Mengenal Apa Itu Capital Gain, Jenis, Contoh, dan Rumusnya

Mengenal Apa Itu Capital Gain, Jenis, Contoh, dan Rumusnya
Mengenal Apa Itu Capital Gain, Jenis, Contoh, dan Rumusnya

Apa itu Capital Gain? Capital gain (CG), atau yang sering disebut keuntungan modal, adalah konsep penting yang perlu kamu pahami jika berniat untuk terlibat dalam pasar modal.

Di sisi lain, saat menghadapi masa-masa sulit yang sulit diprediksi dan tak terencana, memiliki dana cadangan menjadi keinginan yang umum dimiliki banyak orang.

Untuk membangun dana cadangan tersebut, banyak yang memilih investasi sebagai salah satu solusinya, terutama bagi mereka yang sudah berpengalaman di pasar modal.

Baca Juga

PLN Dukung Stimulus Ekonomi dari Pemerintah, 97% Pelanggan Rumah Tangga Peroleh Diskon Setengah Harga

Namun, situasi ini berbeda bagi kamu yang baru memulai perjalanan di dunia investasi dan ingin mencoba keberuntungan. Untuk lebih mengenal apa itu Capital Gain, mari simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Capital Gain?

Jadi, apa itu Capital Gain? Secara sederhana, capital gain (CG) merujuk pada keuntungan yang diperoleh seorang investor dari selisih harga jual dan beli aset, seperti saham, obligasi, atau properti.

Keuntungan ini muncul ketika harga jual suatu aset lebih tinggi daripada harga saat membelinya. Dengan kata lain, capital gain adalah perbedaan antara harga jual dan harga beli aset tersebut.

Keuntungan modal akan terwujud saat kamu benar-benar menjual aset atau instrumen investasi yang dimiliki.

Jika kamu hanya memiliki aset dan berencana menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, namun belum melakukannya, maka keuntungan tersebut belum terealisasi.

Sebagai contoh, jika kamu membeli saham seharga Rp2 juta dan menjualnya dengan harga Rp6 juta, maka kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp4 juta.

Meskipun istilah capital gain sering dikaitkan dengan saham, konsep ini sebenarnya berlaku juga untuk berbagai jenis investasi lainnya, seperti properti, reksadana, perhiasan, dan emas.

Jenis Capital Gain Berdasarkan Investasinya

Sumber keuntungan menjadi salah satu hal penting yang perlu Anda pertimbangkan untuk memilih jenis investasi yang sesuai.

Melalui pemahaman terhadap jenis-jenis keuntungan, Anda dapat lebih mudah menentukan instrumen investasi yang paling cocok dengan tujuan dan profil risiko Anda.

Secara umum, terdapat dua kategori keuntungan modal atau capital gain (CG) yang dibedakan berdasarkan durasi investasi serta pajak yang dikenakan, yaitu:

1. Capital Gain Jangka Pendek

Keuntungan modal jangka pendek dapat diperoleh oleh seorang investor dalam waktu kurang dari satu tahun atau 12 bulan. Beberapa contoh instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek adalah reksadana dan saham.

Selain itu, sejumlah aset dengan masa kepemilikan kurang dari satu tahun akan langsung dikategorikan sebagai investasi dengan keuntungan modal jangka pendek.

Namun, tidak semua instrumen investasi memiliki jangka waktu yang sama untuk memperoleh capital gain jangka pendek.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki aset properti yang masa kepemilikannya lebih dari dua tahun, Anda hanya akan memperoleh capital gain jangka pendek apabila menjualnya sebelum masa kepemilikan tersebut tercapai.

Untuk pajak yang dikenakan terhadap keuntungan modal jangka pendek, besaran pajak akan disesuaikan dengan tarif pajak penghasilan yang berlaku. Ini berarti tidak ada tarif pajak tetap yang dapat diterapkan untuk capital gain jangka pendek.

2. Capital Gain Jangka Panjang

Sebaliknya, capital gain jangka panjang dapat diperoleh jika investasi dilakukan selama lebih dari 36 bulan.

Untuk instrumen investasi yang berupa aset properti yang tidak bisa dipindahtangankan, seperti tanah atau bangunan, keuntungan modal jangka panjang ini biasanya berlaku setelah masa kepemilikan mencapai lebih dari dua tahun.

Namun, untuk aset bergerak seperti surat utang atau perhiasan, keuntungan modal jangka panjang tidak berlaku pada kategori ini.

Rumus dan Contoh Capital Gain

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Capital Gain = harga jual – harga beli – biaya penjualan

Contoh CG adalah:

Dandy membeli sebuah properti pada tahun 2015 dengan harga Rp900 juta. Berselang 6 tahun kemudian, ia berencana menjual propertinya dengan harga Rp2 miliar.

Juga ada biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkannya untuk kepentingan pengurusan surat-surat, biaya notaris, dan juga biaya agen sebanyak Rp100 juta.

