Apa Itu Bull and Bear Pasar Saham? Ketahui Penyebabnya
- Jumat, 06 Desember 2024
Bull and bear pasar saham adalah dua istilah yang sangat dikenal dalam dunia pasar modal. Banyak investor, baik yang berpengalaman maupun yang baru memulai, sering menghadapi kondisi di mana harga saham mengalami fluktuasi yang tajam, baik naik maupun turun, tanpa bisa diprediksi dengan pasti.
Saat ini, pasar saham semakin diminati oleh investor dari berbagai kalangan. Para investor senior yang sudah lama berkecimpung di pasar saham maupun pemula yang baru memulai perjalanan investasi mereka.
Untuk terjun ke pasar saham, penting bagi Anda untuk memahami berbagai istilah yang ada di dunia investasi ini.
Baca JugaInflow Asing Mengalir di Pasar Modal Indonesia: Tantangan dan Peluang di Tahun 2025
Khususnya, istilah bull and bear di pasar saham, yang digunakan untuk menggambarkan dua kondisi utama pasar. Ketika harga saham naik, maka pasar dikatakan dalam kondisi bullish, sedangkan saat harga saham turun, pasar dikatakan dalam kondisi bearish.
Meskipun asal-usul pemilihan nama hewan-hewan ini belum diketahui secara pasti, banyak yang berpendapat bahwa gerakan tubuh kedua hewan tersebut bisa menggambarkan pergerakan pasar.
Banteng (bull) yang menyerang dengan gerakan dari bawah ke atas mewakili kenaikan harga saham, sementara beruang (bear) yang menyerang dengan gerakan menunduk menggambarkan penurunan harga saham.
Fenomena ini juga berkaitan dengan kebiasaan pemburu di Inggris pada abad ke-17 yang menjual kulit beruang sebelum mereka benar-benar menangkapnya, yang mirip dengan praktik short selling di pasar saham.
Jika Anda ingin menjadi investor saham, Anda harus siap menghadapi kedua kondisi pasar ini, karena hampir dipastikan pasar akan melalui fase bull dan bear.
Pada dasarnya, bull and bear pasar saham adalah dua kondisi yang saling bergantung, dan memahami keduanya merupakan langkah awal yang penting bagi siapapun yang ingin terlibat dalam dunia saham.
Serba-serbi Bull and Bear Pasar Saham
Bull and bear pasar saham adalah istilah yang menggambarkan dua kondisi pasar yang sangat berbeda. Istilah "bull" merujuk pada banteng, yang melambangkan situasi pasar saham yang mengalami kenaikan secara keseluruhan.
Kata "bullish" diambil dari gerakan banteng yang menyeruduk dari bawah ke atas, menggambarkan pergerakan harga yang terus naik.
Kondisi ini terjadi karena pembeli lebih dominan daripada penjual, sehingga harga saham, obligasi, atau komoditas terus mengalami kenaikan.
Biasanya, kondisi ini terlihat dalam grafik berwarna hijau, yang menandakan harga yang meningkat. Dalam konteks pasar saham Indonesia, ini biasanya mengacu pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sebaliknya, "bear" atau beruang digunakan untuk menggambarkan pasar yang sedang menurun. Pasar bearish terjadi ketika jumlah penjual lebih banyak daripada pembeli, yang menyebabkan harga saham menurun atau mengalami downtrend.
Dalam kondisi ini, sering terjadi panic sell atau aksi jual besar-besaran. Kondisi pasar ini biasanya ditunjukkan dengan warna merah pada grafik, yang menunjukkan penurunan harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga bisa sangat bervariasi, namun yang pasti, adanya lebih banyak penjual dibandingkan pembeli menjadi salah satu penyebab utama.
Kedua kondisi ini bisa lebih mudah terlihat oleh para pelaku pasar jika dilihat dalam periode waktu tertentu, seperti bulanan atau tahunan.
Tidak hanya terbatas pada saham, namun istilah bull and bear juga diterapkan dalam pasar forex atau perdagangan mata uang asing, yang mencerminkan fluktuasi harga di pasar tersebut.
Penyebab Bull and Bear di Pasar Saham
Beberapa faktor diyakini dapat mempengaruhi terjadinya kondisi bull and bear yang berlangsung di pasar saham.
Misalnya, kondisi Bullish sering kali dipicu oleh inflasi yang rendah, suku bunga yang stabil, valuasi perusahaan yang terjangkau, dan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Faktor-faktor ini menciptakan suasana yang menguntungkan bagi para investor, yang pada gilirannya mendorong pasar untuk bergerak naik.
