Fluktuasi Harga Minyak Global: WTI Merosot, Brent Menguat

Fluktuasi Harga Minyak Global: WTI Merosot, Brent Menguat
Fluktuasi Harga Minyak Global: WTI Merosot, Brent Menguat

JAKARTA - Pasar minyak dunia kembali menunjukkan volatilitasnya dengan fluktuasi harga yang mencolok. Pada perdagangan Selasa, 4 Februari 2025, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2025 mengalami penurunan sebesar 46 sen atau sekitar 0,63 persen, sehingga mencapai harga US$72,7 per barel di New York Mercantile Exchange. Di sisi lain, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April 2025 mengalami kenaikan senilai 24 sen atau sekitar 0,32 persen, menetapkan harga di angka US$76,2 per barel di London ICE Futures Exchange.

Menurut laporan Reuters, penurunan harga WTI dan kenaikan harga Brent ini dipengaruhi oleh dinamika kebijakan perdagangan global, terutama terkait hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif impor pada sejumlah komoditas utama dari Amerika Serikat, termasuk batubara dan gas alam cair yang akan dikenakan tarif 15 persen, serta minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa produk otomotif AS yang akan dikenakan tarif 10 persen, mulai 10 Februari mendatang.

Respons Tiongkok Terhadap Kebijakan AS

Langkah agresif yang diambil oleh Tiongkok merupakan tindak balasan terhadap keputusan Amerika Serikat yang lebih dulu memberlakukan tarif impor 10 persen terhadap berbagai produk asal Tiongkok. Tindakan tarif-retribusi ini tak dapat dielakkan lagi memicu kekhawatiran mengenai eskalasi perang dagang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Seorang analis pasar dari firma keuangan terkenal, yang memilih untuk tak diungkap identitasnya, menyatakan, "Tindakan tarif yang saling balas ini dapat menambah ketidakpastian di pasar global. Pelaku pasar harus siap menghadapi volatilitas harga yang meningkat seiring respon dari kebijakan ini."

Tindakan Presiden AS Mendorong Permintaan Minyak

Sementara itu, ketegangan geopolitik lain turut mendorong harga minyak dunia, terutama Brent. Penandatanganan memorandum oleh Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, untuk melakukan tekanan ekonomi maksimal terhadap Iran menambah dinamika di pasar minyak global. Kebijakan ini berupaya menekan ekspor minyak Iran ke titik terendah, mirip dengan kondisi pada masa pemerintahan Trump sebelumnya.

"Presiden Trump tampaknya kembali ke kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, yang menandakan periode ketidakpastian baru dalam pasokan minyak global," ujar seorang pengamat geopolitik di Washington. Ketatnya pasokan minyak dunia berpotensi mendorong harga minyak Brent, sementara penurunan produksi Iran yang menghasilkan sekitar 3,3 juta barel minyak per hari dapat memicu kekhawatiran akan supply shock.

Implikasi dan Prospek Ke Depannya

Volatilitas harga minyak WTI dan penguatan harga Brent ini menyoroti ketergantungan pasar minyak terhadap ketegangan geopolitik dan kebijakan dagang antara negara-negara adidaya. Meskipun demikian, beberapa investor tetap optimis terhadap potensi pertumbuhan permintaan global yang dapat menyeimbangkan ketegangan yang ada.

Seorang pakar energi dari sebuah lembaga kajian terkemuka menuturkan, "Meskipun ada tekanan dari kebijakan tarif antara AS dan Tiongkok serta situasi di Iran, permintaan energi global yang terus meningkat dapat menyeimbangkan sebagian besar ketegangan ini. Namun, pasar harus tetap waspada terhadap dampak yang tidak diinginkan dari kebijakan ini."

Melihat situasi saat ini, jelaslah bahwa pasar minyak sedang berada di persimpangan jalan yang ditentukan oleh perkembangan diplomasi internasional dan kebijakan ekonomi global. Negara-negara konsumen minyak besar, termasuk di kawasan Asia, mungkin perlu mempersiapkan strategi untuk menghadapi kemungkinan fluktuasi harga yang lebih tinggi di masa depan.

Analisis awal dari situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan perdagangan dan kebijakan sanksi dapat berdampak signifikan pada stabilitas pasar minyak. Oleh karena itu, pemangku kepentingan di bidang energi mungkin perlu mempertimbangkan tindakan mitigasi untuk mengurangi dampak dari ketidakpastian ini.

Secara keseluruhan, penurunan harga WTI dan kenaikan harga Brent mencerminkan kompleksitas pasar minyak global yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik dan kebijakan perdagangan. Perubahan harga ini juga memberikan pengingat penting bagi para pelaku bisnis dan investor untuk senantiasa memperhatikan dinamika global yang dapat mempengaruhi pasar energi secara signifikan. Dengan kondisi yang serba tidak pasti ini, mempertahankan fleksibilitas dan kesiapan terhadap perubahan pasar menjadi kunci utama bagi keberlangsungan bisnis di industri energi.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Citilink Tingkatkan Layanan Penerbangan dengan Armada Prima

Citilink Tingkatkan Layanan Penerbangan dengan Armada Prima

Tarif dan Jadwal Penyebrangan Feri TAA ke Bangka Terbaru

Tarif dan Jadwal Penyebrangan Feri TAA ke Bangka Terbaru

Erick Thohir Klarifikasi Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda

Erick Thohir Klarifikasi Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda

Langkah Mudah Cek Bansos Kemensos September 2025 Online

Langkah Mudah Cek Bansos Kemensos September 2025 Online

BMKG Prediksi Jakarta Berawan dengan Hujan Ringan Sore Hari

BMKG Prediksi Jakarta Berawan dengan Hujan Ringan Sore Hari