Kapuas Hulu, sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Kalimantan Barat, dikenal memiliki berbagai objek wisata alam yang memukau. Beberapa lokasi seperti Bukit Semugang, Medang Pulang, Danau Sentarum, Batu Ancau, dan Sungai Utik telah lama menjadi destinasi favorit wisatawan. Namun, salah satu objek wisata yang tak kalah menarik, Kolam Bunga Lita, tampaknya belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.
Keindahan Kolam Bunga Lita
Kolam Bunga Lita terletak di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 45 menit dari ibu kota kabupaten, Putussibau. Meski tergolong mudah dijangkau, objek wisata ini masih relatif sepi pengunjung, hingga seolah terlupakan dari peta pariwisata Kapuas Hulu. "Di sini ada jeram Gurung Makai, ada kolam pemandian Bunga Lita, dan situs Batu Babi. Selama ini orang tahunya hanya dari mulut ke mulut," ungkap Yohanes Aloysius Rewa, pemilik kawasan wisata tersebut.
Sebagai salah satu daya tarik, kawasan wisata ini menawarkan lebih dari sekadar kolam pemandian. Terdapat Gurung Makai, yang dalam bahasa Dayak Suruk berarti jeram, serta situs batu yang menyimpan berbagai legenda dan cerita rakyat. "Gurung ini bahasa Dayak Suruk. Kalau bahasa Indonesianya jeram," jelas Yohanes.
Legendanya yang Memikat
Yang membuat Kolam Bunga Lita semakin menarik adalah cerita rakyat yang melatarbelakanginya. Menurut Yohanes, kolam ini konon merupakan tempat mandi para bidadari. "Kalau kolam pemandian Bunga Lita ini adalah tempat pemandian para bidadari. Sebelumnya, kolam ini adalah wadah susu. Bidadari mandi di sini. Itulah cerita yang kami percayai secara turun temurun dari para leluhur kami," ujarnya.
Tidak jauh dari Kolam Bunga Lita, terdapat juga situs Batu Babi. Menurut legenda, Batu Babi ini dulunya adalah babi peliharaan warga yang mengalami perubahan wujud menjadi batu. Bahkan, dipercaya terdapat tiga babi, tempat makan babi, dan seorang perempuan yang sedang hamil turut bertransformasi menjadi batu.
Ritual Unik di Kolam Bunga Lita
Selain menikmati keindahan alam yang ada, pengunjung yang datang ke Kolam Bunga Lita disarankan untuk melakukan sebuah ritual sebelum mandi. Yohanes mengingatkan, "Sebelum mandi di Kolam Bunga Lita, pengunjung disarankan untuk melempar logam, seperti uang koin, jarum, atau paku serta meminta izin kepada kolam tersebut."
Di kawasan ini, juga ada Kolam Brem yang tidak boleh digunakan untuk mandi atau bahkan sekadar mencuci muka. Yohanes menjelaskan, "Kolam Brem ini tidak boleh dipakai. Jangan cuci muka, apalagi meminumnya. Bisa gila. Karena dulunya itu adalah wadah arak. Tapi kalau kolam Bunga Lita ini justru bagus, karena terbuat dari wadah susu."
Prospek Pengembangan Pariwisata
Dengan kekayaan legenda dan keindahan alamnya, Kolam Bunga Lita memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan di Kapuas Hulu. Yohanes Aloysius Rewa sebagai pemilik kawasan wisata ini berambisi untuk mempopulerkannya lebih luas. "Kawasan wisata ini memang belum banyak dikenal orang. Karena itu, saya berniat untuk mengembangkannya agar bisa menjadi kawasan wisata unggulan," tegasnya.
Pengembangan objek wisata ini tentu memerlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat setempat, serta para pelaku usaha pariwisata. Infrastruktur yang memadai dan promosi yang gencar diperlukan agar situs ini bisa dikenal lebih luas oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.