Harga Minyak Global Meningkat Jelang Implementasi Tarif Trump terhadap Kanada dan Meksiko
- Jumat, 31 Januari 2025
JAKARTA - Harga minyak mentah global mengalami kenaikan menjelang pemberlakuan tarif baru yang direncanakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Kanada dan Meksiko. Dilaporkan oleh Bloomberg pada Jumat, 31 Januari 2025, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mengalami peningkatan sebesar 0,4% dan kini berada di atas level US$73 per barel setelah adanya kenaikan moderat sebelumnya. Di saat yang sama, harga minyak Brent ditutup pada level sekitar US$77 per barel, juga naik sebesar 0,4%.
Latar Belakang Pengenaan Tarif
Presiden Trump mengungkapkan niatnya untuk mengenakan tarif sebesar 25% terhadap barang-barang asal Kanada dan Meksiko. "Kami akan mengumumkan tarif terhadap Kanada dan Meksiko untuk sejumlah alasan," tutur Trump pada Kamis, 30 Januari 2025. Tarif ini direncanakan sebagai tanggapan terhadap aliran fentanil dan defisit perdagangan dengan kedua negara tetangga tersebut. Keputusan mengenai apakah minyak mentah akan termasuk dalam barang-barang yang dikenakan tarif atau dikecualikan, diprediksi akan diumumkan dalam beberapa jam ke depan.
Dampak Langsung pada Pasar Minyak Mentah
Pasar minyak internasional mencatat pergerakan yang tidak menentu sepanjang bulan ini. Sanksi AS terhadap Rusia serta cuaca dingin yang melanda beberapa wilayah mendukung serangkaian kenaikan harga mingguan. Namun, rencana pengenaan tarif terbaru menimbulkan ketidakpastian dan mendorong pelemahan harga selama dua minggu terakhir karena para pedagang berusaha menyesuaikan diri dengan kebijakan yang direncanakan oleh Trump.
Lin Wood, seorang analis energi di Wall Street, menyatakan, "Tarif yang dikenakan Trump dapat mempengaruhi pasar energi. Jika harga minyak naik sebagai respon, kebutuhan energi global bisa terganggu, berdampak pada perekonomian internasional."
Potensi Dampak Ekonomi
Ketakutan bahwa tarif baru ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi semakin meningkat. Banyak pelaku pasar yang khawatir bahwa pengenaan tarif bisa menyebabkan peningkatan biaya produksi yang pada gilirannya akan mendorong harga bahan bakar menjadi lebih tinggi. Hal ini sangat mungkin mempengaruhi konsumen dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Di Amerika Serikat, Trump telah mendesak OPEC untuk menurunkan harga minyak mentah dengan cara meningkatkan produksi. Hal ini dilakukan untuk menjaga harga minyak agar tetap terjangkau bagi konsumen dalam negeri.
Ketergantungan Pasar Minyak Amerika-Kanada
Penting untuk dicatat bahwa Kanada merupakan salah satu pemasok utama minyak ke AS, dengan sekitar 4 juta barel minyak yang dikirim setiap harinya. Pasar minyak antara AS dan Kanada sangat terintegrasi, sehingga setiap perubahan dalam kebijakan perdagangan dapat memiliki dampak yang signifikan bagi kedua negara. Valero Energy Corp., perusahaan pengolah bahan bakar terbesar ketiga di AS berdasarkan nilai pasar, memprediksi bahwa produksi minyak dalam negeri bisa berkurang sekitar 10% jika tarif diterapkan pada minyak.
Seorang juru bicara Valero Energy Corp. mengungkapkan, "Jika tarif diterapkan, kami memperkirakan adanya pengurangan produksi yang signifikan di dalam negeri, yang akan mempengaruhi kapasitas kami untuk memenuhi permintaan bahan bakar di pasar domestik."
Respon dari Kanada dan Meksiko
Adapun reaksi dari Kanada dan Meksiko terhadap rencana tarif ini cukup variatif. Kedua negara ini sedang mempertimbangkan langkah-langkah balasan yang bisa mencakup penaikan tarif terhadap produk-produk asal AS. Meski begitu, kedua pihak juga tampaknya membuka diri untuk dialog guna menghindari eskalasi lebih lanjut dalam sengketa perdagangan ini.
"Dalam situasi seperti ini, dialog merupakan kunci untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan," kata seorang diplomat senior asal Meksiko. “Kedua negara harus bekerja sama untuk menghindari kerugian ekonomi lebih lanjut.”
Ketegangan perdagangan yang muncul akibat rencana tarif baru oleh Trump menambah lapisan ketidakpastian baru pada pasar energi global. Kenaikan harga minyak bisa menggerus daya beli konsumen dan membebani pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, dampak long-term dari kebijakan ini masih harus diamati, namun jelas bahwa sektor energi harus bersiap dengan kemungkinan perubahan signifikan dalam perdagangan dan produksi minyak.
Dengan dinamika yang terus berubah dan pembicaraan yang masih berlangsung di tingkat diplomatik, semua mata kini tertuju pada bagaimana Trump dan pemerintahnya akan mengeksekusi kebijakan ini dalam waktu dekat.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Kenaikan Harga Gas Bumi: Industri Tetap Optimis Meski Menghadapi Tantangan
- Jumat, 31 Januari 2025
Arab Saudi Buka Pintu Bagi Investor Asing Masuk ke Sektor Properti di Makkah dan Madinah
- Jumat, 31 Januari 2025