dampak kebijakan yang dihasilkan dari "Trump Effect", arah kebijakan di negara-negara maju, dan ketegangan geopolitik di berbagai kawasan.
Pada Starting Year Forum 2025 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK, Agus E. Siregar, menjelaskan pentingnya inovasi dan transformasi ekonomi untuk mengatasi tantangan ini. "Situasi saat ini memerlukan upaya yang signifikan dari negara kita untuk memulai perjalanan transformatif, terobosan inovatif, dan mencari pendorong baru untuk pertumbuhan ekonomi kita," tegas Agus, Selasa, 4 Februari 2025. Forum yang mengangkat tema "Peluang dan Tantangan 2025: Membaca Tanda-Tanda Akankah Terjadi Krisis di Tengah Ketidakpastian Global dan Lemahnya Daya Beli Masyarakat" ini diselenggarakan oleh Infobank bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Marketing Research Indonesia (MRI), Selasa, 4 Februari 2025.
Tantangan dan Target Pertumbuhan Ekonomi
Agus menggarisbawahi bahwa tanpa adanya langkah nyata, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen, yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, akan sulit tercapai. Untuk mencapainya, OJK mengidentifikasi dua faktor utama yakni investasi dan ekspor. Dengan mengungkit potensi investasi, Agus menyoroti pentingnya program pemerintah seperti pembangunan tiga juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. "Kami sungguh-sungguh berharap bahwa program ini bisa menghasilkan multiplier effect seperti yang diharapkan, memberikan hunian terjangkau, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan sektor riil," tambahnya.
Langkah Proaktif OJK untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, OJK telah mengambil sejumlah langkah proaktif. Relaksasi kebijakan di sektor perbankan dilakukan untuk mendorong perbankan lebih aktif dalam penyaluran pembiayaan ke sektor perumahan. Selain itu, pentingnya peran lembaga non-bank seperti perusahaan pembiayaan, Sarana Multigriya Finansial (SMF), dan BP Tapera juga digarisbawahi untuk dioptimalkan. "Industri asuransi diharapkan dapat membentuk konsorsium yang mendukung pembiayaan perumahan secara lebih signifikan. Kami juga di OJK akan terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk menyediakan dukungan likuiditas bagi program ini, antara lain melalui produk efek beragun aset," jelas Agus.
Peluang Ekspor Melalui Keanggotaan Indonesia di BRICS dan OECD
Untuk mendorong ekspor, Agus menyoroti pentingnya keanggotaan Indonesia dalam BRICS dan rencana masuk di OECD sebagai peluang strategis dalam memperluas pasar ekspor nasional. "Keanggotaan Indonesia dalam OECD bukan hanya pencapaian diplomatik, tetapi juga peluang strategis untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing ekspor nasional," tuturnya. Dengan demikian, modalitas yang dimiliki oleh sektor jasa keuangan, termasuk permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, harus didukung dengan profil risiko yang terkelola dengan baik serta kinerja yang tumbuh positif dan berkelanjutan.
Agus optimis bahwa sektor jasa keuangan domestik dapat menjadi salah satu motor penggerak utama berbagai program strategis pemerintah. "Kami meyakini bahwa sektor jasa keuangan domestik dapat menjadi salah satu motor penggerak dalam berbagai program strategis pemerintahan," pungkasnya.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, partisipasi aktif dari berbagai sektor dan inovasi dalam kebijakan menjadi elemen kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. OJK, dengan dukungan berbagai pihak terkait, menegaskan komitmennya untuk memainkan peran sentral dalam perjalanan transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Tri Kismayanti
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
OJK Siapkan 3 Fase Penguatan Literasi Usai Resmi Jadi Pengawas Industri Kripto
- Selasa, 04 Februari 2025
OJK Umumkan Pembubaran Dana Pensiun Inti, Efektif Sejak November 2024
- Selasa, 04 Februari 2025
Berita Lainnya
OJK Umumkan Pembubaran Dana Pensiun Inti, Efektif Sejak November 2024
- Selasa, 04 Februari 2025
Proyeksi Pertumbuhan Aset Dana Pensiun 2025: OJK Optimistis Capai 11%
- Selasa, 04 Februari 2025
OJK Dorong Literasi Aset Kripto untuk Lindungi Konsumen dan Majukan Industri
- Selasa, 04 Februari 2025
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Terbitkan Peraturan Baru Tentang Rahasia Bank: POJK 44/2024
- Selasa, 04 Februari 2025
Terpopuler
1.
2.
Apakah Ganti Nomor HP Bisa Membuat Utang Pinjol Terhapus?
- 25 Januari 2025
3.
Cara Cepat Meningkatkan Followers Instagram
- 24 Januari 2025