China Kuasai 75 Persen Kapasitas Pemurnian Nikel di Indonesia: Laporan Amerika Serikat Memicu Kekhawatiran Global

China Kuasai 75 Persen Kapasitas Pemurnian Nikel di Indonesia: Laporan Amerika Serikat Memicu Kekhawatiran Global
China Kuasai 75 Persen Kapasitas Pemurnian Nikel di Indonesia: Laporan Amerika Serikat Memicu Kekhawatiran Global

JAKARTA - Sebuah laporan baru yang dirilis oleh lembaga nirlaba C4ADS, berbasis di Washington, Amerika Serikat, mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan China kini menguasai 75 persen kapasitas pemurnian nikel di Indonesia. Temuan ini menunjukkan pengaruh kuat China dalam industri penting ini dan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pengendalian rantai pasok nikel serta dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memiliki kapasitas pemurnian hingga 8 juta metrik ton. Namun, data C4ADS mengungkapkan bahwa 75 persen dari kapasitas tersebut pada akhirnya dikuasai oleh perusahaan-perusahaan China. Laporan tersebut menyebutkan bahwa ada 33 perusahaan yang terlibat dalam proses ini tetapi menemukan kepemilikan yang tumpang tindih, yang mengarah pada dominasi signifikan oleh raksasa bisnis dari Negeri Tirai Bambu.

Perusahaan China yang Mendominasi

Dua perusahaan China, Tsingshan Holding Group dan Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd, disebut-sebut dalam laporan tersebut atas penguasaan lebih dari 70 persen kapasitas pemurnian nikel Indonesia pada tahun 2023. "Indonesia berniat menggunakan industri nikel untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengaruh asing yang besar ini dapat membatasi kemampuan Indonesia mengendalikan dan membentuk industri tersebut demi keuntungannya," demikian tulis C4ADS dalam laporannya yang dipublikasikan pada Kamis, 6 Februari 2025, mengutip dari Reuters.

Kedua perusahaan ini dikenal sebagai investor awal saat Indonesia memulai upaya serius dalam mempromosikan pengolahan bijih nikel domestik. Kehadiran mereka yang kuat menjadi bukti kontribusi besar China dalam upaya global menuju ekonomi berbasis kendaraan listrik, di mana nikel merupakan komponen penting dalam pembuatan baterai lithium-ion.

Dampak terhadap Pasar Global dan Lingkungan

Kontrol yang signifikan oleh perusahaan China ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemain besar industri kendaraan listrik di AS dan Eropa. Mengingat China kini memegang kendali atas sumber utama nikel, tantangan besar muncul bagi produsen kendaraan listrik Barat. Mereka kini berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam persaingan pasar kendaraan listrik global.

Di satu sisi, negara-negara Barat kini harus menghadapi kebijakan perdagangan yang semakin ketat dengan China. Hal ini terutama terjadi di bawah kepemimpinan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang memberlakukan berbagai kebijakan proteksionis terhadap negeri tersebut. "Pengendalian yang kuat pada rantai pasok nikel oleh China membuat produsen mobil listrik AS dan Eropa menjadi kurang menguntungkan," jelas seorang analis industri, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain dampak ekonomi, laporan tersebut juga menyoroti potensi konsekuensi lingkungan dari aktivitas pemurnian nikel yang didominasi oleh China. Aktivitas pemurnian logam berat dikenal memiliki dampak lingkungan yang besar, antara lain pencemaran air dan udara. Dengan dominasi China, risiko kerusakan lingkungan bisa meningkat seiring dengan pengawasan yang mungkin kurang ketat.
 

Pengaruh terhadap Kebijakan dan Investasi Lokal

Pengaruh masif China juga dapat menimbulkan tantangan bagi Indonesia dalam mengendalikan industri nikelnya sendiri dan memastikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional. Indonesia sebelumnya telah menerapkan kebijakan untuk melarang ekspor bijih nikel mentah guna mendorong peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan dalam negeri. Namun, dominasi asing bisa jadi membatasi upaya pemerintah dalam mengambil kendali penuh atas industri ini.

Seorang ekonom lokal berpendapat bahwa dominasi China dalam sektor nikel dapat menghambat pertumbuhan pemain lokal dan mengurangi daya tawar Indonesia dalam negosiasi di tingkat global. "Investasi asing sangat penting, namun, harus ada keseimbangan untuk memastikan bahwa kepentingan nasional tidak terpinggirkan," ujarnya.

Masa Depan Industri Nikel Indonesia

Seiring dengan peningkatan permintaan global akan kendaraan listrik, nikel sebagai komponen penting dalam baterai menuju harga yang semakin menggiurkan. Bagi Indonesia, ini adalah waktu yang krusial untuk menyeimbangkan investasi asing dengan pengembangan kapasitas dan kontrol lokal.

Pemerintah Indonesia kemungkinan perlu segera mengevaluasi kebijakan investasi dan perdagangan untuk memastikan bahwa sumber dayanya dikelola secara berkelanjutan dan memberikan nilai maksimal bagi perekonomian lokal. Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk mengamankan dominasi di pasar nikel global tetapi juga untuk memastikan perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dengan tekanan yang semakin meningkat dari Barat dan kesadaran publik yang terus tumbuh terhadap dampak lingkungan, dominasi China dalam industri nikel Indonesia bisa menjadi pemicu perubahan besar dalam lanskap ekonomi global. Pengawasan dan regulasi yang ketat sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ini dan memanfaatkan kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga

Produksi Bijih Nikel RI Tahun Ini Tetap Tinggi, Mengapa?

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pemerintah Indonesia Berikan Subsidi Energi 2025 Sebesar Rp 203,4 Triliun: Menjaga Ketersediaan Energi Bagi Masyarakat

Pemerintah Indonesia Berikan Subsidi Energi 2025 Sebesar Rp 203,4 Triliun: Menjaga Ketersediaan Energi Bagi Masyarakat

Indonesia Memperkuat Aksi Energi Berkelanjutan dengan Hibah €14,7 Juta dari Uni Eropa dan Prancis

Indonesia Memperkuat Aksi Energi Berkelanjutan dengan Hibah €14,7 Juta dari Uni Eropa dan Prancis

Transisi Energi Bersih Dihadapkan pada Tantangan: Pendanaan Merosot dan Perang Dagang AS China Mengancam Ekonomi Global

Transisi Energi Bersih Dihadapkan pada Tantangan: Pendanaan Merosot dan Perang Dagang AS China Mengancam Ekonomi Global

Dorong Energi Bersih, PGE dan Pertagas Bahu Membahu Kembangkan Hidrogen Hijau

Dorong Energi Bersih, PGE dan Pertagas Bahu Membahu Kembangkan Hidrogen Hijau

Karakteristik Ban untuk Mobil Listrik: Mengupas Kriteria Penting dalam Industri Otomotif Elektrik

Karakteristik Ban untuk Mobil Listrik: Mengupas Kriteria Penting dalam Industri Otomotif Elektrik