Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja, Mana yang Lebih Rentan Mengalami Stres?
- Selasa, 25 November 2025
JAKARTA - Pertanyaan mengenai siapa yang lebih rentan stres antara ibu rumah tangga dan ibu pekerja terus menjadi pembahasan yang relevan.
Banyak perempuan berada pada posisi yang menuntut mereka menyeimbangkan peran keluarga, diri sendiri, hingga tuntutan sosial. Di tengah segala dinamika tersebut, tekanan mental dapat muncul dalam berbagai bentuk—baik pada ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah maupun pada ibu yang menekuni pekerjaan profesional. Kondisi inilah yang membuat perbandingan keduanya selalu menarik untuk dikaji dari sudut pandang kesehatan mental.
Meski masyarakat kerap memandang salah satu peran lebih berat dari yang lain, para pakar menekankan bahwa setiap ibu memiliki tantangan unik yang dapat memengaruhi kondisi psikis mereka.
Baca JugaVivo X300 Ultra Hadir 2026, Ungkap Teknologi Kamera dan Spesifikasinya
Faktor biologis, sosial, dan budaya sering menciptakan tekanan tambahan bagi perempuan, terlepas dari status pekerjaan mereka. Hal ini disampaikan oleh Dr. RC Jiloha, Senior Konsultan Psikiatri di Paras Hospitals, Gurugram. Menurutnya, kesehatan mental perempuan tidak hanya dipengaruhi situasi pekerjaan, melainkan serangkaian aspek yang kompleks.
“Ada alasan biologis, sosial, dan budaya yang membuat perempuan lebih rentan mengalami gangguan mental. Setiap peran, baik sebagai ibu rumah tangga maupun pekerja, memiliki tekanan masing-masing,” ujar Jiloha, dikutip dari Hindustan Times.
Tantangan Mental pada Ibu Rumah Tangga
Banyak orang menilai menjadi ibu rumah tangga sebagai pekerjaan yang tidak memiliki jeda. Aktivitas mengurus anak, mengelola rumah, dan bahkan mengurus orangtua membuat peran ini sangat menguras energi. Sayangnya, pekerjaan itu sering dianggap kewajiban sehingga jarang diapresiasi. “Pekerjaan rumah tangga kerap dianggap kewajiban, bukan sesuatu yang perlu dihargai. Hal ini membuat banyak ibu rumah tangga merasa tidak puas dan mudah cemas,” kata Jiloha.
Di samping itu, isolasi sosial menjadi masalah yang sering muncul. Minimnya interaksi dengan lingkungan luar dapat menimbulkan perasaan kesepian yang kemudian memengaruhi kesehatan mental.
Psikiater sekaligus pendiri Manasthali, Dr. Jyoti Kapoor, menambahkan bahwa kondisi rumah tangga juga dapat menjadi sumber stres signifikan. “Banyak ibu rumah tangga yang terjebak dalam pernikahan penuh konflik, mengalami kekerasan domestik, atau ketidakpuasan seksual. Semua ini bisa menjadi pemicu depresi dan gangguan kecemasan,” jelas Kapoor.
Tantangan yang Dialami Ibu Pekerja
Sementara itu, ibu pekerja menghadapi tekanan dalam bentuk yang berbeda. Mereka menanggung beban ganda: menyelesaikan pekerjaan profesional dengan tuntutan waktu sekaligus menangani urusan rumah tangga setelah pulang kerja. Tekanan tersebut sering membuat keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi sulit dicapai.
“Bahkan saat libur, banyak dari mereka tetap menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau mendampingi anak. Kondisi ini dapat menyebabkan burnout,” jelas Jiloha. Gejala burnout biasanya ditandai dengan menurunnya produktivitas, mudah lelah, dan hilangnya motivasi dalam menjalani aktivitas harian. Beban mental semakin besar ketika ibu pekerja terus melakukan multitasking tanpa memberikan waktu istirahat yang memadai untuk diri sendiri.
Siapa yang Lebih Rentan Stres?
Menjawab siapa yang lebih rentan stres ternyata tidak sesederhana membandingkan dua peran. Para ahli menilai ibu pekerja memiliki keuntungan tertentu karena mereka mendapatkan ruang untuk bersosialisasi, berkembang, dan memperoleh kemandirian. “Seorang ibu pekerja mendapatkan kemandirian finansial, rasa percaya diri, dan kesempatan bersosialisasi di luar rumah. Hal itu membantu mereka lebih tahan terhadap pikiran negatif,” tutur Jiloha.
Namun demikian, tidak berarti ibu rumah tangga selalu berada dalam posisi yang lebih tertekan. Kapoor menjelaskan bahwa stres dapat dialami siapa saja dan muncul dari beragam faktor. “Kita tidak bisa menyimpulkan hanya satu pihak yang lebih tertekan. Stres bisa muncul dari berbagai sumber, baik pekerjaan, keluarga, maupun diri sendiri,” katanya.
Dengan kata lain, kondisi stres tidak dapat diukur hanya dari apakah seorang ibu bekerja atau tidak. Penentu utamanya justru terletak pada lingkungan pendukung, dinamika keluarga, kualitas hubungan dengan pasangan, serta bagaimana peran-peran tersebut dijalankan sehari-hari.
Dukungan sebagai Kunci Kesehatan Mental Ibu
Baik ibu rumah tangga maupun ibu pekerja membutuhkan dukungan emosional agar tekanan mental tidak semakin berat. Apresiasi dari pasangan, pembagian tugas rumah tangga yang setara, serta ruang untuk me time dapat menjadi fondasi yang kuat dalam menjaga kesehatan mental.
Para ahli sepakat bahwa perempuan membutuhkan pengakuan dan penghargaan atas peran yang mereka jalani. “Setiap perempuan berhak merasa dihargai atas apa yang ia lakukan, baik di rumah maupun di tempat kerja. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat penting agar mereka tidak merasa terbebani sendirian,” kata Kapoor.
Ibu rumah tangga rentan mengalami isolasi dan kurangnya apresiasi, sementara ibu pekerja lebih sering bergulat dengan burnout akibat beban ganda. Masing-masing memiliki tekanan khas yang sama-sama bisa memicu stres. Karena itu, pemahaman dan dukungan lingkungan menjadi faktor krusial agar perempuan dapat menjalani tanggung jawab mereka tanpa terbebani secara emosional.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional
- Rabu, 26 November 2025
Berita Lainnya
Intip 4 Manfaat Tersembunyi Rosemary Oil untuk Wajah agar Jerawat Cepat Sembuh
- Rabu, 26 November 2025
Terpopuler
1.
2.
Peneliti Indonesia Jadi Penulis Utama Temuan Rafflesia Hasseltii
- 26 November 2025
3.
Cara Menghilangkan Iklan di HP Vivo yang Tiba-tiba Muncul
- 26 November 2025
4.
7 Penyebab Aki Mobil Habis Sendiri dan Cara Mengatasinya
- 26 November 2025
5.
Self Reward Adalah dan Pentingnya Bagi Diri Sendiri
- 26 November 2025










