JAKARTA - Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Selasa, 4 Februari 2025, menjadi saksi momen istimewa ketika Anggito Abimanyu, Wakil Menteri Keuangan, resmi dikukuhkan sebagai guru besar. Acara prestisius ini tidak hanya ditandai dengan formalitas akademik, tetapi juga diwarnai oleh kehadiran sejumlah tokoh nasional, yang menjadikannya sebagai ajang reuni yang hangat. Acara ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UGM, memungkinkan publik untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Salah satu tokoh penting yang hadir adalah Anies Baswedan, yang dikenal luas atas kontribusinya dalam dunia pendidikan dan politik Indonesia. Anies tiba dengan mengenakan batik bernuansa merah kecokelatan, berjalan santai menuju Balai Senat sambil menyapa para hadirin dengan senyum khasnya. Kehadirannya menambah semarak suasana di acara penting ini.
Di antara perjalanan menuju pintu masuk, Anies bertemu dengan Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin. Kedua tokoh ini, yang pernah berpasangan dalam Pilpres 2024, terlihat sangat akrab dan langsung terlibat dalam obrolan yang hangat. Sesekali terdengar tawa ringan di antara mereka, mencerminkan keterikatan emosional dan persahabatan yang erat. Ini adalah momen nostalgia bagi Anies dan Cak Imin, yang keduanya adalah alumni UGM, kampus yang berperan penting dalam perjalanan akademik mereka.
Acara dalam Balai Senat berlangsung dengan khidmat, dimulai dengan pengukuhan Anggito Abimanyu sebagai guru besar. Setelah selesai, Anies Baswedan beserta tokoh-tokoh lainnya memberikan ucapan selamat kepada Anggito. "Selamat atas pencapaian ini, Pak Anggito. Ini adalah tonggak penting yang menambah daftar panjang kontribusi Anda bagi negeri ini," ujar Anies. Dalam momen itu, Anies menjabat tangan Anggito dengan erat dan penuh antusias, lalu memeluknya sebagai ungkapan rasa hormat dan kebanggaan. Percakapan singkat dan candaan ringan di antara mereka semakin menambah kehangatan suasana.
Selain Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, ajang ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh politik terkemuka lainnya, seperti Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang juga merupakan alumni UGM dan pernah bersaing dalam Pilpres 2024. Hadir pula Wapres ke-11 RI Boediono, Wapres ke-13 RI Ma’ruf Amin, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Wiranto. Kehadiran tokoh-tokoh ini menambah bobot acara pengukuhan, sekaligus menjadi ajang reuni bagi para alumni UGM yang telah sukses meniti karier di tingkat nasional.
Di tengah atmosfer formal acara, interaksi antar tokoh tetap hangat dan penuh keakraban. Tatapan penuh hormat, senyum ramah, dan candaan di sela-sela acara menciptakan nuansa lebih hidup di Balai Senat UGM. Pengukuhan Anggito Abimanyu menjadi lebih daripada sekadar seremoni akademik; ini adalah momen spesial yang mempertemukan kembali para tokoh bangsa dalam satu tempat yang sarat dengan kenangan akan masa kuliah mereka.
Anggito Abimanyu sendiri adalah seorang ekonom terkemuka yang telah banyak berkontribusi dalam pemerintahan dan dunia ekonomi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2017-2022, serta memiliki pengalaman sebagai Komisaris BRI Syariah dan Chief Economist BRI dari 2014 hingga 2017. Sebelumnya, Anggito juga pernah menjadi Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama, serta Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Saat ini, Anggito menjabat sebagai Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, serta berperan aktif sebagai dosen.
Pengukuhan ini menandai puncak dari karier panjang dan sukses Anggito Abimanyu di dunia akademis dan pemerintahan. Acara ini tidak hanya membawa makna personal bagi Anggito, tetapi juga mencerminkan dukungan dan pengakuan dari rekan-rekan, kerabat, dan tokoh-tokoh terkemuka atas kontribusi besarnya bagi Indonesia. Tidak diragukan lagi, pengukuhan guru besar ini menjadi salah satu momen bersejarah yang akan diingat oleh banyak pihak, baik yang hadir secara langsung di Balai Senat UGM maupun yang menyaksikannya secara daring.