Otoritas Jasa Keuangan Dorong Penguatan Ekosistem Pasar Modal untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Otoritas Jasa Keuangan Dorong Penguatan Ekosistem Pasar Modal untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Otoritas Jasa Keuangan Dorong Penguatan Ekosistem Pasar Modal untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa pasar modal Indonesia masih memerlukan penguatan ekosistem guna mengejar potensi pertumbuhan yang lebih besar di masa mendatang. Pernyataan ini muncul di tengah penurunan sejumlah indikator pasar modal, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG), pencatatan perusahaan perdana atau IPO, serta kontribusi pasar saham terhadap produk domestik bruto (PDB).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya penguatan ekosistem pasar modal saat membuka Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Tahun 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (2/1/2025) di Jakarta. "Ini menunjukkan bahwa untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan penguatan ekosistem pasar modal kita," ujar Mahendra, Kamis, 2 Januari 2025.

Penurunan IHSG dan Kinerja Pasar

Pada akhir tahun 2024, IHSG ditutup pada level 7.079,90 dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.367,42 triliun. Meskipun nilai kapitalisasi pasar meningkat 6% dan mencapai 56% dari PDB, IHSG menunjukkan penurunan 2,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi perhatian mengingat IHSG sempat berada di level terendah pada 19 Juni 2024 di posisi 6.726,92.

Selain itu, aktivitas penawaran umum di pasar modal mencatatkan 199 penawaran dengan total nilai penghimpunan dana sebesar Rp259,24 triliun. Di antara nilai tersebut, terdapat 43 emiten baru dengan nilai IPO mencapai Rp16,68 triliun dan penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) sebesar Rp41,77 triliun.

Mahendra juga memaparkan kinerja bursa karbon sepanjang tahun 2024 yang mencatat volume transaksi sebanyak 908 ribu ton CO2 equivalent dengan nilai transaksi akumulasi sebesar Rp50,64 miliar. Aktivitas ini melibatkan 100 perusahaan dengan frekuensi transaksi sebanyak 152 kali.

Pertumbuhan Investor dan Tantangan ke Depan

Pertumbuhan identitas investor atau single investor identification (SID) mencapai 14,87 juta, meningkat 22,21% secara year-to-date. Investor muda, berusia di bawah 30 tahun, mendominasi komposisi investor dengan jumlah 54,92% dan nilai aset sebesar Rp53,83 triliun. Kelompok usia 31-40 tahun memiliki 24,41% investor dengan nilai aset sebesar Rp277,60 triliun.

Meskipun ada pertumbuhan jumlah investor, Mahendra mengakui masih ada ruang perbaikan untuk mendorong kinerja pasar modal. Ia mencatat bahwa indeks LQ45, yang merupakan acuan investasi bagi manajer investasi domestik dan global, melemah 15,6%. Pasar saham Indonesia juga masih tertinggal dalam kontribusinya terhadap PDB dibandingkan negara-negara seperti Malaysia (97%), Thailand (101%), dan India (140%).

Strategi Penguatan Ekosistem Pasar

Sebagai langkah ke depan, OJK berencana melakukan penguatan dan pengembangan pasar modal. Mahendra menjelaskan bahwa upaya ini termasuk peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat. "Ini dilaksanakan melalui berbagai inisiatif, termasuk meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapitalisasi besar untuk melantai di bursa," tutup Mahendra.

Penguatan ekosistem pasar modal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan daya saing pasar Indonesia di kancah regional dan global, serta menarik lebih banyak investor dan perusahaan besar untuk berpartisipasi aktif. Dengan langkah tersebut, OJK optimis bahwa pasar modal Indonesia dapat meraih potensi pertumbuhan yang lebih optimal di masa depan.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pemecatan Shin Tae-yong oleh Erick Thohir dan Rencana Baru untuk Timnas Indonesia

Pemecatan Shin Tae-yong oleh Erick Thohir dan Rencana Baru untuk Timnas Indonesia

Gerakan 'No Buy 2025' Siap Mengubah Cara Pandang Finansial Global

Gerakan 'No Buy 2025' Siap Mengubah Cara Pandang Finansial Global

Proses Negosiasi Investasi Apple di Indonesia Berlangsung Positif

Proses Negosiasi Investasi Apple di Indonesia Berlangsung Positif

Freeport Indonesia dan Masyarakat Gresik: Kolaborasi Hilirisasi Mineral yang Menggerakkan UMKM Lokal

Freeport Indonesia dan Masyarakat Gresik: Kolaborasi Hilirisasi Mineral yang Menggerakkan UMKM Lokal

Proyeksi Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan di Indonesia Capai 12,53% pada Tahun 2025

Proyeksi Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan di Indonesia Capai 12,53% pada Tahun 2025