Harga Emas Melesat di Tengah Penundaan Perang Dagang: Apa yang Mendorong Kenaikan Terus-Menerus Ini?

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:32:47 WIB
Harga Emas Melesat di Tengah Penundaan Perang Dagang: Apa yang Mendorong Kenaikan Terus-Menerus Ini?

Permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas kembali meroket. Kondisi tersebut dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap konsekuensi dari kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meskipun perang dagang dengan Kanada dan Meksiko ditunda, harga emas justru terus menembus rekor. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana proyeksi ke depannya?

Harga Emas Terus Memecahkan Rekor

Menurut data yang diperoleh dari Refinitiv, harga emas dunia memperlihatkan tren penguatan yang konsisten. Penutupan harga pada hari sebelumnya mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui angka US$2.801 pada Jumat pekan lalu. Dalam tiga hari berturut-turut, harga emas mengalami peningkatan hingga 2,05%. Rekor ini tidak hanya terjadi pada hari Senin, tetapi juga pada Kamis dan Jumat pekan lalu.

Penundaan Perang Dagang: Faktor Pemicu

Keputusan untuk menunda perang dagang antara AS dengan negara-negara tetangganya, Kanada dan Meksiko, diumumkan setelah terjadi perundingan antara Presiden Trump dan para pemimpin dari kedua negara tersebut. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyampaikan pengumuman ini setelah melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Trump. "Saya baru saja melakukan panggilan telepon yang baik dengan Presiden Trump," ujar Trudeau melalui platform X, seperti dilaporkan oleh AFP. Pemerintah Kanada berjanji akan memperketat perbatasan untuk mencegah penyeberangan migran ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang.

Penundaan ini, bagaimanapun, belum mampu sepenuhnya mengatasi kecemasan di pasar. Para analis mengungkapkan bahwa kebijakan tarif AS sebenarnya memperlihatkan pendekatan politik yang lebih mengganggu. Kecemasan investor terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi justru kian menguatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Pandangan dan Proyeksi Ahli

Menurut Adrian Ash, Direktur Riset di BullionVault, ancaman tarif sudah memicu kenaikan harga emas sejak awal Desember. "Kini, dengan kemungkinan meningkatnya perang dagang yang dipimpin AS, emas semakin mendapat dukungan untuk terus naik harganya," kata Ash.

Di sisi lain, Goldman Sachs, sebuah bank investasi ternama, tetap merekomendasikan posisi long pada emas sebagai strategi investasi terbaik di antara semua komoditas. Mereka optimis bahwa harga emas akan mencapai US$3.000 per troy ounce pada kuartal kedua 2026.

Senada dengan itu, Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengungkapkan bahwa pasar belum sepenuhnya yakin mengenai dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini. "Kami belum melihat respons lengkap dari emas," ujar Melek kepada Reuters. "Jika perang dagang ini terus berjalan dalam jangka panjang, harga emas bisa meningkat jauh lebih tinggi di masa depan."

Presiden Hong Kong Gold Exchange, Haywood Cheung Tak-hay, turut berbagi pandangannya yang sejalan dengan Goldman Sachs. Cheung memperkirakan harga emas memiliki peluang besar untuk menembus angka US$3.000 per ons dalam waktu dekat. Ketegangan geopolitik, pemotongan suku bunga, dan perang dagang adalah beberapa faktor utama yang mendukung tren kenaikan ini.

Cheung juga memproyeksikan bahwa volume perdagangan emas di Hong Kong bisa naik hingga 15%, sementara secara global diperkirakan meningkat hingga 30% pada Tahun Imlek ini. Faktor-faktor ini memperlihatkan betapa emas masih menjadi pilihan utama di tengah gejolak ekonomi global yang tidak menentu.

Kondisi Pasar di Masa Depan

Meskipun penundaan perang dagang memberikan sedikit jeda dari ketidakpastian yang dihadapi pasar, banyak pihak yang masih mempertanyakan keberlanjutan dari kebijakan ini. JPMorgan, melalui laporannya, memberi peringatan bahwa penundaan tersebut belum cukup solid untuk menghapus ketidakpastian geopolitik.

Dengan berbagai faktor politik, ekonomi, dan sosial yang saling berkaitan, investor di seluruh dunia saat ini terus mencari keamanan yang disediakan oleh aset tangible seperti emas. Dalam konteks ini, posisi emas sebagai safe-haven tak tertandingi menjadi semakin relevan.

 

Terkini