Apa Itu Smart Contract, Cara Kerja, Jenis, dan Penerapannya

Apa Itu Smart Contract, Cara Kerja, Jenis, dan Penerapannya
apa itu smart contract

Apa itu smart contract? Istilah ini merujuk pada perjanjian otomatis antara dua pihak yang berjalan di dalam jaringan blockchain. 

Semua transaksi yang terjadi dalam sistem kontrak pintar ini akan diproses secara langsung oleh blockchain itu sendiri, tanpa memerlukan perantara atau pihak ketiga. 

Dengan mekanisme ini, proses menjadi lebih cepat, transparan, dan minim risiko manipulasi karena sistem bekerja berdasarkan kode yang telah disepakati. 

Baca Juga

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Smart contract memberikan efisiensi dan keamanan yang tinggi dalam pelaksanaan berbagai kesepakatan digital. 

Maka dari itu, penting untuk memahami dengan jelas apa itu smart contract agar bisa memanfaatkannya secara optimal di dunia teknologi terdesentralisasi.

Apa Itu Smart Contract?

Apa itu smart contract? Ini merupakan program komputer atau protokol transaksi yang dibuat untuk berjalan secara otomatis ketika sejumlah kondisi yang telah ditentukan sebelumnya telah terpenuhi. 

Meski sering disalahartikan sebagai “Dapp”, smart contract sebenarnya bukanlah dokumen hukum atau perjanjian dengan kekuatan kontraktual. 

Sebaliknya, ia berfungsi sebagai skrip komputer yang berperan dalam mempermudah pelaksanaan transaksi secara langsung, tanpa memerlukan bantuan dari pihak ketiga.

Sosok di Balik Smart Contract

Konsep kontrak pintar pertama kali dikenalkan pada tahun 1994 oleh seorang ahli kriptografi bernama Nick Szabo. 

Gagasannya muncul saat ia berupaya menyusun sistem kontrak dalam bentuk kode komputer, yang dapat berjalan secara otomatis jika syarat-syarat yang telah ditetapkan di dalamnya terpenuhi. 

Tujuan utama dari pengembangan sistem ini adalah untuk memungkinkan transaksi dapat berlangsung tanpa harus melibatkan pihak ketiga, seperti pengacara, lembaga keuangan, atau perantara lainnya.

Kontrak digital ini dirancang untuk dijalankan secara otomatis melalui jaringan yang terpercaya, serta sepenuhnya dikendalikan oleh sistem komputer. 

Pada tahun 2009, sekitar 15 tahun setelah ide tersebut diperkenalkan, muncul pula teknologi blockchain yang diperkenalkan oleh pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto—sosok yang identitasnya hingga kini masih belum diketahui secara pasti.

Kemajuan tersebut kemudian menjadi inspirasi bagi seorang pemuda berbakat bernama Vitalik Buterin untuk mengembangkan lebih lanjut ide kontrak digital agar bisa diterapkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan nyata. 

Hasil dari pengembangan tersebut diwujudkan pada tahun 2015, saat Ethereum memperkenalkan kontrak digital dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya.

Cara Kerja Smart Contract

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah gambaran sederhana mengenai cara kerja smart contract atau kontrak pintar dalam praktiknya.

Suatu ketika, ada dua individu yang hendak melakukan transaksi jual beli rumah. Kedua pihak tersebut memanfaatkan kontrak pintar di jaringan blockchain Ethereum untuk menyusun perjanjian terkait proses jual beli tersebut.

Kontrak pintar yang dibuat telah mencantumkan seluruh kesepakatan yang disepakati sebelumnya oleh kedua pihak dalam transaksi ini. Isi perjanjian itu secara sederhana berbunyi sebagai berikut:

“Apabila pembeli telah membayarkan sejumlah 300 Ether kepada penjual, maka hak kepemilikan atas rumah akan otomatis berpindah kepada pembeli sesuai kesepakatan.”

Berdasarkan isi kontrak yang telah direkam secara permanen di jaringan Ethereum tersebut, begitu pembeli mentransfer dana sebesar 300 Ether kepada penjual, maka sistem secara otomatis mengalihkan kepemilikan rumah kepada pembeli.