Sebaliknya, kondisi Bearish biasanya muncul akibat inflasi yang tinggi, suku bunga yang tidak menentu, fluktuasi nilai mata uang, serta perekonomian yang sedang lesu.
Keadaan-keadaan ini dapat menyebabkan ketidakpastian di pasar, yang memicu para investor untuk menjual aset mereka.
Sebagai contoh, pada awal tahun 2020, pasar saham Indonesia mengalami penurunan drastis akibat dampak pandemi COVID-19.
Namun, seiring dengan penemuan vaksin dan dimulainya vaksinasi massal pada akhir tahun 2020, kepercayaan investor mulai pulih, yang menyebabkan pasar berbalik arah dan memasuki fase Bullish.
Karakteristik Bull and Bear
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari bull and bear yang penting untuk diketahui oleh para investor.
1. Penawaran dan Permintaan Efek
Di pasar bullish, terdapat permintaan yang kuat dan pasokan yang terbatas untuk sekuritas. Artinya, banyak investor yang tertarik untuk membeli saham, sementara sedikit yang ingin menjual.
Kondisi ini menyebabkan harga saham terus meningkat karena investor bersaing untuk mendapatkan saham yang tersedia di pasar.
Sebaliknya, dalam pasar bearish, lebih banyak orang yang ingin menjual daripada membeli. Permintaan untuk saham jauh lebih rendah dibandingkan penawaran, sehingga harga saham turun akibat ketidakseimbangan ini.
2. Psikologi Investor Terkait Bull versus Bear
Perilaku pasar sangat dipengaruhi oleh cara investor berinteraksi dengan pasar saham, sehingga psikologi dan sentimen investor memainkan peran penting dalam mempengaruhi arah pasar.
Dalam pasar bullish, investor cenderung bersemangat dan optimis, berharap untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga.
Di sisi lain, dalam pasar bearish, sentimen pasar cenderung negatif, yang menyebabkan investor mengalihkan dananya dari saham ke sekuritas pendapatan tetap, mencari tempat yang lebih aman untuk berinvestasi.
Penurunan harga saham membuat investor kehilangan kepercayaan, yang mendorong mereka untuk menarik uang dari pasar saham, yang akhirnya memperburuk kondisi pasar dan mempercepat penurunan harga.
3. Perubahan dalam Kegiatan Ekonomi
Karena perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa merupakan bagian dari ekonomi yang lebih besar, pasar saham dan ekonomi secara keseluruhan saling berkaitan.
Pasar bearish biasanya mencerminkan kondisi ekonomi yang lemah, di mana banyak perusahaan kesulitan mencatatkan keuntungan yang signifikan.
Penurunan keuntungan ini mempengaruhi penilaian pasar terhadap saham, menyebabkan harga saham turun.
Sebaliknya, dalam pasar bullish, kondisi ekonomi yang lebih kuat membuat orang memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, yang pada gilirannya memperkuat perekonomian dan mendorong pasar saham untuk terus tumbuh.
Strategi Antisipasi Fenomena Bull and Bear Pasar Modal
Tujuan utama dalam berinvestasi tentu untuk memperoleh keuntungan dari uang yang telah diinvestasikan. Dengan tujuan tersebut, waktu yang ideal untuk membeli saham adalah ketika pasar berada dalam kondisi bearish atau sedang mengalami penurunan.
Bagi Anda yang aktif dalam trading saham, penting untuk memantau kondisi perusahaan secara keseluruhan agar terhindar dari keputusan yang salah.
Misalnya, jika Anda sudah memiliki saham di perusahaan tertentu dan pasar sedang bearish, jangan terburu-buru panik, karena penurunan tersebut mungkin hanya sementara.
Untuk melindungi modal Anda, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan cut loss, sehingga kerugian yang ditanggung tidak terlalu besar.
Namun, jika Anda yakin bahwa kondisi bearish ini tidak akan bertahan lama, Anda bisa mempertahankan saham yang dimiliki atau bahkan membeli lebih banyak saham saat harga berada di titik terendah.
Sebaliknya, saat pasar sedang bullish, ini adalah waktu yang tepat untuk menjual saham dan meraih keuntungan dari capital gain. Pastikan Anda telah menetapkan target harga sebelumnya untuk memaksimalkan keuntungan yang diinginkan.
Sebagai penutup, memahami dinamika Bull and Bear pasar saham merupakan kunci untuk dapat bertahan dan berkembang dalam dunia investasi.
Dengan mengenali tanda-tanda dan pergerakan pasar, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis, serta meminimalkan risiko sambil memaksimalkan peluang keuntungan.
Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Pelindo Tingkatkan Efisiensi Logistik Lewat Digitalisasi dan Transformasi Operasional
- Senin, 25 November 2024