Penundaan Produksi OPEC Picu Lonjakan Harga Minyak

Penundaan Produksi OPEC  Picu Lonjakan Harga Minyak
Penundaan Produksi OPEC Picu Lonjakan Harga Minyak

JAKARTA - Harga minyak mentah menunjukkan tren bullish yang mengesankan di tengah isyarat penundaan peningkatan produksi yang direncanakan oleh OPEC+ serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Kondisi ini menarik perhatian pasar global dan pelaku industri yang terus memantau perkembangan terbaru terkait kebijakan produksi minyak.

Menurut data dari Trading Economics, pada Rabu 4 Desember 2024 pukul 12.41 WIB, minyak mentah tercatat menguat 0,13% mencapai US$ 70,074 per barel. Sementara itu, minyak Brent diperdagangkan pada level US$ 73,82 per barel, naik sebesar 0,23% dalam sehari. Pergerakan harga yang positif ini tidak terlepas dari berbagai faktor geopolitik dan ekonomi yang mempengaruhi pasar.

Girta Yoga, seorang analis dari Research Development ICDX, mengungkapkan bahwa meski ekonomi Tiongkok, negara importir terbesar minyak dunia, tengah lesu, adanya sinyal penundaan peningkatan produksi minyak dari OPEC+ berhasil mendukung harga untuk tetap berada dalam tren bullish. "Ditengah lesunya pergerakan ekonomi China yang merupakan importir terbesar minyak, isyarat penundaan peningkatan produksi OPEC+ berhasil mendorong harga minyak tetap dalam tren bullish," ujar Yoga.

Kondisi ekonomi Tiongkok, yang mengalami perlambatan, juga tercermin dari aktivitas sektor jasa yang turun menjadi 51,5 pada bulan November dari 52,0 pada bulan Oktober. Penurunan ini disebabkan oleh tekanan terhadap pertumbuhan bisnis baru, termasuk sektor ekspor, di tengah ancaman kebijakan naiknya tarif AS yang digalakkan oleh Trump. Hal ini menambah kekhawatiran tentang permintaan global yang bisa berdampak pada harga energi.

Laporan terbaru dari grup industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik sebesar 1,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 29 November. Selain itu, peningkatan stok bensin sebesar 4,6 juta barel juga mengindikasikan adanya permintaan yang lesu di pasar energi AS, yang seharusnya menjadi perhatian pelaku industri.

Di sisi lain, kabar dari aliansi OPEC menunjukkan bahwa organisasi tersebut bersama sekutunya tengah membahas perjanjian untuk menunda peningkatan produksi selama tiga bulan ke depan. "Rencana penundaan ini juga merupakan usulan utama yang akan dibahas dalam pertemuan daring tanggal 4 Desember, dan sejauh ini belum ada yang menentang," jelas Yoga dalam riset harian yang dirilis pada Rabu,4 Desember 2024

Salah satu faktor eksternal yang turut mempengaruhi tren kenaikan harga minyak adalah eskalasi ketegangan di Timur Tengah. Pada hari Selasa, Israel menyatakan ancaman akan memulai kembali konflik dengan kelompok Hizbullah jika mereka gagal menjalankan gencatan senjata. Israel mengindikasikan bahwa serangan berikutnya mungkin lebih luas dan bahkan dapat menargetkan negara Lebanon, yang tentunya akan meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap suplai minyak dari kawasan tersebut.

Dengan semua faktor yang saling berkaitan ini, Girta Yoga memproyeksi bahwa harga minyak memiliki peluang kuat untuk melanjutkan tren bullish. "Berdasarkan analisa ini, kami memproyeksikan bahwa harga minyak punya peluang melanjutkan tren bullish. Minyak berpotensi menemui posisi US$ 72 per barel, namun tetap perlu waspada terhadap sentimen negatif," paparnya.

Tentu, pasar perlu tetap waspada terhadap kemungkinan adanya sentimen negatif yang dapat membalikkan situasi. Jika sentimen negatif mengemuka, harga minyak berpotensi turun ke level support terdekat di US$ 67 per barel. Para pelaku pasar dan analis akan terus memantau perkembangan terbaru dari OPEC+ dan situasi geopolitik untuk menentukan arah pergerakan harga minyak selanjutnya.

Dalam lanskap ekonomi dan geopolitik global yang dinamis ini, pengawasan ketat terhadap kebijakan produksi minyak, serta perkembangan konflik di Timur Tengah, akan sangat menentukan stabilitas dan prospek harga minyak di masa depan. Menjaga keseimbangan antara produksi yang stabil dan demand global yang fluktuatif menjadi tantangan utama bagi para pelaku industri energi.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Delta Dunia Akuisisi 19,9 Persen Saham 29Metals, Dorong Diversifikasi Portofolio

Delta Dunia Akuisisi 19,9 Persen Saham 29Metals, Dorong Diversifikasi Portofolio

Temuan Cadangan Minyak Baru di Sumur Eksplorasi PPC 1: Harapan Baru Ketahanan Energi

Temuan Cadangan Minyak Baru di Sumur Eksplorasi PPC 1: Harapan Baru Ketahanan Energi

Siaga Nataru 2024 2025 PLN Pastikan Kesiapan Personel dan Peralatan di Madiun

Siaga Nataru 2024 2025 PLN Pastikan Kesiapan Personel dan Peralatan di Madiun

Delta Dunia Akuisisi 19,9 Persen Saham 29Metals, Dorong Diversifikasi Portofolio

Delta Dunia Akuisisi 19,9 Persen Saham 29Metals, Dorong Diversifikasi Portofolio

Temuan Cadangan Minyak Baru di Sumur Eksplorasi PPC 1: Harapan Baru Ketahanan Energi

Temuan Cadangan Minyak Baru di Sumur Eksplorasi PPC 1: Harapan Baru Ketahanan Energi