Perlu diketahui bahwa kontrak yang telah dimasukkan ke dalam blockchain tidak bisa diubah lagi. Oleh karena itu, ketika seluruh ketentuan dalam kontrak telah terpenuhi, sistem akan menjalankannya secara otomatis. 

Hal ini tentu sangat menguntungkan kedua belah pihak karena mereka tidak perlu melibatkan pihak ketiga seperti agen properti, bank, atau lembaga pemerintah dalam proses transaksi. 

Teknologi blockchain juga memastikan bahwa seluruh proses berjalan dengan aman karena otomatisasi sistemnya mengurangi potensi manipulasi.

Smart contract ini bisa beroperasi secara mandiri atau saling terhubung dengan kontrak pintar lain. 

Jika suatu smart contract dijalankan bersamaan dengan kontrak pintar lainnya, maka ketika kontrak pertama selesai, secara otomatis kontrak-kontrak lain yang relevan akan diaktifkan untuk melanjutkan rangkaian perjanjian.

Kontrak pintar memiliki karakteristik terdesentralisasi, artinya seluruh proses dilakukan tanpa harus melibatkan perantara, membuat prosedurnya menjadi lebih efisien dan bebas dari campur tangan pihak luar.

Dalam penerapannya, tidak sedikit pengguna smart contract yang menambahkan elemen tanda tangan digital. 

Para pihak yang terlibat harus menyetujui dan menandatangani terlebih dahulu dokumen elektronik sebagai bentuk persetujuan sebelum kontrak dapat dijalankan. Langkah ini dapat mengurangi kemungkinan penipuan dalam kesepakatan yang dibuat.

Setelah kontrak disetujui dan ditandatangani oleh kedua pihak, isi dan pelaksanaannya akan dipantau melalui sistem komputer berbasis blockchain yang memiliki tingkat keamanan tinggi serta tahan terhadap upaya peretasan.

Bagaimana Smart Contract Menjadi Mungkin?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan teknologi blockchain memungkinkan kontrak pintar atau smart contract dapat dijalankan secara desentralisasi, khususnya di jaringan Ethereum. 

Dengan sistem ini, kesepakatan yang dibuat antara dua pihak dapat berlangsung secara transparan dan adil, karena tidak ada dominasi dari satu pihak atau campur tangan pihak ketiga.

Desentralisasi dalam hal ini berarti bahwa kontrak yang disusun tidak dikendalikan oleh lembaga atau entitas perantara seperti bank atau agen. Sebaliknya, proses ini dijalankan oleh jaringan komputer global yang saling terhubung, yang dikenal sebagai node. 

Blockchain sendiri berfungsi sebagai sistem basis data terdistribusi, yang memastikan seluruh aktivitas dalam kontrak terekam dan terverifikasi bersama-sama oleh banyak pihak melalui node-node tersebut.

Karena tidak ada satu entitas pusat yang mengatur jalannya kontrak, maka upaya manipulasi atau peretasan menjadi sangat sulit dilakukan. 

Untuk bisa mengubah atau meretas data dalam sistem ini, seseorang harus memiliki kontrol atas lebih dari separuh dari seluruh node yang beroperasi di dalam jaringan, yang dalam praktiknya hampir tidak mungkin dilakukan. 

Inilah yang menjadikan kontrak pintar sangat aman dan dapat dipercaya dalam ekosistem blockchain.

Jenis Smart Contract

Jika diklasifikasikan menurut kategorinya, kontrak cerdas terbagi menjadi dua jenis yang ditentukan berdasarkan ketersediaan kondisi yang diperlukan, yaitu sebagai berikut.

Smart Contract Deterministik

Jenis kontrak pintar ini memungkinkan seluruh informasi yang dibutuhkan dapat diakses secara langsung melalui sistem blockchain tempatnya berjalan. 

Data yang tersedia bisa sangat beragam, mulai dari detail transaksi tertentu, pemicu kontrak lainnya, tinggi blok, hingga berbagai informasi lain selama semuanya tercatat di dalam blockchain.

Contoh implementasi dari kontrak deterministik mencakup penggunaan token kripto, sistem undian atau lotere, hingga pencatatan kepemilikan saham.

Smart Contract Non-Deterministik

Berbeda dengan jenis sebelumnya, kontrak non-deterministik membutuhkan informasi yang berada di luar jaringan blockchain. 

