Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

JAKARTA - Harga emas global mencapai rekor tertinggi baru, mengukuhkan posisinya sebagai aset safe-haven yang paling dicari di tengah meningkatnya ketidakpastian perdagangan internasional. Lonjakan harga ini didorong oleh eskalasi ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang mengundang kekhawatiran besar di kalangan investor.

Pada Rabu, 5 Februari 2025  harga emas spot melonjak 0,8%, menembus angka USD 2.865,61 per ons pada pukul 01:59 p.m. ET (1859 GMT). Rekor ini diperoleh setelah sebelumnya harga emas sempat mencapai USD 2.882,16 per ons. Di samping itu, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,6% pada level USD 2.893 per ons, menunjukkan kepercayaan investor terhadap emas sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi yang belum mereda.

Menurut Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals, kenaikan harga emas saat ini masih sangat dipicu oleh ketidakpastian perdagangan global. "Tarif yang diberlakukan terhadap Tiongkok serta respons balik dari Beijing membuat pasar semakin waspada, sehingga permintaan emas sebagai aset safe-haven tetap tinggi," jelas Grant. Penilaian Grant menggarisbawahi peranan sentimen pasar yang tinggi sebagai faktor penentu dalam tren harga emas saat ini.

Perang Dagang antara AS-Tiongkok Semakin Meningkat

Di tengah suasana ketidakpastian yang melanda pasar global, perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, AS dan Tiongkok terus berlangsung. Minggu ini, Tiongkok secara resmi menerapkan tarif baru pada produk asal AS. Langkah ini merupakan respons dari kebijakan tarif yang sebelumnya diajukan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan menandakan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Presiden Biden menyatakan tidak terburu-buru untuk mengadakan dialog dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan tujuan meredakan ketegangan. Hal ini menunjukkan bahwa negosiasi perdamaian ekonomi antara kedua negara masih tertunda, mengundang kekhawatiran bagi pasar dan memperkuat posisi aset safe-haven seperti emas.

Dalam sebuah perkembangan terpisah namun relevan, Layanan Pos AS (U.S. Postal Service) baru saja mengumumkan bahwa mereka akan kembali menerima semua kiriman surat dan paket dari Tiongkok dan Hong Kong mulai Rabu. Sebelumnya, layanan ini sempat ditangguhkan, mengganggu aliran perdagangan dan komunikasi antara kedua negara.

Kebijakan The Fed dan Dinamikanya terhadap Harga Emas

Selain ketegangan perdagangan, beberapa pejabat Federal Reserve AS telah memperingatkan bahwa kebijakan tarif AS berpotensi memicu inflasi, kondisi yang dapat memengaruhi keputusan suku bunga di masa depan. Inflasi yang lebih tinggi biasanya membuat emas lebih menarik sebagai lindung nilai terhadap erosi nilai mata uang. Hal ini, pada gilirannya, dapat mendorong The Fed untuk memperlambat pemangkasan suku bunga guna menjaga keseimbangan ekonomi.

Laporan ketenagakerjaan ADP juga mencatat bahwa ekonomi AS menambah 183.000 pekerjaan sektor swasta bulan lalu, mengungguli perkiraan analis sebesar 150.000 pekerjaan. Meski begitu, data ketenagakerjaan ini kemungkinan besar tidak akan berdampak signifikan terhadap kebijakan The Fed kecuali jika angkanya jauh di luar ekspektasi yang ada.

"Data ketenagakerjaan menjadi perhatian utama minggu ini, tetapi kemungkinan besar tidak akan berdampak signifikan terhadap kebijakan The Fed, kecuali jika angkanya jauh di luar ekspektasi," tambah Grant. Penilaian ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran mengenai kemungkinan inflasi, kebijakan moneter AS mungkin tetap fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi global yang dinamis.


Secara menyeluruh, tingginya harga emas saat ini mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian yang sedang berlangsung di sektor internasional, baik dari segi perdagangan maupun kebijakan moneter. Aset safe-haven seperti emas terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari stabilitas.

Kendati ketegangan diantara AS dan Tiongkok masih terasa, segala perkembangan dari The Fed dan indikator ekonomi lainnya tetap akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga emas ke depan. Bagi para investor yang terus memantau dinamika ini, emas tidak hanya menjadi instrumen investasi tetapi juga refleksi dari kekuatan pasar di tengah badai ekonomi yang tidak menentu ini.

Baca Juga

Guatemala Tingkatkan Frekuensi Penerbangan Deportasi Migran dari AS: Langkah Kolaboratif dengan Amerika untuk Atasi Krisis Imigrasi

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Penghematan APBN 2025: Keselamatan Transportasi Jangan Dikorbankan!

Penghematan APBN 2025: Keselamatan Transportasi Jangan Dikorbankan!

Dishub Lumajang Perkuat Pengawasan Transportasi demi Sistem Lalu Lintas yang Lebih Tertib

Dishub Lumajang Perkuat Pengawasan Transportasi demi Sistem Lalu Lintas yang Lebih Tertib

Diskon Transportasi Umum dan Skema Work From Anywhere: Strategi Pemerintah dalam Mendukung Arus Mudik Lebaran 2025

Diskon Transportasi Umum dan Skema Work From Anywhere: Strategi Pemerintah dalam Mendukung Arus Mudik Lebaran 2025

Kereta Api Batavia: Inovasi Baru KAI Daop 1 Jakarta untuk Rute Gambir Sampai Solo Balapan

Kereta Api Batavia: Inovasi Baru KAI Daop 1 Jakarta untuk Rute Gambir Sampai Solo Balapan

Keputusan Erick Thohir Mengundang Kembali Choi Ju Young ke Timnas Indonesia: Langkah Strategis PSSI

Keputusan Erick Thohir Mengundang Kembali Choi Ju Young ke Timnas Indonesia: Langkah Strategis PSSI