Zulhas Soroti Kerja Sama Uni Eropa untuk Swasembada Pangan

Zulhas Soroti Kerja Sama Uni Eropa untuk Swasembada Pangan
Zulhas Soroti Kerja Sama Uni Eropa untuk Swasembada Pangan

JAKARTA - Mencapai swasembada pangan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia, dan untuk mewujudkannya, peran berbagai pihak, termasuk Uni Eropa (UE), dinilai sangat penting.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan hal tersebut dalam konferensi pers International Sustainable Rice Forum (ISRF) yang digelar di Ancol, Jakarta, Senin, 17 November 2025.

Dalam acara yang juga dihadiri Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chalibi, Zulhas menjelaskan bahwa dukungan Uni Eropa diperlukan dalam bentuk pengetahuan, teknologi, dan praktik produksi pangan yang lebih modern. “Termasuk dari Uni Eropa saya kira. Kami memerlukan alat-alat, kami memerlukan knowledge, kami memerlukan mekanisasi, kami memerlukan praktik-praktik baru, kami memerlukan teknologi dan lain-lain,” ujarnya.

Baca Juga

Pengoperasian PLTS Baru CDIA Dorong Efisiensi dan Transisi Energi Industri

ISRF sendiri menjadi momentum penting untuk membahas sistem produksi beras yang rendah karbon dan lebih berkelanjutan. Forum ini didanai oleh Uni Eropa dan diimplementasikan melalui Preferred by Nature. Menurut Zulhas, keterlibatan berbagai pihak, terutama lembaga internasional, dapat mempercepat pencapaian target swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Fokus pada Produksi Beras sebagai Sumber Karbohidrat Utama

Beras masih menjadi makanan pokok bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Data pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 90 persen penduduk mengonsumsi beras sebagai bagian utama pola makan sehari-hari. Untuk itu, produksi beras menjadi fokus utama dalam program swasembada pangan.

“Beras sebagai makanan pokok, kita 90 persen orang Indonesia makan beras,” ujar Zulhas. Tahun 2025, produksi beras nasional tercatat mencapai 34,77 juta ton atau meningkat sekitar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ini memungkinkan pemerintah untuk tidak melakukan impor beras sepanjang tahun.

Selain beras, komoditas jagung juga mengalami peningkatan produksi sebesar 9 persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Zulhas menegaskan bahwa pencapaian ini masih bersifat sementara dan membutuhkan proyek-proyek strategis yang berkelanjutan agar swasembada pangan dapat terus dijaga.

Proyek Strategis untuk Mendukung Swasembada Pangan

Pemerintah tengah berupaya memperluas lahan pertanian melalui pencetakan jutaan hektar sawah baru di berbagai daerah, termasuk di wilayah Papua. Selain itu, perkenalan varietas padi unggulan juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Nah itu perlu waktu tentu, perlu kerja sama semua pihak,” kata Zulhas. Dalam konteks ini, keterlibatan Uni Eropa dan berbagai pihak internasional dapat membantu Indonesia dalam mekanisasi pertanian, adopsi teknologi baru, serta penerapan praktik produksi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Tekanan Global dan Tantangan Produksi Pangan

Zulhas juga menekankan bahwa pencapaian swasembada pangan tidak lepas dari tantangan global, termasuk fluktuasi harga pangan dunia dan perubahan iklim. Oleh karena itu, kerja sama internasional menjadi salah satu solusi strategis untuk mengurangi risiko tersebut.

ISRF yang dihadiri oleh berbagai ahli, diplomat, dan praktisi pertanian ini memberikan ruang untuk bertukar pengalaman serta inovasi produksi padi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dukungan Uni Eropa dalam forum ini menunjukkan komitmen untuk ikut serta dalam pencapaian target ketahanan pangan Indonesia.

Manfaat Jangka Panjang bagi Ketahanan Pangan Nasional

Peningkatan produksi beras dan jagung yang berkelanjutan diyakini dapat memberi manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi ketahanan pangan nasional, tetapi juga bagi kesejahteraan petani. Pemerintah menargetkan agar teknologi dan praktik baru yang diperkenalkan melalui kerja sama internasional dapat diterapkan secara luas, sehingga produktivitas pertanian meningkat dan harga pangan tetap stabil.

Selain itu, pencapaian swasembada pangan akan mendukung stabilitas ekonomi di tingkat lokal maupun nasional. Dengan adanya sistem produksi pangan yang lebih produktif dan berkelanjutan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat kedaulatan pangan.

Kolaborasi Multi-Pihak untuk Produksi Pangan Berkelanjutan

Zulhas menegaskan bahwa pencapaian target swasembada pangan bukan pekerjaan satu pihak saja. Semua pihak, mulai dari pemerintah, lembaga internasional, hingga petani lokal, perlu bekerja sama dalam mengimplementasikan berbagai strategi dan inovasi produksi.

Dengan dukungan Uni Eropa dan forum internasional seperti ISRF, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat kapasitas produksi pangan yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa kebutuhan pangan nasional, terutama beras, dapat dipenuhi secara mandiri dan berkesinambungan.

Melalui pendekatan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi terbaru, pemerintah berharap swasembada pangan Indonesia akan terwujud dengan lebih cepat, aman, dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi contoh bagi negara lain dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kementerian ATR/BPN Optimalkan Serapan Anggaran Menjelang Akhir 2025

Kementerian ATR/BPN Optimalkan Serapan Anggaran Menjelang Akhir 2025

Kenaikan Biaya Produksi Picu Dorongan Penyesuaian Harga Batu Bara DMO

Kenaikan Biaya Produksi Picu Dorongan Penyesuaian Harga Batu Bara DMO

Kementerian UMKM Dorong Penguatan Usaha Lewat MikroDOTS Gratis di Pontianak

Kementerian UMKM Dorong Penguatan Usaha Lewat MikroDOTS Gratis di Pontianak

Update Harga BBM Pertamina Terbaru di Indonesia per 25 November 2025

Update Harga BBM Pertamina Terbaru di Indonesia per 25 November 2025

Simak Harga Token Listrik PLN Akhir November 2025 untuk Pelanggan Rumah Tangga

Simak Harga Token Listrik PLN Akhir November 2025 untuk Pelanggan Rumah Tangga