Karena sifatnya yang tidak sepenuhnya otomatis, maka kontrak ini memerlukan kontribusi dari pihak eksternal maupun unsur ketidakpastian yang tidak bisa dihitung hanya dengan sistem komputer. 

Informasi ini bisa mencakup data seperti kondisi cuaca, hasil pemilu, atau skor pertandingan olahraga.

Smart contract jenis ini mengandalkan suatu sistem kepercayaan terhadap data prediktif, yang berperan sebagai jembatan antara dunia nyata dan jaringan blockchain itu sendiri.

Keuntungan dari Smart Contract

Otonomi

Manfaat pertama dari penerapan kontrak pintar adalah otonomi. Dengan memanfaatkannya, tidak ada lagi kebutuhan untuk melibatkan perantara dalam membuat kesepakatan, sehingga kamu memiliki kendali penuh atas perjanjian yang dijalankan.

Kepercayaan

Manfaat kedua dari penggunaan kontrak pintar berkaitan dengan kepercayaan. Seluruh dokumen penting yang terkait dengan perjanjian tersimpan secara otomatis dalam sistem, menghilangkan kekhawatiran akan kehilangan dokumen atau memilih perantara yang berpotensi menimbulkan kecurigaan.

Irit

Manfaat ketiga adalah penghematan biaya. Ketika menggunakan kontrak pintar, kamu tidak perlu membayar pihak ketiga seperti notaris atau agen properti, karena seluruh proses dapat dijalankan secara otomatis tanpa bantuan mereka.

Keamanan

Manfaat keempat adalah peningkatan perlindungan. Kontrak pintar yang telah dirancang dan dijalankan dengan benar cenderung sangat sulit untuk diretas, terutama karena penggunaan sistem enkripsi yang rumit yang menjaga integritas data.

Efisiensi

Manfaat kelima adalah peningkatan efisiensi dalam proses kesepakatan. Penggunaan kontrak pintar mengurangi kebutuhan akan dokumen fisik yang sering kali menyita waktu, membuat seluruh proses menjadi lebih cepat dan mudah dijalankan.

Penerapan Smart Contract

Seiring meningkatnya popularitas pemanfaatan kontrak pintar atau smart contract, penggunaannya kini merambah ke berbagai sektor industri. 

Teknologi ini tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan, layanan keuangan, atau asuransi, tetapi juga mulai diterapkan di bidang hukum, pendanaan publik, hingga proses pemberian izin kredit.

Di samping industri yang telah disebutkan, berikut beberapa sektor lain yang turut mengadopsi smart contract:

1. Sektor Kesehatan

Smart contract dalam bidang kesehatan berperan penting untuk menyimpan dan mengelola informasi medis pasien secara terenkripsi dan efisien. 

Salah satu contoh penerapannya adalah EncrypGen, yang memungkinkan pasien memiliki kontrol penuh atas data mereka. 

Bila ada peneliti yang membutuhkan data tersebut untuk riset, mereka harus meminta izin terlebih dahulu serta memberikan imbalan finansial kepada pasien bersangkutan.

2. Pemerintahan

Di lingkungan pemerintahan, smart contract mulai digunakan dalam sistem pemungutan suara berbasis blockchain. Sistem ini menjamin proses pemilu berlangsung lebih transparan dan aman. 

Aplikasi seperti Follow My Vote memanfaatkan fitur ini untuk memastikan setiap suara yang masuk terlindungi dari potensi manipulasi. 

Setelah pemilu selesai, kontrak pintar secara otomatis mengirim token ke alamat yang mewakili pemenang pemilu. Sistem ini menjamin keadilan dan keamanan selama proses berlangsung.

3. Industri Asuransi

Smart contract di dunia asuransi mulai diuji coba pada 2017 oleh dua perusahaan, yaitu Atlas Insurance dari Malta dan Axa dari Prancis. 

Mereka mengembangkan prototipe sistem otomatis yang bisa langsung memberikan kompensasi kepada pelanggan maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan.

Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang penumpang bernama Jennie melakukan penerbangan ke Jakarta dan mendaftarkan nomor penerbangannya melalui smart contract dari Axa. 

Jennie mentransfer aset kripto senilai Rp 100.000, sementara pihak Axa juga mengirimkan aset sebesar Rp 900.000 ke dalam sistem. Total dana dalam kontrak menjadi Rp 1.000.000.

