Pemerintah Bertaruh pada Kedaulatan Energi: Antara Gas dan Rem dalam Transisi Energi
- Jumat, 31 Januari 2025
Pemerintah Indonesia saat ini berada di tengah strategi berani, memprioritaskan kedaulatan energi dalam usaha mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan gas yang telah menyedot devisa negara sekitar Rp 500 triliun per tahun. Namun, di sisi lain, komitmen dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tetap berjalan, sejalan dengan upaya global untuk mengurangi pemanasan global dan memenuhi target Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Tantangan Kedaulatan Energi
Indonesia menghadapai tantangan besar dalam mencapai kedaulatan energi. Data akhir 2024 menunjukkan bahwa impor minyak mencapai 1 juta barel per hari (bph), dari total kebutuhan domestik yang mencapai 1,6 juta bph. Tidak hanya itu, ketergantungan pada impor gas LPG juga signifikan, berkisar antara 6-7 juta ton per tahun. Dalam upaya mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah harus menginjak pedal gas dan rem secara bersamaan.
"Kami sedang bekerja keras untuk mengurangi ketergantungan impor migas dan memperkuat penggunaan energi domestik yang lebih berkelanjutan," ujar seorang pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Strategi 'Gas dan Rem' dalam Kebijakan Energi
Strategi 'gas dan rem' dalam kebijakan energi menggambarkan keseimbangan yang ingin dicapai pemerintah antara eksploitasi energi fosil dan transisi menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan. Di satu sisi, ada dorongan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas lokal demi mengurangi impor, tetapi di sisi lain, agenda transisi energi tetap berjalan seiring upaya mitigasi perubahan iklim.
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong investasi dalam sektor energi terbarukan, termasuk insentif pajak dan regulasi yang lebih fleksibel. Selain itu, proyek-proyek penting sedang dikembangkan untuk melengkapi gap antara kebutuhan dan produksi energi nasional.
Progres Energi Baru Terbarukan
Dalam hal pengembangan energi terbarukan, Indonesia telah mulai mengambil langkah-langkah serius dengan meningkatkan investasi dalam sektor-sektor seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi. Pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional hingga 23% pada 2025.
"Kami melihat potensi besar dalam energi terbarukan. Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan energi domestik, tetapi juga peluang untuk berkontribusi dalam menahan laju perubahan iklim global," kata seorang pakar energi terbarukan.
Asta Cita dan Kedaulatan Energi
Kebijakan energi yang diambil juga berakar dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya kedaulatan energi sebagai salah satu prioritas utama. Kedaulatan energi ini diharapkan mampu memberi Indonesia kendali lebih besar terhadap sumber daya dan ketahanan energi nasional di masa depan.
Sejak awal pemerintahan ini, kebijakan energi berbasis pada realitas kebutuhan dan kemampuan produksi nasional. Pemerintah juga mendorong BUMN untuk lebih aktif terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya energi nasional.
Tantangan Global dan Lokal
Namun, di balik ambisi ini, ada tantangan global dan lokal yang harus dihadapi. Dinamika harga minyak dunia, perubahan kebijakan energi global, dan juga tantangan infrastruktur domestik menjadi isu-isu yang harus diselaraskan. Di tingkat lokal, perubahan di dalam masyarakat untuk menyadari manfaat dan pentingnya peralihan energi yang lebih ramah lingkungan juga memerlukan perhatian.
Di sisi lain, pemerintah juga dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak mengorbankan ekonomi masyarakat. Dengan harga minyak di pasar internasional yang tidak menentu, menjaga keseimbangan antara harga energi yang terjangkau dan keberlanjutan lingkungan menjadi semakin kompleks.
Melangkah ke Depan
Keberhasilan strategi energi Indonesia sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan dan strategi secara efektif. Dukungan dari sektor swasta, kerja sama regional dan internasional, serta kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat menjadi pilar penopangnya.
Reformasi regulasi diharapkan dapat mempercepat peralihan ke energi terbarukan, sementara terus meminimalkan dampak lingkungan dari penggunaan energi fosil. Dengan langkah ini, bukan hanya kedaulatan energi yang dicapai, tetapi juga sebuah era baru bagi Indonesia dalam memainkan peran penting di kancah energi global.
Dengan perjalanan panjang di depan, Indonesia dihadapkan pada momen krusial di mana kedaulatan energi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan jika ingin memastikan masa depan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Baca JugaKenaikan Harga Gas Bumi: Industri Tetap Optimis Meski Menghadapi Tantangan
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Kenaikan Harga Gas Bumi: Industri Tetap Optimis Meski Menghadapi Tantangan
- Jumat, 31 Januari 2025
Arab Saudi Buka Pintu Bagi Investor Asing Masuk ke Sektor Properti di Makkah dan Madinah
- Jumat, 31 Januari 2025