Untuk menghitung CG yang diperolehnya dengan menjual propertinya, yakni:

Harga jual = Rp2 miliar
Harga beli = Rp900 juta
Biaya penjualan = Rp100 juta
CG/Keuntunugan modal = Rp2 miliar – Rp900 juta – Rp100 juta = Rp1 miliar

Pajak atas Keuntungan Modal atau Capital Gain

Seorang investor tentu mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan modal sebesar mungkin dari investasi yang telah dilakukannya, apakah itu di bidang saham, properti, reksadana, bisnis, atau instrumen investasi lainnya.

Namun, setiap jenis instrumen investasi membawa implikasi terkait pajak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan perusahaan, yang juga harus menjalankan kewajiban pemungutan pajak sesuai dengan sistem yang berlaku.

Oleh karena itu, ketika seseorang berhasil mendapatkan keuntungan dari penjualan aset, orang tersebut akan dikenakan kewajiban pajak. Nilai pajak yang harus dibayar sifatnya wajib dan tidak dapat dihindari.

Meskipun demikian, besaran atau tarif pajak yang dikenakan akan bervariasi, tergantung pada jenis pajak penghasilan (PPh), durasi kepemilikan aset, serta jenis aset yang diperjualbelikan.

Pajak atas keuntungan modal atau capital gain ini dapat berupa pajak kolektibilitas untuk jangka waktu pendek dan panjang, obligasi, serta properti. Baik untuk perusahaan maupun individu, pelaporan dan pencatatan keuangan yang rinci dan teliti sangat diperlukan.

Jika Anda berhasil menjual aset, Anda diwajibkan untuk melaporkan hasil penjualan tersebut melalui SPT tahunan pribadi sebagai tambahan penghasilan.

Dengan demikian, Anda juga harus membayar pajak atas keuntungan yang diterima dari hasil penjualan aset tersebut.

Perbedaan antara Capital Gain dan Dividen

Capital gain dan dividen sama-sama memberikan keuntungan bagi investor, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Berikut ini adalah tiga perbedaan utama antara capital gain dan dividen yang perlu diketahui.

1. Waktu Perolehan

Dividen biasanya dibagikan setahun sekali, dengan besaran yang ditentukan dalam keputusan RUPS. Beberapa perusahaan juga memberikan dividen interim, yaitu pembayaran sementara yang diberikan kepada investor secara berkala sepanjang tahun.

Sementara itu, capital gain diperoleh ketika investor menjual saham yang dimilikinya setelah harga saham tersebut naik.

2. Jumlah Pendapatan

Dari segi jumlah pendapatan, besar dividen ditentukan pada saat RUPS. Jumlah dividen yang diterima oleh investor bergantung pada jumlah saham yang dimiliki.

Misalnya, jika dividen yang dibagikan adalah Rp 50 per lembar saham dan Anda memiliki 100 lot (10.000 lembar saham), maka total dividen yang diterima adalah Rp 500.000.

Sebaliknya, capital gain dihitung berdasarkan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Semakin besar selisih harga beli dan jual, semakin besar capital gain yang diterima.

Contohnya, jika Anda membeli saham seharga Rp 5 juta dan menjualnya seharga Rp 6 juta, maka capital gain yang didapatkan adalah Rp 1 juta.

3. Sifat Pendapatan

Dividen bersifat pasif karena investor hanya menunggu pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan tanpa harus aktif dalam trading.

Sebaliknya, capital gain bersifat lebih aktif karena investor perlu melakukan aktivitas trading dan menggunakan keahlian dalam analisis teknikal untuk memprediksi pergerakan harga saham.

Investor yang berfokus pada capital gain cenderung memiliki tujuan jangka pendek, sementara investor yang mengincar dividen biasanya berorientasi pada tujuan jangka panjang.

Sudah tahu kan apa itu capital gain? Pada akhirnya, pemahaman yang jelas tentang capital gain akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan menguntungkan.

Redaksi

Redaksi

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pengamat Sebut Pentingnya Sosialisasi PSN

Pengamat Sebut Pentingnya Sosialisasi PSN

Pengamat Sebut Pentingnya Sosialisasi PSN untuk Keberlanjutan Pembangunan Nasional

Pengamat Sebut Pentingnya Sosialisasi PSN untuk Keberlanjutan Pembangunan Nasional

Gelar Apel Siaga Nataru 2024, Seluruh Unit PLN Se-Indonesia Siap Beri Layanan Maksimal

Gelar Apel Siaga Nataru 2024, Seluruh Unit PLN Se-Indonesia Siap Beri Layanan Maksimal

7 Tips Menghindari Mafia Tanah yang Wajib Diketahui

7 Tips Menghindari Mafia Tanah yang Wajib Diketahui

7 Cara Membuat Channel Youtube untuk Bisnis, Dijamin Cuan

7 Cara Membuat Channel Youtube untuk Bisnis, Dijamin Cuan