Jika penerbangan berjalan sesuai jadwal, dana akan otomatis kembali ke Axa. Namun, jika terjadi penundaan, seluruh Rp 1.000.000 akan otomatis dikirimkan ke Jennie tanpa perlu proses klaim manual.

Melalui penerapan teknologi ini, sektor asuransi mampu menekan biaya operasional dan mempercepat proses pembayaran klaim. 

Nasabah pun tidak perlu melakukan pelaporan secara manual karena semua mekanisme kompensasi terjadi secara otomatis berkat sistem yang telah diprogram sebelumnya.

4. Industri Bisnis

Pemanfaatan kontrak pintar dalam sektor bisnis dapat memberikan berbagai keuntungan signifikan. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk menggunakan smart contract sebagai metode pembayaran gaji kepada karyawan.

Contoh penerapan teknologi ini dalam bisnis adalah sebagai berikut: Sebuah perusahaan menerapkan smart contract untuk proses penggajian, di mana dalam perjanjiannya tertulis bahwa setiap tanggal 20 gaji akan dikirimkan secara otomatis kepada para staf.

Dengan menggunakan sistem tersebut, Jennie selalu menerima gajinya tepat pada waktunya, yaitu setiap tanggal 20. Mekanisme ini membantu perusahaan menghemat pengeluaran dan waktu dalam proses administrasi penggajian.

5. ICO atau ITS, Fundraising, Crowdfunding

Penerapan kontrak pintar selanjutnya adalah ketika seseorang ingin menjalankan proyek pribadi dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Dalam hal ini, kamu dapat menciptakan proyek di jaringan blockchain publik seperti vexanium atau ethereum.

Salah satu metode untuk mengumpulkan dana adalah melalui ICO atau ITS yang bekerja menggunakan sistem crowdfunding berbasis blockchain.

Dengan menjalankan Initial Coin Offering (ICO) atau Initial Token Sales (ITS), kamu dapat menghimpun dana yang nantinya bisa digunakan untuk mendukung pengembangan proyek independen berbasis teknologi blockchain.

Cara Membuat Smart Contract

Untuk membuat smart contract secara mandiri, kamu bisa memanfaatkan sejumlah platform blockchain seperti Ethereum dan NEO. 

Di antara keduanya, Ethereum menjadi pilihan paling populer dan sering disebut sebagai Ethereum contract atau Ethereum smart contract, khususnya dalam ekosistem kripto.

Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan kontrak pintar ini merupakan bahasa bawaan dari Ethereum, yaitu Solidity.

Dari informasi mengenai kontrak pintar di atas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran smart contract memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin menyusun perjanjian tanpa harus melibatkan pihak ketiga, yang biasanya membutuhkan biaya tambahan.

Meskipun begitu, penggunaan smart contract saat ini masih terbatas pada beberapa sektor saja dan belum bisa diterapkan secara luas. 

Namun, dengan terus berkembangnya teknologi, bukan tidak mungkin ke depannya smart contract dapat diterapkan di lebih banyak bidang.

Sebagai penutup, smart contract menjawab kebutuhan zaman digital. Jadi, tak heran jika makin banyak orang mulai mencari tahu apa itu smart contract dan manfaatnya.

Bru

Bru

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

6 Cara Mengatur Uang Bulanan 3 Juta & Metode Anggarannya

6 Cara Mengatur Uang Bulanan 3 Juta & Metode Anggarannya

Ketahui Cara Mengatasi Inflasi agar Ekonomi Tetap Aman

Ketahui Cara Mengatasi Inflasi agar Ekonomi Tetap Aman

Inilah 13 Cara mendapatkan 100 juta pertama , Yuk Terapkan!

Inilah 13 Cara mendapatkan 100 juta pertama , Yuk Terapkan!

Jangan Panik! Cara Klaim Asuransi Mobil Banjir yang Perlu Anda Tahu

Jangan Panik! Cara Klaim Asuransi Mobil Banjir yang Perlu Anda Tahu

Memahami 6 Penyebab Rupiah Menguat, Contoh, & Dampaknya

Memahami 6 Penyebab Rupiah Menguat, Contoh, & Dampaknya