Indonesia Jadi Teladan Global dalam Praktik Toleransi Lintas Budaya

Kamis, 27 November 2025 | 15:12:24 WIB
Indonesia Jadi Teladan Global dalam Praktik Toleransi Lintas Budaya

JAKARTA - Di tengah dinamika global yang terus berubah, Indonesia tetap menjadi sorotan dunia sebagai contoh praktik toleransi dan harmoni antarumat beragama.
Hal ini kembali ditegaskan dalam penyelenggaraan Indonesia–EU Interfaith and Intercultural Dialogue, yang menegaskan posisi Indonesia sebagai negara panutan dalam membangun kehidupan damai dan saling menghormati keberagaman budaya.

Indonesia Sebagai Role Model Kehidupan Harmonis

Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Ani Nigeriawati, menekankan bahwa meski arus globalisasi membawa tantangan baru, posisi Indonesia sebagai teladan kehidupan antarumat beragama tetap diakui dunia internasional. “Posisi Indonesia sebagai role model kehidupan antarumat beragama dan antarbudaya masih dilihat negara-negara lain sebagai praktik harmoni dan toleransi yang nyata,” ujarnya.

Dialog lintas agama ini terakhir digelar pada 2012, dan kini dihidupkan kembali dengan dukungan Kemlu dan Uni Eropa. Forum yang berlangsung dari 27 November hingga 1 Desember 2025 melibatkan tokoh agama, akademisi, masyarakat sipil, serta pembuat kebijakan dari kedua pihak, bertempat di sejumlah lokasi penting di Jakarta dan Yogyakarta, termasuk Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Tujuan Dialog Lintas Agama dan Budaya

Agenda utama forum adalah memperkuat kerja sama dalam praktik toleransi, koeksistensi damai, dan pemahaman lintas budaya. Selain itu, forum juga menjadi sarana bagi kedua pihak untuk menghadapi berbagai tantangan global yang memerlukan kolaborasi lintas bangsa dan agama. Ani Nigeriawati menekankan pentingnya menjaga pemahaman bersama antara Indonesia dan Uni Eropa sebagai fondasi hubungan diplomatik dan kontribusi terhadap perdamaian dunia.

Selain itu, dialog ini diharapkan memperluas pertukaran budaya, memperkuat kolaborasi antar pemimpin agama, dan memfasilitasi organisasi berbasis kepercayaan untuk saling belajar. Forum ini menjadi ajang bagi peserta untuk berbagi praktik terbaik dalam membangun toleransi di tengah masyarakat yang plural dan beragam.

Pengakuan Uni Eropa Terhadap Tantangan Keberagaman

Deputy Head of Mission EU Delegation to Indonesia, Stéphane Mechati, menyatakan bahwa Uni Eropa masih menghadapi isu diskriminasi terhadap kelompok tertentu, termasuk komunitas Muslim, dan berkomitmen menjalankan program-program untuk memahami serta mengatasi fenomena tersebut. 

“Kami menghadapi masalah di Uni Eropa. Ada kecenderungan Islamofobia, antisemitisme, dan rasisme, dan kami berkomitmen kuat melawan pandangan-pandangan itu. Kami perlu belajar dan berinvestasi dalam dialog, dan inilah yang kami lakukan,” ujarnya.

Menurut Mechati, dialog lintas agama dan budaya ini menjadi kesempatan penting bagi Uni Eropa untuk memperdalam pemahaman mengenai keragaman agama dan budaya Indonesia. Hal ini juga memberi wawasan praktis tentang bagaimana masyarakat dapat hidup harmonis dalam perbedaan dan meminimalkan konflik berbasis identitas.

Pentingnya Toleransi dalam Diplomasi Publik

Kemlu RI menilai diplomasi publik tidak hanya terkait hubungan antarnegara, tetapi juga praktik internal yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi. Indonesia, dengan sejarah panjang kehidupan plural, menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat menjaga kerukunan meski berbeda agama dan budaya.

Dialog lintas agama ini menjadi bagian dari upaya diplomasi publik yang strategis, sekaligus sarana untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi kepada dunia internasional. Forum ini memungkinkan Indonesia membagikan pengalaman dalam membangun kohesi sosial dan membendung potensi konflik yang muncul dari perbedaan.

Kolaborasi Indonesia dan Uni Eropa untuk Perdamaian

Forum ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara Indonesia dan Uni Eropa dalam isu keberagaman. Pertukaran pengalaman, pembelajaran praktik terbaik, dan pemahaman lintas budaya menjadi kunci untuk meminimalkan konflik dan memperkuat hubungan bilateral.

Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah bagi pemimpin agama dan akademisi untuk mendiskusikan strategi meningkatkan toleransi dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya Kemlu untuk membangun citra Indonesia sebagai negara yang mampu menyeimbangkan pluralitas dengan kohesi sosial.

Tantangan Global dan Peran Indonesia

Indonesia tetap mendapat sorotan karena berhasil menjaga harmoni di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Keberhasilan ini menjadi teladan bagi negara lain yang menghadapi persoalan serupa, termasuk mengatasi diskriminasi, intoleransi, dan konflik berbasis identitas.

Ani Nigeriawati menekankan bahwa forum ini bukan sekadar acara simbolis, tetapi implementasi nyata bagaimana diplomasi lintas agama dan budaya dapat menjadi instrumen membangun perdamaian global. Peserta diajak untuk belajar dari praktik Indonesia dalam menciptakan kehidupan harmonis yang berlandaskan saling menghormati.

Indonesia, melalui diplomasi publik dan dialog lintas agama, membuktikan bahwa keberagaman bukan penghalang, tetapi kekuatan. Posisi Indonesia sebagai role model toleransi diapresiasi dunia, dan forum ini menjadi sarana penting untuk memperkuat kerja sama internasional, memperluas pertukaran budaya, serta membangun pemahaman bersama dalam menghadapi tantangan global.

Dengan keberlanjutan dialog lintas agama dan budaya, diharapkan praktik toleransi di Indonesia dapat menjadi inspirasi, tidak hanya bagi Uni Eropa, tetapi juga negara-negara lain yang ingin menumbuhkan kehidupan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.

Terkini