JAKARTA - Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal Indonesia melakukan pertemuan penting dengan pimpinan penyedia indeks global MSCI di New York, Amerika Serikat.
Pertemuan ini menjadi momentum untuk membahas rencana penyesuaian metodologi penghitungan free float saham emiten Indonesia, yang dianggap krusial bagi transparansi dan integritas pasar modal.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman, bersama jajaran direksi SRO pekan lalu. Agenda utama adalah menyampaikan masukan pelaku pasar terkait wacana perubahan metodologi penghitungan free float yang diajukan MSCI.
Baca JugaBI Dorong Apple Buka NFC iPhone Agar QRIS Tap Bisa Digunakan
“Diskusi berjalan konstruktif, tetapi kami tetap menghormati independensi penyedia indeks,” ujar Jeffrey “Kita akan memantau perkembangan bersama.”
Harapan Penerapan Metodologi yang Adil dan Universal
Dalam pertemuan tersebut, SRO menyampaikan dua poin utama kepada MSCI. Pertama, diharapkan penerapan metodologi baru dilakukan secara universal dan tidak bersifat diskriminatif terhadap pasar tertentu. Kedua, SRO membuka ruang diskusi terkait kekhawatiran MSCI mengenai kualitas dan struktur data free float saham Indonesia. Jeffrey menekankan bahwa Indonesia telah menerapkan kriteria free float lebih ketat dibandingkan beberapa bursa global.
“Kami menyampaikan bahwa Indonesia sudah menerapkan kriteria free float lebih ketat dibanding beberapa bursa lain,” jelas Jeffrey. Di Indonesia, kepemilikan saham di atas 5% oleh satu pihak tidak lagi diperhitungkan dalam formula free float, serupa dengan London Stock Exchange dan Stock Exchange of Thailand (SET). Sebaliknya, di beberapa bursa lain, kepemilikan saham hingga di atas 10% masih diperhitungkan, termasuk di Malaysia, Filipina, dan Jepang.
Rencana MSCI Gunakan Data KSEI Sebagai Referensi Tambahan
Sebagai latar belakang, pada akhir Oktober 2027 MSCI telah meminta masukan dari pelaku pasar terkait rencana penggunaan data publikasi pemegang saham dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai referensi tambahan dalam penghitungan free float saham emiten Indonesia. Sebelumnya, emiten Indonesia hanya diwajibkan melaporkan daftar pemegang saham di atas 5% kepada BEI. Data KSEI menyajikan kepemilikan saham berdasarkan kategori pemegang saham, sehingga memberikan gambaran lebih rinci mengenai kepemilikan di bawah 5%.
MSCI juga mengusulkan agar estimasi free float ditetapkan berdasarkan nilai terendah dari tiga pendekatan: penghitungan free float menurut keterbukaan informasi dan laporan emiten sesuai metodologi MSCI; estimasi free float berdasarkan data KSEI dengan mengelompokkan saham dan kategori pemegang tertentu sebagai non-free float; serta alternatif penghitungan data KSEI tanpa memasukkan kategori tertentu sebagai non-free float.
Konsultasi Pasar dan Implementasi Mendatang
Hingga 31 Desember 2025, MSCI masih membuka periode konsultasi dan masukan dari pelaku pasar. Hasil konsultasi dijadwalkan dirilis sebelum 30 Januari 2026. Jika proposal disahkan, implementasi akan dilakukan bersamaan dengan penyesuaian indeks MSCI pada Mei 2026.
Pertemuan ini dianggap strategis karena menyentuh aspek fundamental dalam penentuan indeks saham yang digunakan investor global. Dengan metodologi yang tepat, free float yang akurat dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Selain itu, transparansi ini mendukung pertumbuhan pasar saham domestik, mengurangi risiko distorsi harga, dan memastikan aliran modal asing tetap sehat.
Penguatan Kerjasama SRO dan MSCI
Jeffrey menekankan bahwa hubungan konstruktif antara SRO Indonesia dan MSCI menjadi kunci untuk memastikan pasar modal Indonesia tetap kompetitif di kancah internasional. “Kami ingin MSCI memahami struktur dan kualitas data yang kita miliki, sehingga setiap penyesuaian metodologi tetap relevan dan adil bagi pasar Indonesia,” ujarnya.
SRO Indonesia menegaskan bahwa konsultasi dengan pelaku pasar adalah bagian dari komitmen menjaga keterbukaan informasi dan memastikan semua pihak memahami dampak metodologi baru. Diskusi ini juga membuka peluang bagi investor dan manajer aset untuk menyesuaikan strategi investasi mereka dengan perhitungan free float terbaru, yang lebih akurat dan transparan.
Dengan adanya rencana penyesuaian metodologi free float, pasar modal Indonesia diharapkan dapat menarik lebih banyak investor global, meningkatkan likuiditas, dan memfasilitasi pertumbuhan emiten domestik melalui akses modal yang lebih luas.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Resep Chicken Steak Ala Resto Rumahan dengan Saus Melimpah Praktis yang Harus di Coba
- Kamis, 18 Desember 2025
10 Rekomendasi Kuliner Legendaris Surabaya Lezat Ikonik Penuh Cerita yang Wajib di Coba
- Kamis, 18 Desember 2025
Resep Waterless Chicken Claypot Praktis, Gurih, dan Hangatkan Suasana Rumah
- Kamis, 18 Desember 2025
Berita Lainnya
Laba Fintech Lending Lampaui Pencapaian Tahun Lalu Capai Rp 2,09 Triliun per Oktober 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
Update Harga Emas Antam 18 Desember 2025 Stabil di Rp 2,47 Juta Per Gram
- Kamis, 18 Desember 2025
Update Pergerakan IHSG Hari Ini, 18 Desember 2025 dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis
- Kamis, 18 Desember 2025
Simak Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 18 Desember 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
BI Tahan Suku Bunga, Momentum Penguatan IHSG Terlihat Mulai Melandai
- Kamis, 18 Desember 2025
Terpopuler
1.
NASA Ungkap Penjelasan Fenomena Ubur Ubur Merah di Langit
- 18 Desember 2025
2.
Solusi Ampuh Atasi HP Lemot Akibat Memori Penuh
- 18 Desember 2025
3.
2.617 Pinjol dan Investasi Bodong Diblokir OJK
- 18 Desember 2025
4.
iPhone 18 Pro Hadir dengan Desain Baru Revolusioner
- 18 Desember 2025
5.
MyRepublic Salurkan Bantuan Kemanusiaan dan Literasi Digital Medan
- 18 Desember 2025











