Pelindo Dorong Pembangunan Pelabuhan Transhipment, Ini Keuntungan dan Tantangannya
- Rabu, 19 November 2025
JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tengah menyiapkan strategi untuk menghadirkan pelabuhan transhipment di Indonesia, dengan tujuan memperkuat posisi negara dalam logistik global dan bersaing dengan pelabuhan di Singapura maupun Malaysia.
Pelabuhan transhipment menjadi titik vital karena berfungsi sebagai pusat transit kargo internasional, memperpendek waktu pengiriman, serta membuka rute langsung ke berbagai negara.
Hingga 2024, Pelindo telah menangani 18,8 juta TEUs, namun hampir seluruhnya terdiri dari kargo lokal. “Ke depannya kami akan mencoba mendorong transhipment untuk bisa berkompetisi dengan tetangga-tetangga kita,” ungkap Arif.
Baca JugaPengoperasian PLTS Baru CDIA Dorong Efisiensi dan Transisi Energi Industri
Persaingan Regional dan Tantangan Indonesia
Pelabuhan di Singapura, Tanjung Pelepas, dan Port Klang di Malaysia, menikmati aktivitas logistik lebih tinggi karena menjadi titik transit utama. Dari 18,8 juta TEUs yang dilayani Pelindo, sekitar 8,5 juta merupakan kargo internasional. Lebih dari tiga juta kontainer melakukan transit di tiga pelabuhan regional tersebut: 2,2 juta kontainer di Singapura, 650 ribu di Tanjung Pelepas, dan 300 ribu di Port Klang.
Situasi ini menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan peluang besar dalam transaksi kargo internasional karena sebagian besar harus transit di pelabuhan luar negeri sebelum mencapai tujuan akhir di Tanah Air.
Potensi Strategis Selat Malaka
Pelindo menilai Selat Malaka sebagai lokasi strategis untuk pelabuhan transhipment baru. Dengan letaknya yang sejalan dengan jalur pelayaran internasional, lokasi ini berpotensi menarik arus kargo yang selama ini melewati pelabuhan regional. Keberadaan pelabuhan sebagai lokasi transit sangat penting, mengingat Tanjung Priok, pelabuhan terbesar Indonesia, saat ini hanya terhubung dengan kurang dari 10 pelabuhan internasional.
Sebagai perbandingan, Singapura memiliki konektivitas ke 144 pelabuhan global, sedangkan Malaysia menghubungkan lebih dari 50 pelabuhan. “Bagaimana menghubungkan Indonesia secara ekonomi ke dunia global adalah melalui transhipment. Kalau lebih lama karena transit di tempat lain, implikasinya ke biaya juga,” jelas Arif.
Analisis Untung-Rugi Transhipment
Arif mengakui bahwa dari sisi komersial, pelabuhan transhipment kurang menguntungkan. Tarif layanan transhipment hanya separuh dari tarif gateway lokal, meski aktivitas operasional hampir sama. Hal ini berarti keuntungan finansial per operasional cenderung lebih rendah dibanding pelabuhan gateway biasa.
Namun, dari perspektif ekonomi nasional, transhipment justru memiliki manfaat strategis. Pelabuhan transhipment mampu mengurangi waktu transit, membuka rute langsung ke lebih banyak negara, dan menurunkan biaya logistik secara bertahap. “Secara finansial itu tidak menarik. Aktivitasnya sama, biayanya sama, tapi tarifnya bisa separuh. Namun secara ekonomi, transhipment bagus untuk negara,” tegasnya.
Pembangunan Transhipment sebagai Program Nasional
Arif menekankan bahwa pembangunan pelabuhan transhipment sebaiknya tidak hanya menjadi agenda korporasi Pelindo, melainkan program nasional yang melibatkan pemerintah. Sinergi ini diharapkan mampu memastikan keberhasilan pelabuhan transhipment dalam memperkuat konektivitas global Indonesia dan meningkatkan daya saing ekspor.
Untuk mewujudkan transhipment, kolaborasi dengan Agen Pelayaran Asing atau Main Line Operator (MLO) menjadi hal penting. “Jadi bagaimana menghubungkan Indonesia secara ekonomi ke dunia global adalah transhipment. Ini yang kami coba dorong kepada pemerintah, bahwa ini harus menjadi program bersama,” tambahnya.
Manfaat Strategis Bagi Ekonomi Nasional
Keberadaan pelabuhan transhipment tidak hanya bermanfaat bagi logistik, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi nasional. Dengan mempersingkat waktu transit dan membuka akses langsung ke pelabuhan internasional, biaya logistik dapat ditekan, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta membuka peluang ekspor baru.
Transhipment juga memungkinkan Indonesia memaksimalkan posisi geografisnya di jalur pelayaran internasional. Pelindo berharap pengembangan transhipment dapat menarik minat investor global, mendorong pertumbuhan industri logistik domestik, dan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Langkah Ke Depan dan Kolaborasi Internasional
Meski memiliki potensi besar, pengembangan pelabuhan transhipment menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kebutuhan investasi besar, koordinasi dengan operator global, dan penyesuaian tarif yang kompetitif. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, Pelindo, dan pelaku industri logistik internasional.
Dengan pendekatan strategis ini, Indonesia berpeluang menyaingi pelabuhan regional sekaligus meningkatkan kapasitas logistik nasional. Keberhasilan transhipment akan berdampak luas pada daya saing ekspor, efisiensi biaya logistik, dan penguatan posisi Indonesia di pasar global.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kemendagri Dorong Percepatan Laporan Progres Penegasan Batas Desa Nasional
- Rabu, 26 November 2025
Berita Lainnya
Kementerian UMKM Dorong Penguatan Usaha Lewat MikroDOTS Gratis di Pontianak
- Selasa, 25 November 2025
Simak Harga Token Listrik PLN Akhir November 2025 untuk Pelanggan Rumah Tangga
- Selasa, 25 November 2025
Terpopuler
1.
2.
Peneliti Indonesia Jadi Penulis Utama Temuan Rafflesia Hasseltii
- 26 November 2025
3.
Cara Menghilangkan Iklan di HP Vivo yang Tiba-tiba Muncul
- 26 November 2025
4.
7 Penyebab Aki Mobil Habis Sendiri dan Cara Mengatasinya
- 26 November 2025
5.
Self Reward Adalah dan Pentingnya Bagi Diri Sendiri
- 26 November 2025












