Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi: Rekomendasi Saham Emiten bagi Investor
- Rabu, 05 Februari 2025

JAKARTA - Harga komoditas emas terus melaju ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, menembus rekor tertinggi dan mencatatkan harga global sebesar US$ 2.820 per troy ons. Di pasar domestik, harga emas batangan Antam juga mengalami kenaikan tajam sebesar Rp 29.000, mencapai Rp 1.650.000 per gram pada Selasa, 4 Februari 2025. Situasi ini tidak hanya memicu respon dari investor tetapi juga menarik perhatian para analis yang memberikan rekomendasi saham bagi perusahaan tambang emas.
Emas Sebagai Safe Haven di Tengah Gejolak Ekonomi
Rizkia Darmawan, Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa lonjakan harga emas didorong oleh ketidakpastian dalam ekonomi global setelah kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Meksiko, Kanada, dan China. "Kondisi ini mengarahkan investor untuk kembali memandang emas sebagai aset safe haven," ungkap Rizkia.
Irsyady Hanief, Equity Research Analyst dari Henan Putihrai Sekuritas, menambahkan bahwa kebijakan tarif tersebut mendongkrak permintaan terhadap emas fisik, terutama di pasar Amerika Serikat. "Emas fisik dikategorikan sebagai aset tanpa risiko, sehingga banyak institusi keuangan yang mulai beralih ke emas fisik sebagai bentuk mitigasi risiko," tutur Irsyady kepada Kontan.co.id, Selasa, 4 Februari 2025
Prediksi Harga Emas Dunia dan Dampaknya
Menurut Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa, tarif dan tingkat inflasi yang diberlakukan bisa meningkatkan emas sebagai aset yang menarik. Ia memperkirakan bahwa harga emas dunia dapat terus menguat atau bergerak fluktuatif di kisaran US$ 2.780 hingga US$ 2.850 per troy ons. "Namun, momentum kenaikan harga emas ini harus dibarengi dengan peningkatan volume penjualan supaya kinerja keuangan dapat maksimal," tambah Heru.
Miftahul Khaer, Analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, memproyeksikan bahwa harga emas akan bergerak antara US$ 2.700 hingga US$ 2.900 dalam jangka pendek di kuartal pertama. "Penguatan harga emas dapat meningkatkan pendapatan dan margin keuntungan emiten, meski masih terdapat risiko dari biaya yang naik," jelasnya.
Rekomendasi Saham Emiten Emas
Equity Research Analyst dari Panin Sekuritas, Rizal Nur Rafly, setuju bahwa lonjakan harga emas dapat meningkatkan kinerja emiten yang memiliki struktur biaya rendah dan output produksi yang stabil. "Dalam kondisi harga emas yang tinggi, saham emiten emas bisa meningkat, tetapi sentimen seperti suku bunga dapat menyebabkan pergerakan tidak selalu linear," paparnya.
Rizkia dari Mirae Asset Sekuritas menekankan bahwa fluktuasi harga emas akan menjadi salah satu sentimen penting yang diperhatikan oleh investor dalam jangka pendek hingga menengah. "Pastinya ada sentimen positif untuk saham yang terkait dengan kenaikan harga emas, tapi market saat ini masih sangat volatile," ujarnya.
Indri Liftiany, Equity Analyst dari Indo Premier Sekuritas, melihat kondisi ini sebagai momentum untuk mengoleksi saham emas, namun tetap selektif. Dia merekomendasikan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan catatan fundamental yang solid dan rekor penjualan emas di tahun lalu. Indri menyarankan membeli saham ANTM dengan support di Rp 1.345 dan resistance di Rp 1.540.
Rizal juga menjadikan saham ANTM pilihan dengan target harga Rp 1.700, sementara Irsyady dari Henan Putihrai Sekuritas menjagokan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebagai emiten yang patut diperhatikan.
Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, Heru, merekomendasikan buy on support untuk ANTM dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Level entry yang bisa dipertimbangkan untuk ANTM ada di sekitar Rp 1.385 dengan target harga Rp 1.460 - Rp 1.480. Sedangkan untuk BRMS, level entry ada di kawasan Rp 382 - Rp 386 dengan target harga Rp 400 - Rp 418.
Prospek Perusahaan dan Investor di Pasar Emas yang Bergejolak
Irsyady Hanief, menyoroti bahwa secara historis, pergerakan harga saham emiten emas cenderung mengikuti harga komoditas emas, meski dampaknya bervariasi bergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat produksi dan efisiensi operasional. "Emiten emas dengan strategi ekspansi dan efisiensi operasional yang kuat berada dalam posisi lebih baik untuk memanfaatkan momentum," pungkasnya.
Heru menyarankan bagi investor untuk wait and see pada saham MDKA dengan level entry di Rp 1.380 serta trading buy untuk ANTM dan hold untuk PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target harga Rp 1.540 dan Rp 500 per saham.
Dengan situasi ekonomi global yang dinamis dan harga emas yang bergejolak, investor dan emiten di sektor emas diharapkan dapat terus waspada dan mengadopsi strategi yang tepat untuk memaksimalkan peluang yang ada. Tanpa dukungan strategi yang matang, fluktuasi harga komoditas emas dapat menjadi pedang bermata dua bagi kinerja investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Tips Menabung untuk Bangun Rumah yang Efektif
- 15 September 2025
2.
5 Cara Cetak Rekening Koran BCA, Cepat dan Mudah
- 15 September 2025
3.
10 Usaha Sampingan Pulang Kerja untuk Menambah Penghasilan
- 15 September 2025
4.
Dana Darurat Ideal: Besaran, Cara Menghitung dan Tips Mengumpulkannya
- 15 September 2025
5.
Simulasi KPR BNI: Syarat, Suku Bunga & Cara Mengajukannya
- 15 September 2025