
JAKARTA - Setelah resmi diakuisisi oleh Ardhantara, PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) mengambil langkah strategis untuk bertransformasi menjadi holding company energi terbarukan (EBT).
Dengan visi mengintegrasikan proyek-proyek energi hijau, FUTR kini berada di jalur ekspansi yang sejalan dengan target nasional peningkatan kapasitas listrik dari sumber energi terbarukan hingga 75% dalam RUPTL PLN 2025–2034.
Transformasi ini diharapkan mendorong FUTR menjadi pemain energi hijau berskala internasional, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah mengurangi kapasitas PLTU batu bara dan mempercepat pembangunan pembangkit EBT.
Baca Juga
Direktur Utama FUTR, Tonny Agus Mulyantono, menjelaskan bahwa Ardhantara, sebagai pengendali baru perseroan, menargetkan FUTR menjadi holding energi hijau yang menaungi berbagai proyek EBT. “PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara) sebagai pengendali baru Perseroan berencana akan lebih mengembangkan bisnis Perseroan dalam bidang energi, khususnya EBT.
Perseroan akan diarahkan sebagai holding energi hijau yang akan memayungi proyek-proyek energi,” ujar Tonny.
Tonny menambahkan, saat ini studi kelayakan bisnis (feasibility study) untuk pengembangan proyek EBT masih dalam tahap persiapan bersama pengendali baru. Hasil kajian tersebut nantinya akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait perubahan kegiatan usaha dan rencana rights issue yang direncanakan berlangsung pada 2026.
“Studi Kelayakan Bisnis atas bisnis EBT sedang dalam proses persiapan oleh Perseroan bersama-sama dengan Pengendali Baru. Hal ini akan disampaikan pada saat RUPS terkait perubahan kegiatan usaha dan juga rencana right issue yang ditargetkan akan dilaksanakan pada tahun 2026,” jelasnya.
Rencana pengembangan EBT FUTR sejalan dengan target pemerintah untuk menambah kapasitas listrik dari energi terbarukan hingga 75% dalam RUPTL PLN 2025–2034. Pemerintah juga menargetkan pengurangan kapasitas PLTU batu bara sebesar 5,5 GW sekaligus percepatan pembangunan pembangkit EBT hingga minimal 74 GW.
“Pengendali baru Perseroan yaitu Ardhantara merupakan perusahaan holding di sektor energi dan memiliki rencana untuk memasukkan aset yang berbasis energi terbarukan seperti geothermal Gunung Slamet melalui anak usaha SAE, maupun beberapa aset yang saat ini masih dalam proses. Melalui Perseroan, Ardhantara akan melakukan transformasi menuju perusahaan energi terbarukan berstandar internasional,” lanjut Tonny.
Sebagai bagian dari strategi transformasi, Ardhantara berencana melaksanakan rights issue dengan memasukkan aset berbasis energi sebagai anak usaha FUTR. Salah satu proyek andalan adalah konsesi geothermal Gunung Slamet, yang saat ini memasuki tahap eksplorasi aktif. Investasi awal proyek ini diperkirakan mencapai lebih dari US$85 juta atau setara Rp1,5 triliun.
“Untuk proyek konsesi Geothermal di Gunung Slamet, pengendali perseroan melalui anak usahanya telah memasuki tahap eksplorasi aktif, dengan kegiatan geosurvey, pengeboran sumur eksplorasi tahap awal, dan pembangunan akses infrastruktur utama dengan investasi awal ini memiliki nilai lebih dari USD 85 juta atau setara Rp1,5 triliun,” jelas Tonny.
Proyek geothermal ini telah memiliki Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN untuk kapasitas 220 MW dengan masa kontrak 30 tahun setelah commercial operation date (COD). Tahap pengeboran tambahan ditargetkan dimulai pada 2026 dengan kapasitas awal 20 MW, sedangkan pembangunan power plant hingga tahap COD ditargetkan rampung pada 2027.
Sumber pendanaan proyek berasal dari kas internal, mitra kerja, serta pihak ketiga. “Berdasarkan informasi dari Ardhantara, sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari kas internal, mitra kerja dan pihak ketiga lainnya,” tambah Tonny.
Selain geothermal, FUTR juga tengah menyiapkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan potensi kapasitas 3,8 MW pada tahap awal, yang secara bertahap ditargetkan berkembang hingga total kapasitas 130 MW. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi FUTR untuk memperkuat portofolio EBT secara menyeluruh, mencakup sumber daya panas bumi dan energi surya.
Struktur kepemilikan Ardhantara selaku pengendali FUTR terdiri dari PT Raka Energi Mandiri (37,5%), PT Bina Wisesa Perkasa (37,5%), dan PT Amartya Inti Investama (25%). Penerima manfaat utama adalah Geremy Gandhi Masukhani, pemilik Raka Energi Mandiri.
Dengan transformasi ini, FUTR menegaskan komitmennya untuk menjadi holding energi hijau yang berfokus pada proyek EBT strategis, sejalan dengan arah kebijakan energi nasional dan tren global pengembangan energi bersih. Integrasi aset geothermal, PLTS, dan potensi proyek EBT lainnya diyakini akan memperkuat posisi FUTR sebagai pemain energi hijau yang kompetitif, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan target energi terbarukan nasional.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Garuda Indonesia Siapkan Rp 30 Triliun untuk Modal Kerja dan Operasi
- Rabu, 08 Oktober 2025
Berita Lainnya
Garuda Indonesia Siapkan Rp 30 Triliun untuk Modal Kerja dan Operasi
- Rabu, 08 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Futura Energi Siap Jadi Holding EBT Usai Akuisisi Ardhantara
- 08 Oktober 2025
2.
Rukun Raharja (RAJA) Proyeksikan Laba Bersih Tumbuh 20 Persen
- 08 Oktober 2025
3.
4.
Multivitamin Kemhan untuk Dapur MBG Telah Bersertifikat BPOM
- 08 Oktober 2025
5.
Pemerintah Perkenalkan 16 Sekolah Garuda Serentak Hari Ini
- 08 Oktober 2025