JAKARTA - Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending tidak hanya bersaing dalam jumlah pinjaman yang disalurkan, tetapi juga fokus menjaga kualitas kredit agar tingkat kredit macet tetap rendah.
PT Kreasi Anak Indonesia atau GandengTangan menjadi contoh fintech yang menerapkan strategi ketat demi memastikan borrower mampu memenuhi kewajibannya.
Analisis Kredit Mendalam Sebagai Kunci
Direktur Compliance GandengTangan, Budi Hermawan, menekankan bahwa analisis kredit mendalam menjadi fondasi utama dalam mencegah kredit macet. Setiap pengajuan pinjaman borrower dipelajari secara teliti, mulai dari data penghasilan, pengeluaran, hingga riwayat kredit di biro kredit.
“Data-data itu, serta ditambah data-data pendukung lainnya, kemudian diolah dalam credit scoring. Hal itu menjadi pertimbangan dalam memberikan persetujuan kredit,” ujar Budi.
Pendekatan ini memastikan setiap borrower dievaluasi secara menyeluruh sebelum pinjaman disetujui, sehingga risiko gagal bayar dapat diminimalkan. Analisis mendalam juga memungkinkan GandengTangan memahami karakter dan kemampuan finansial peminjam, bukan hanya sekadar menilai nominal pinjaman.
Tingkat Keberhasilan Bayar yang Tinggi
Hasil dari strategi ini terlihat dari performa perusahaan. Berdasarkan situs resmi GandengTangan, Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 tercatat sebesar 99,98% per 12 November 2025. Angka ini menunjukkan hampir seluruh borrower membayar pinjaman tepat waktu, sebuah capaian yang menonjol di industri fintech lending.
Keberhasilan tersebut menjadi bukti efektivitas sistem analisis kredit yang diterapkan. Dengan TKB90 mendekati 100%, GandengTangan berhasil menjaga kesehatan portofolio pinjaman sekaligus membangun kepercayaan investor dan regulator.
Tata Kelola Perusahaan Sesuai Standar OJK
Selain fokus pada analisis kredit, GandengTangan juga menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang kuat. Lima prinsip dasar yang dijalankan meliputi keterbukaan (transparansi), akuntabilitas, pertanggungjawaban (responsibilitas), kemandirian (independensi), dan kewajaran (fairness).
“Apabila semua itu diterapkan dengan baik, dapat menjaga kesehatan perusahaan fintech lending,” kata Budi.
Tata kelola yang baik menjadi landasan pengelolaan risiko yang efektif. Selain itu, kepatuhan terhadap regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan etika bisnis menjadi indikator bahwa perusahaan mampu menjalankan operasional dengan profesional.
Menjaga Kesehatan Fintech Lending Secara Menyeluruh
Strategi GandengTangan tidak berhenti pada analisis kredit dan tata kelola internal. Perusahaan juga fokus pada pemantauan portofolio secara berkala untuk mendeteksi potensi risiko kredit macet lebih awal. Dengan memadukan data kredit, karakter borrower, dan mekanisme pengawasan, perusahaan mampu merespons lebih cepat terhadap kemungkinan wanprestasi.
Pendekatan menyeluruh ini sejalan dengan praktik terbaik fintech global, yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan pinjaman dan kualitas kredit. GandengTangan membuktikan bahwa pertumbuhan bisnis tidak harus mengorbankan kesehatan keuangan perusahaan maupun keamanan dana investor.
Inovasi dan Kesiapan Menyongsong Industri Fintech yang Kompetitif
Dalam industri fintech yang terus berkembang, inovasi menjadi kunci. GandengTangan memanfaatkan teknologi untuk mengolah data lebih akurat, mulai dari scoring kredit berbasis algoritma hingga sistem monitoring portofolio real-time.
Kombinasi teknologi, tata kelola yang baik, dan analisis kredit mendalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Strategi ini tidak hanya mencegah meningkatnya kredit macet, tetapi juga memperkuat reputasi perusahaan sebagai fintech yang dapat dipercaya oleh investor dan regulator.
Kontribusi terhadap Kepercayaan Investor dan Stabilitas Fintech
Keberhasilan GandengTangan dalam menjaga TKB90 tetap tinggi juga berdampak pada kepercayaan investor. Investor memiliki keyakinan bahwa dana yang mereka salurkan dikelola secara hati-hati dan risiko wanprestasi diminimalkan.
Dengan fondasi ini, GandengTangan dapat terus menyalurkan pinjaman baru dengan aman, sekaligus memperluas jangkauan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah yang membutuhkan modal.
GandengTangan membuktikan bahwa pertumbuhan fintech P2P lending tidak hanya soal volume pinjaman, tetapi juga kualitas kredit dan tata kelola perusahaan.
Melalui analisis kredit mendalam, penerapan prinsip tata kelola yang baik, dan pengawasan portofolio yang konsisten, GandengTangan berhasil menjaga tingkat kredit macet tetap rendah, memastikan keberlanjutan bisnis, dan membangun kepercayaan stakeholder. Strategi ini menjadi contoh bagi industri fintech Indonesia dalam menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan manajemen risiko yang efektif.