JAKARTA - Pasca-banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Sumatera Barat pada Rabu, 26 November 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bergerak cepat memantau kualitas layanan telekomunikasi di wilayah terdampak.
Melalui Direktorat Pengendalian Infrastruktur Digital, kementerian memastikan operator seluler dan jaringan digital tetap andal untuk masyarakat yang membutuhkan akses komunikasi.
“Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) telah berkoordinasi dengan operator seluler terkait kemungkinan gangguan layanan pada lokasi terdampak,” tulis Kemkomdigi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 27 November 2025.
Pemantauan ini dilakukan secara kolaboratif dengan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Padang serta pemerintah daerah setempat, dengan fokus mengantisipasi gangguan dan memastikan layanan tetap berjalan normal.
Berdasarkan hasil koordinasi PMT dengan operator, sejumlah infrastruktur telekomunikasi milik Telkomsel, Indosat, dan XL–Smart Telecom terdampak banjir. Secara keseluruhan terdapat 16 site yang mati akibat bencana, atau sekitar 0,12 persen dari total 12.865 site eksisting di Sumatera Barat.
Rincian site terdampak antara lain:
Kota Sawahlunto: 1 site (0,59%)
Kabupaten Pesisir Selatan: 1 site (0,10%)
Kabupaten Sijunjung: 1 site (0,23%)
Kabupaten Solok: 8 site (0,95%)
Kabupaten Solok Selatan: 5 site (1,60%)
Telkomsel melaporkan data alarm ke PMT pada Rabu pukul 21.23 WIB, menunjukkan 16 site terdampak atau 0,25 persen dari 6.508 site yang dimiliki di Sumatera Barat. Site yang mati tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Gunung Talang (3 site), Junjung Sirih (2 site), Pauh Duo (3 site), dan Tigo Lurah (2 site), dengan tingkat gangguan bervariasi.
Indosat dan XL–Smart Telecom juga mengalami gangguan di sejumlah site, namun terus melakukan pemantauan dan pemulihan layanan. Gangguan ini sebagian besar disebabkan oleh terputusnya aliran listrik PLN, gangguan transmisi, dan kerusakan perangkat. Operator berupaya memulihkan jaringan menggunakan genset sebagai sumber daya alternatif, meski mobilisasi ke lokasi terdampak terkendala akses jalan yang masih terendam atau rusak.
Selain itu, penyambungan kembali kabel fiber optik yang putus terus dilakukan, namun proses penggantian perangkat terkendala ketersediaan hardware. Operator seluler mengedepankan prioritas pemulihan site yang melayani area dengan kepadatan penduduk tinggi atau lokasi vital, seperti rumah sakit dan kantor pemerintah.
Pemantauan Kemkomdigi ini juga berfungsi sebagai langkah antisipatif, mengingat gangguan layanan telekomunikasi dapat berdampak luas pada koordinasi penanganan bencana dan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya monitoring intensif, pemerintah berharap masyarakat tetap dapat mengakses layanan komunikasi untuk kebutuhan darurat dan koordinasi bantuan.
Hingga saat ini, pihak Kemkomdigi terus melakukan update kondisi jaringan dan memastikan operator menyiapkan sumber daya tambahan, termasuk personel teknis dan peralatan pendukung, agar pemulihan layanan dapat berjalan lebih cepat. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan resilien infrastruktur telekomunikasi terhadap bencana hidrometeorologi.
Dengan koordinasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Balai Monitor, operator seluler, dan tim teknis lapangan, pemulihan layanan diprediksi akan terus meningkat secara bertahap seiring perbaikan akses jalan dan ketersediaan perangkat pengganti.
Pemantauan intensif ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan infrastruktur digital menjadi bagian penting dari respons pemerintah terhadap bencana. Selain menjaga konektivitas masyarakat, langkah ini juga memfasilitasi komunikasi antarinstansi dan distribusi bantuan, sehingga dampak bencana dapat diminimalisasi.
Sebagai catatan, total site di Sumatera Barat mencapai 12.865 unit. Meskipun hanya 16 site terdampak, keberadaan infrastruktur yang tersisa tetap harus dijaga agar layanan telekomunikasi tidak terganggu di wilayah kritis. Operator dan Kemkomdigi menekankan pentingnya koordinasi dan penanganan cepat agar layanan publik tetap dapat diandalkan selama proses pemulihan pascabanjir dan tanah longsor.