Studi Baru: Scroll TikTok dan Reels Berlebihan Berpotensi Mengganggu Fungsi Otak
- Kamis, 27 November 2025
JAKARTA - Di tengah popularitas platform seperti TikTok, Reels, dan YouTube Short, masyarakat kini semakin terbiasa menikmati tayangan yang cepat, ringan, dan selalu diperbarui.
Pola konsumsi ini membuat banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan scrolling tanpa jeda. Kebiasaan tersebut telah memunculkan istilah brain rot, sebuah kondisi yang menggambarkan penurunan kemampuan mental karena terlalu sering terpapar konten digital yang minim tantangan. Fenomena ini bukan lagi sekadar istilah di internet, tetapi mulai terbukti secara ilmiah sebagai ancaman nyata bagi fungsi otak.
Riset Psikologi Ungkap Efek Nyata Video Pendek pada Otak
Baca Juga10 Inspirasi Nama Bayi Indah dari Kota-Kota Klasik di Seluruh Dunia
Menurut laporan Euro News, temuan baru dari American Psychological Association menyoroti bahwa kerusakan otak akibat konsumsi konten durasi pendek bukanlah sekadar anggapan.
Riset berjudul Feeds, Feelings, and Focus: A Systematic Review and Meta-Analysis Examining the Cognitive and Mental Health Correlates of Short-Form Video Use menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap video pendek dapat berdampak langsung pada kemampuan kognitif. Penelitian tersebut menegaskan bahwa sindrom neurokognitif yang muncul telah memiliki indikator kerusakan yang terukur.
Dampak Konten Pendek terhadap Fokus dan Kualitas Tidur
Studi ini menemukan bahwa video berdurasi singkat seperti TikTok, Reels, dan YouTube Short dapat menurunkan performa otak, termasuk kemampuan mempertahankan fokus, mengatur konsentrasi, dan menjaga kualitas tidur.
Ketika seseorang terlalu lama terlibat dalam aktivitas scrolling, produktivitas mereka menurun karena otak mengalami kelelahan akibat stimulasi berlebihan. Sifat konten yang cepat dan adiktif membuat pengguna tidak menyadari berapa banyak waktu yang mereka habiskan. Pada akhirnya, kebiasaan tersebut berdampak pada ritme tidur, tingkat kewaspadaan, dan performa kerja atau belajar sehari-hari.
Perilaku Scrolling yang Semakin Menguat pada Anak Muda
Dari total 98.299 partisipan yang dianalisis dalam 71 studi, para peneliti menemukan pola yang jelas: semakin sering seseorang menonton video pendek, semakin buruk kemampuan kognitif mereka, terutama dalam hal atensi dan kontrol inhibisi. Pada kelompok anak muda, kecenderungan ini semakin kuat karena rasa takut tertinggal informasi (fear of missing out).
Kombinasi antara sifat adiktif platform dan kebutuhan untuk terus mengikuti tren membuat mereka secara tidak sadar menghabiskan waktu hingga rata-rata 6,5 jam per hari untuk scrolling. Kebiasaan tersebut sering dilakukan hingga larut malam, sebuah perilaku yang memberi ancaman besar terhadap kesehatan mental dan fisik mereka.
Bagaimana Paparan Konten Cepat Mengubah Sistem Penghargaan Otak
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa paparan konsisten terhadap konten yang sangat cepat dan merangsang dapat memicu pembiasaan dalam otak. “Menurut kerangka kerja ini, paparan berulang terhadap konten yang sangat merangsang dan bertempo cepat dapat berkontribusi pada pembiasaan, di mana pengguna menjadi tidak peka terhadap tugas-tugas kognitif yang lebih lambat dan membutuhkan usaha lebih seperti membaca, pemecahan masalah, atau pembelajaran mendalam,” demikian penjelasan dalam studi itu. Dengan kata lain, otak menjadi terbiasa menerima rangsangan instan sehingga sulit kembali fokus pada aktivitas yang memerlukan ketekunan.
Konsekuensi Mental dari Konsumsi Konten Digital Berlebihan
Ketika sistem penghargaan otak terus distimulasi oleh konten yang serbacepat, kebiasaan menggunakan platform digital akan semakin menguat. Tidak hanya berdampak pada kecenderungan isolasi sosial, pembiasaan tersebut juga berisiko menurunkan kepuasan hidup, memperburuk harga diri, dan memengaruhi citra tubuh seseorang. Riset juga menunjukkan adanya kaitan antara intensitas penggunaan video pendek dengan meningkatnya rasa cemas dan kesepian. Hal ini terjadi karena pola penggunaan yang berkelanjutan cenderung mengurangi interaksi sosial langsung dan membuat pengguna lebih terpaku pada dunia digital.
Pentingnya Penelitian Lanjutan untuk Kesehatan Kognitif Masyarakat
Secara garis besar, temuan ini memberikan peringatan bahwa konsumsi berlebihan terhadap konten digital berkualitas rendah membawa dampak signifikan pada kesehatan otak.
Semakin sering seseorang menonton video pendek, semakin pendek pula rentang perhatian mereka, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan berpikir kritis dan kondisi mental secara keseluruhan. Para peneliti menegaskan, “Secara keseluruhan, temuan ini menyoroti pentingnya memahami implikasi kesehatan yang lebih luas dari penggunaan video durasi pendek (SFV), mengingat perannya yang luas dalam kehidupan sehari-hari dan potensinya untuk memengaruhi kesehatan, perilaku, dan kesejahteraan.”
Studi tersebut juga menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk menggali lebih jauh dampak penggunaan video pendek terhadap berbagai aspek kesehatan yang belum banyak diteliti, seperti kesehatan kognitif dan fisik. Kajian lebih mendalam dapat membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kebiasaan digital memengaruhi masyarakat modern. Selain itu, temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam menyusun pendekatan berbasis penelitian untuk membantu publik terlibat secara lebih seimbang dengan konten digital berdurasi singkat.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Summarecon Serpong Catat Penjualan Fantastis Rp 600 Miliar dari Klaster Bellefont Premium
- Kamis, 27 November 2025
BOSNET Perkuat Distribusi FMCG Nasional dengan Strategi Efisiensi Modern
- Kamis, 27 November 2025
PELNI Mobile: Solusi Cepat dan Aman Beli Tiket Kapal Laut Tanpa Antre
- Kamis, 27 November 2025
Update Rute dan Jadwal Lengkap Kapal Pelni KM Wilis 1-16 Desember 2025
- Kamis, 27 November 2025
Berita Lainnya
Rekomendasi 5 Sayuran Tinggi Kalsium yang Mudah Ditemui di Indonesia
- Kamis, 27 November 2025
Benarkah Banyak Makan Sayur Bisa Bantu Turunkan Berat Badan? Ini Penjelasan Dokter
- Kamis, 27 November 2025


_targetkan_laba_bersih_rp233_miliar_tahun_ini.jpg)









