Kemenperin Dorong Penguatan IKM untuk Kurangi Impor Komponen Otomotif

Rabu, 03 Desember 2025 | 09:04:47 WIB
Kemenperin Dorong Penguatan IKM untuk Kurangi Impor Komponen Otomotif

JAKARTA - Upaya menekan tingginya ketergantungan Indonesia pada komponen otomotif impor kembali mendapatkan sorotan besar dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Melalui penguatan industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif, pemerintah menegaskan bahwa substitusi impor bukan hanya sekadar wacana, melainkan langkah strategis yang dapat dicapai dengan membangun rantai pasok yang lebih kuat dan terintegrasi. 

Momentum ini diperkuat melalui kegiatan Link and Match IKM Alat Angkut dengan Industri Besar yang digelar di Jakarta, di mana Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan pentingnya peran IKM dalam ekosistem otomotif nasional.

Tantangan Tingginya Impor Komponen Otomotif

Dalam pemaparan terbarunya, Menperin menjelaskan bahwa pada Januari–September 2025, total impor otomotif mencapai 8,26 miliar dolar AS. Khusus untuk komponen otomotif berkode HS 8708, nilainya meningkat dari 2,29 miliar dolar AS pada 2024 menjadi 2,42 miliar dolar AS pada 2025, atau naik lebih dari 20 persen. Menurut Agus, angka tersebut harusnya dapat ditekan apabila industri dalam negeri—terutama IKM—mendapatkan ruang lebih besar untuk berpartisipasi dalam rantai pasok.

"Kalau saja bisa kita manfaatkan, kita berikan peluang bagi industri-industri di dalam negeri, industri-industri lokal, khususnya industri kecil menengah, subtitusi impor akan berhasil," kata Agus. Ia menegaskan bahwa kemitraan antara IKM dan industri otomotif besar merupakan kunci untuk menjawab seluruh tantangan tersebut.

Peran Strategis IKM dalam Rantai Pasok Domestik

Penurunan impor komponen tidak akan berjalan efektif tanpa peningkatan peran IKM sebagai pemasok utama komponen otomotif dalam negeri. Untuk itu, peningkatan kualitas produksi, kapasitas usaha, dan integrasi antara IKM dengan perusahaan besar menjadi prioritas utama yang terus didorong Kemenperin.

Berdasarkan Data SIINas 2025, Indonesia memiliki 1.412 unit usaha IKM komponen otomotif yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. IKM tersebut memproduksi komponen seperti bodi dan sasis, knalpot, interior dan aksesori, komponen karet dan plastik, komponen modifikasi, serta header radiator. Ragam produk ini menggambarkan kekuatan dasar yang sebenarnya sudah cukup kuat untuk mendukung kebutuhan industri otomotif nasional.

Pentingnya Kolaborasi Multipihak dalam Penguatan IKM

Menperin menegaskan bahwa pembinaan IKM tidak bisa dilakukan secara parsial. Untuk itu, Kemenperin membangun kolaborasi menyeluruh yang melibatkan pemerintah daerah, perusahaan Agen Pemegang Merek (APM), perusahaan otomotif tier-1, asosiasi industri, penyedia bahan baku, lembaga pembiayaan, tenaga ahli, institusi pendidikan, hingga mitra teknologi.

Kolaborasi multipihak ini memperluas akses pasar, peningkatan kualitas SDM, penguatan manajemen produksi, hingga penguasaan teknologi yang dibutuhkan setiap IKM. Sinergi tersebut menjadi fondasi penting agar pelaku IKM mampu memenuhi standar ketat industri otomotif, baik nasional maupun global.

Program Link and Match sebagai Jembatan Kebutuhan Industri

Kementerian Perindustrian terus menginisiasi Program Link and Match sebagai mekanisme utama untuk menghubungkan IKM dengan kebutuhan nyata industri besar. Program ini dimulai dengan proses koordinasi bersama APM untuk meninjau kesesuaian kompetensi IKM dengan kebutuhan rantai pasok.

Setelah itu, dilakukan pemetaan potensi tier-1 sebagai pembina. Perusahaan tier-1 kemudian mengidentifikasi komponen apa saja yang berpeluang diproduksi oleh IKM, melalui studi kelayakan teknis serta analisis biaya produksi. Proses ini menjadi tahap penting untuk memastikan bahwa setiap peluang yang ditawarkan benar-benar realistis dan berkelanjutan bagi IKM.

Puncak rangkaian program ini adalah penyelenggaraan Forum Link and Match yang menghasilkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IKM komponen alat angkut dan industri besar di sektor otomotif. Pada kegiatan yang berlangsung kali ini, telah ditandatangani 36 MoU antara 33 IKM komponen otomotif dan 24 industri besar. Langkah ini menjadi bukti konkret bahwa integrasi antara IKM dan industri besar semakin diperkuat secara sistematis.

Harapan Besar terhadap Kemandirian Industri Otomotif Nasional

Dengan memperluas peran IKM komponen otomotif, Indonesia diharapkan dapat menurunkan angka impor secara signifikan. Penguatan rantai pasok lokal tidak hanya meningkatkan daya saing produk otomotif nasional, tetapi juga mendorong kemandirian industri yang selama ini masih bertumpu pada komponen dari luar negeri.

Kemenperin melihat potensi besar pada kemampuan IKM dalam memenuhi standar industri otomotif global, selama pelaku IKM mendapatkan dukungan teknologi, pembinaan berkelanjutan, serta akses pasar yang jelas. Dengan kolaborasi yang semakin solid, pemerintah optimis substitusi impor dapat diwujudkan secara bertahap namun pasti.

Terkini