AMBON - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025, kekhawatiran warga Maluku atas pemadaman listrik yang kerap terjadi kembali disorot. Anggota Komisi II DPRD Maluku, Ary Sahertian, mengecam kebiasaan PT PLN UIW Maluku dan Maluku Utara yang dianggap sering memadamkan listrik tanpa ada pemberitahuan resmi, terutama mendekati hari-hari besar keagamaan.
Pada hari Jum'at, 20 Desember 2024, Ary Sahertian menyatakan kekesalannya di depan wartawan di Ambon. "Ini listrik merupakan kebutuhan primer, dalam menopang semua aktivitas masyarakat. Sampai sekarang DPRD belum mendapat informasi resmi dari pihak PLN yang merupakan mitra Komisi II terhadap pemadaman listrik," ujar Sahertian.
Keluhan mengenai ketidakstabilan pasokan listrik di Maluku, khususnya di Kota Ambon, telah lama menghantui warga. Pemadaman tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga mengurangi kenyamanan masyarakat dalam merayakan hari besar. Ditambah lagi, kejadian ini kerap muncul tanpa peringatan, membuat masyarakat kesal dan menuntut transparansi dari PLN.
Dalam rapat perdana bersama pihak PLN, Komisi II DPRD menekankan pentingnya menghindari pemadaman listrik, terutama saat menyambut hari-hari besar, termasuk Natal dan Tahun Baru. "Sisa tinggal beberapa hari saja, jangan merusak kedamaian masyarakat menyambut Natal. Kepada PLN tolong melihat dan mengevaluasi kinerja, supaya harapan masyarakat terkait lampu ini tidak mati," tegas Sahertian.
Politisi PKB Maluku ini menekankan agar PLN menempatkan komitmen pelayanan masyarakat sebagai skala prioritas. Ia menuntut agar PLN transparan, jika memang ada masalah teknis yang mengharuskan pemadaman, sebaiknya disampaikan kepada publik. "Kalau misalnya memang ada hal-hal yang menjadi kerusakan, PLN mesti disampaikan ke publik. Jangan tiba-tiba acara Natal lampunya padam, kan menganggu kedamaian hati masyarakat. Karena itu, lampu harus menyala 24 jam mesti diperhatikan oleh PLN," sambungnya.
Keinginan masyarakat agar menikmati momen Natal dan Tahun Baru tanpa gangguan listrik menjadi sebuah pertaruhan bagi PLN. Hal ini dikarenakan dampak tak langsung dari pemadaman listrik dapat berimbas kepada sektor lain, mulai dari ekonomi hingga keamanan.
PLN sendiri dalam berbagai kesempatan sebelumnya menjanjikan perbaikan, namun kenyataannya hingga kini masih terjadi pemadaman yang acap kali tanpa peringatan. Sahertian dan pihak DPRD Maluku merasa perlu menegaskan tekanan kepada PLN agar lebih serius menanggapi keresahan warga.
Dukungan SAR juga mengingatkan pentingnya partisipasi dari tiap individu dalam menghemat penggunaan listrik, terutama di masa-masa puncak guna menjaga kestabilan sistem kelistrikan.
Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa pemadaman listrik masih terjadi di beberapa wilayah Maluku. Ketidakpastian ini membuat banyak warga mulai mempertanyakan kesiapan dan perhatian PLN dalam melayani kebutuhan dasar mereka. Dengan kondisi ini, tuntutan terhadap PLN semakin keras untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan solusi yang nyata.
Sebagai bagian dari pelayan publik, PLN dituntut untuk segera melakukan langkah-langkah strategis dalam mencegah pemadaman di masa mendatang. Peningkatan kualitas infrastruktur, perawatan rutin, dan peningkatan sumber daya manusia menjadi langkah konkret yang dapat diambil jangka panjang.
Menjelang akhir tahun ini, masyarakat Maluku berharap dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan damai dan penuh keceriaan tanpa rasa khawatir akan pemadaman listrik tiba-tiba. Kini, semua mata tertuju pada langkah kongkret yang akan diambil oleh PLN untuk menjawab tantangan ini. Dengan demikian, diharapkan cahaya lampu dapat terus bersinar menerangi malam Natal dan Tahun Baru, menciptakan momen tak terlupakan bagi seluruh warga Maluku.