Transportasi Umum Jakarta Selevel Tokyo: Klaim Anies Baswedan

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:31:26 WIB
Transportasi Umum Jakarta Selevel Tokyo: Klaim Anies Baswedan

JAKARTA – Dalam klaim terbaru yang menyoroti perkembangan transportasi umum di Jakarta, mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan bahwa Jakarta tidak kalah dengan Tokyo, Jepang, dalam hal integrasi transportasi umum. Dia mengungkapkan bahwa sebaran titik transportasi umum di Jakarta sudah sangat merata dan menjanjikan masa depan mobilitas perkotaan yang lebih baik.

Melalui akun media sosial X resminya, Anies Baswedan menunjukkan pandangannya dengan membagikan foto suasana stasiun MRT dan jalur pejalan kaki di Jakarta. Gambar-gambar ini, menurut Anies, menunjukkan kemiripan dengan fasilitas di Jepang. "Jepang? Bukan. Ini di Jakarta," tulis Anies, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada periode 2017-2022, dalam unggahannya.

Dia melanjutkan dengan pernyataan bahwa jika Jepang terkenal dengan integrasi transportasinya lewat Tokyo, maka Jakarta juga tidak boleh diremehkan. Jakarta menawarkan peta integrasi transportasi umum yang dia klaim setara dengan Tokyo. "Tapi nggak kalah dari Tokyo, kita di Jakarta juga punya peta integrasi transportasi umum lengkap versi terkini (Januari 2025) karya teman-teman Transport for Jakarta," ujar Anies.

Anies tidak hanya berbicara, tetapi juga memperlihatkan aksi nyata dengan sering menggunakan transportasi umum dalam kesehariannya. Mantan Menteri Pendidikan era Jokowi ini kerap terlihat menaiki MRT atau TransJakarta, terkadang juga mengajak keluarganya untuk merasakan pengalaman naik transportasi umum yang terintegrasi.

Menurut data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan signifikan dalam penggunaan transportasi umum di Jakarta. Dari Januari hingga Juni 2024, jumlah pengguna transportasi umum mencapai 190 juta. Bahkan, TransJakarta dilaporkan melayani lebih dari 1,1 juta penumpang setiap harinya. Angka-angka ini menunjukkan bahwa Jakarta semakin mendekati standarisasi kota-kota besar dunia dalam hal mobilitas publik.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai bahwa perkembangan ini harus disambut baik, tetapi juga mengingatkan pentingnya peran pejabat publik dalam memberikan contoh penggunaan transportasi umum. MTI mengusulkan agar pejabat di Jakarta mengikuti jejak negara-negara maju seperti Swedia, di mana pejabat terbiasa menggunakan transportasi massal.

"Perhitungkan, sekarang setiap hari lebih dari 100-an kendaraan harus dikawal polisi menuju tempat beraktivitas, jalan-jalan di Jakarta akan semakin macet dan membikin pengguna jalan menjadi stress dengan bunyi-bunyian sirene kendaraan patwal," ungkap Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI. Dia berharap agar pejabat di Jakarta mulai beralih ke transportasi umum sebagai contoh bagi masyarakat.

Djoko menambahkan bahwa ketersediaan layanan angkutan umum di Jakarta telah sedemikian merata dan bisa bersaing dengan kota dunia lainnya. "Artinya, ketersediaan layanan angkutan umum di Jakarta sudah sedemikian merata tidak jauh berbeda dengan kota dunia lainnya yang masyarakat dan pejabat sudah terbiasa menggunakan angkutan umum. Angkutan umum yang tersedia di Jakarta sudah beragam, seperti ojek, bajaj, mikrolet, bus, KRL, LRT hingga MRT," jelasnya.

Dari perspektif ini, Djoko juga menekankan bahwa kendaraan khusus untuk pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia sebaiknya hanya untuk presiden dan wakil presiden, memperlihatkan pentingnya efisiensi dan keteladanan dalam pengaturan transportasi.

Sebagai penutup, klaim Anies Baswedan bahwa transportasi umum Jakarta selevel Tokyo harus didukung dengan kebijakan dan tindakan nyata. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, visi ini bukan hanya impian, tetapi bisa menjadi kenyataan. Tranformasi Jakarta akan menjadi inspirasi bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia untuk mengembangkan sistem transportasi publik yang lebih baik dan berkelanjutan.

Terkini