Indonesia dan Australia Bersepakat untuk Memperkuat Kerja Sama Kesehatan
- Kamis, 06 Februari 2025
JAKARTA - Dalam upaya untuk memperkuat sistem kesehatan nasional, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, melakukan kunjungan kerja ke Australia pada 3-4 Februari 2025. Kunjungan ini menjadi titik penting dalam memperkuat hubungan bilateral di sektor kesehatan antara kedua negara.
Menteri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pentingnya kemitraan ini dalam mempercepat transformasi sistem kesehatan di Indonesia, terutama dengan memanfaatkan keunggulan Australia dalam penelitian dan pendidikan kesehatan. "Australia memiliki ekosistem penelitian dan pendidikan kesehatan yang maju, dan kita ingin memanfaatkannya untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia," ujar Menkes Budi, sebagaimana dikutip dari InfoPublik.
Pengembangan dan Pendidikan Tenaga Medis*
Salah satu fokus utama dari kunjungan ini adalah penguatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis Indonesia. Kesepakatan ini termasuk peluang fellowship bagi dokter spesialis Indonesia untuk menimba ilmu di Australia, serta program transfer pengetahuan bagi perawat.
Menkes Budi menyarankan bahwa model kerja sama dengan Jerman bisa menjadi referensi bagi Australia, terutama dalam memenuhi permintaan beberapa pihak di negeri kanguru terkait kebutuhan perawat berkualitas tinggi dari Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing tenaga medis Indonesia di tingkat global.
Standarisasi Layanan Kesehatan
Kedua negara juga sepakat untuk membahas standarisasi keperawatan. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga medis di Indonesia agar mereka bisa berkompetisi di panggung internasional. Menkes Budi berharap agar Indonesia dapat mempelajari sistem dan praktik terbaik dari Australia untuk memperkuat kapasitas layanan kesehatan di tanah air.
Penerapan Teknologi Kesehatan Canggih
Selain pendidikan, kunjungan ini juga menyoroti inovasi teknologi kesehatan. Menkes Budi berkesempatan meninjau Calvary Bruce Private Hospital di Canberra untuk melihat langsung penggunaan teknologi bedah robotik dan layanan ortopedi canggih. Penggunaan teknologi mutakhir ini adalah langkah penting untuk membangun sistem kesehatan berbasis riset di Indonesia.
Kerja sama dalam penelitian genomik, imunologi, dan pengembangan vaksin juga dibahas dalam kunjungan Menkes Budi ke John Curtin School of Medical Research, Australian National University. "Melalui kerja sama dengan Australia, kita memperkuat kapasitas tenaga medis dan membuka akses bagi inovasi kesehatan yang akan berdampak langsung bagi masyarakat Indonesia," ungkap Menkes Budi dengan optimisme.
Penguatan Ketahanan Kesehatan di Tingkat Regional
Pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan utama Australia menjadi bagian penting dalam kunjungan ini. Menkes Budi bertemu dengan Menteri Kesehatan dan Layanan Lanjut Usia, Mark Butler, dan Menteri Luar Negeri, Penny Wong. Pembicaraan mereka menitikberatkan pada finalisasi strategi kerja sama kesehatan Indonesia-Australia periode 2025-2033.
Kedua negara menunjukkan komitmennya untuk memperkuat ketahanan kesehatan di kawasan, termasuk mendukung ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED). Indonesia juga sedang dalam proses transisi ke Wilayah Pasifik Barat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO WPRO), salah satu langkah strategis dalam memperkuat kesehatan publik di kawasan tersebut.
Implementasi Gavi Alumni Concept
Menkes Budi turut mendorong implementasi Gavi Alumni Concept. Inisiatif ini bertujuan agar negara-negara yang lulus dari dukungan Gavi tetap memiliki akses ke program imunisasi global, yang penting bagi kesehatan publik di Indonesia. Langkah ini menunjukkan betapa pentingnya solidaritas dan kebijakan kesehatan global dalam memastikan ketersediaan vaksin bagi semua negara.
Dukungan Australia terhadap Transformasi Kesehatan Indonesia
Dalam lima tahun terakhir, Australia telah banyak berkontribusi dalam mendukung transformasi sistem kesehatan di Indonesia, khususnya dalam menangani pandemi COVID-19 dan menguatkan layanan kesehatan primer melalui pendekatan one-health. Komitmen ini akan terus berlanjut dengan rencana alokasi hibah baru untuk program SEHAT (Strengthening Health) periode 2025-2033.
Hibah ini terutama akan difokuskan pada penguatan layanan kesehatan primer, upaya pencegahan stunting, dan respons cepat terhadap darurat kesehatan. Dukungan ini merupakan bagian dari komitmen bilateral yang lebih luas antara Indonesia dan Australia dalam memajukan kesehatan publik.
Harapan dan Masa Depan Kerja Sama
Diharapkan, melalui kunjungan dan kesepakatan ini, inisiatif-inisiatif strategis dapat segera direalisasikan. Hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Australia di bidang kesehatan diharapkan tidak hanya membawa keuntungan secara bilateral tetapi juga memperkuat stabilitas kesehatan di regional Asia-Pasifik.
Dengan demikian, kemitraan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kedua negara, terutama dalam hal peningkatan kualitas layanan kesehatan, pengembangan kapasitas tenaga medis, serta adaptasi terhadap teknologi kesehatan terbaru untuk kepentingan masyarakat luas.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Kecantikan di Era Digital: Natural Glow dan Filter Instan Menggambarkan Standar Baru
- Kamis, 06 Februari 2025
Eksplorasi 12 Destinasi Wisata Terbaik di Cikarang: Pilihan Liburan yang Menarik dan Berkesan
- Kamis, 06 Februari 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
Apakah Ganti Nomor HP Bisa Membuat Utang Pinjol Terhapus?
- 25 Januari 2025
5.
Cara Cepat Meningkatkan Followers Instagram
- 24 Januari 2025