Desa Wonoboyo di Kecamatan Klabang, Bondowoso, menjadi saksi bisu dari bencana banjir bandang yang melanda wilayah ini beberapa hari lalu. Banjir ini tidak hanya meluluhlantakkan 37 rumah di delapan Rukun Tetangga (RT), tetapi juga menghancurkan harta benda berharga milik warga yang ikut tersapu air bah. Dampaknya sangat dirasakan oleh penduduk setempat yang kini berjuang untuk bangkit dari bencana yang melanda mereka.
Kepala Desa Wonoboyo, Tubaini, mengungkapkan sejumlah langkah yang dibutuhkan untuk membantu masyarakat kembali bangkit setelah bencana. "Kami butuh bantuan tenaga kerja, bantuan logistik, dan dapur umum," ujar Tubaini ketika ditemui di lokasi bencana. Menurutnya, kebutuhan paling mendesak adalah pasokan logistik dan pengaktifan dapur umum demi memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak.
Banjir bandang ini menghantam lima RT, yakni RT 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, dan 11. Jumlah rumah yang mengalami kerusakan mencapai 37 unit, dengan rincian 12 rumah mengalami kerusakan berat dan 25 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan. "Terparah di RT 10, karena muara banjirnya di situ," jelas Tubaini.
Keadaan ini semakin diperparah dengan kerusakan barang-barang berharga para penduduk, seperti yang dialami oleh Ghina, seorang siswi kelas 5 SDN Lirboyo 1. "Sepatu saya basah. Seragam terkena lumpur," tuturnya sedih ketika ditemui di tempat penampungan sementara. Sekolah-sekolah di daerah ini terpaksa diliburkan karena para siswa tidak bisa hadir dengan kondisi seragam yang kotor dan sepatu yang basah.
Banjir ini tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik tetapi juga mengganggu rutinitas sehari-hari para warga, terutama anak-anak yang seharusnya bersekolah. Banyak pihak berharap agar bencana ini segera teratasi dengan bantuan dari pemerintah dan komunitas kemanusiaan agar proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat.
Menurut laporan terbaru, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi kerugian materil yang dialami cukup besar. Dua ekor sapi milik warga turut terseret arus banjir bandang. Kondisi yang terjadi di Desa Wonoboyo ini disebut-sebut sebagai yang terparah dalam 30 tahun terakhir. Beberapa warga mengaku baru kali ini merasakan dampak banjir yang begitu besar dan merusak.
Untuk meringankan penderitaan warga, kontribusi dari masyarakat luas sangat diharapkan. Donasi dalam bentuk persediaan makanan, pakaian layak pakai, serta alat kebersihan sangat dibutuhkan segera. Tubaini berharap, dukungan dari berbagai pihak dapat membantu percepatan proses pemulihan dan pengembalian suasana normal di Desa Wonoboyo.
Kepala desa dan para relawan saat ini bekerja keras untuk membuka akses jalan yang tertutup lumpur agar distribusi bantuan dapat berjalan lancar. Tubaini menegaskan, “Kami harus cepat bergerak. Kondisi warga harus segera dipulihkan, terutama bagi mereka yang kehilangan rumah.”
Di tengah bencana ini, solidaritas dari komunitas sekitar serta uluran tangan dari pihak-pihak di luar daerah sangat penting. Masyarakat Desa Wonoboyo berharap agar mereka bisa segera bangkit dan melanjutkan kehidupan seperti sediakala dengan bantuan segala pihak.
Bagi masyarakat yang ingin membantu, bisa langsung menghubungi tim posko darurat yang sudah didirikan di lokasi bencana. Partisipasi berbagai pihak diharapkan mampu mengatasi kondisi darurat ini dan mempercepat pemulihan masyarakat Desa Wonoboyo. Kebangkitan Desa Wonoboyo sangat bergantung pada upaya bersama dari pemerintah, relawan, dan masyarakat sekitar.
Dengan segala upaya yang sudah dilakukan, besar harapan agar kehidupan di Desa Wonoboyo segera kembali normal dan lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan dengan dukungan sistem mitigasi yang lebih baik.