JAKARTA - Dewan Teh Indonesia (DTI) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan nilai ekonomi kebun teh rakyat, khususnya yang saat ini mengalami penurunan produktivitas karena kondisi tanaman tua dan pengelolaan minim.
Ketua Umum DTI, Iriana Ekasari, menekankan bahwa kebun teh tidak hanya berfungsi sebagai penghasil daun teh, tetapi juga sebagai benteng ekologi yang menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah hulu.
“Kebun teh itu bukan sekadar aset produksi. Ia juga benteng ekologi. Kalau kebun dibiarkan tua dan tidak dirawat, risikonya bukan hanya produksi turun, tapi juga kerusakan lingkungan,” ujar Iriana di Jakarta, Jumat. Menurutnya, kebun teh yang terlantar berpotensi memicu bencana ekologis seperti longsor, erosi, dan degradasi tanah, yang akan berdampak pada masyarakat sekitar dan stabilitas ekosistem pegunungan.
Baca JugaRibuan Kendaraan Padati Pelabuhan Bakauheni Hadapi Libur Panjang Natal dan Tahun Baru 2026
Tantangan Produktivitas Kebun Teh Rakyat
Sebagian besar kebun teh milik petani rakyat menghadapi persoalan struktural. Tanaman yang sudah menua jarang diremajakan, pemeliharaan terbatas, serta dukungan ekonomi yang minim membuat produktivitas menurun. Padahal, hamparan kebun teh memiliki fungsi ekologis yang vital, seperti menjaga tata air dan menopang keseimbangan lingkungan.
Iriana menyoroti bahwa meski produktivitas teh Indonesia relatif rendah dibandingkan negara produsen lain, teh lokal memiliki nilai dan kualitas yang unggul. “Produktivitas kita memang rendah, tapi kita punya value. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan produktivitas yang lebih baik tanpa mengorbankan nilai itu,” katanya. Pendekatan pembangunan industri teh, menurut Iriana, harus berorientasi pada nilai ekonomi yang sejalan dengan pelestarian ekologi.
Mengintegrasikan Nilai Ekologi dan Ekonomi
DTI melihat kebun teh sebagai aset multifungsi. Selain produksi teh, perkebunan ini juga dapat dimanfaatkan untuk nilai ekologis, termasuk peluang perdagangan karbon. Hamparan kebun teh yang mencapai ribuan hektare sejatinya menyimpan potensi serapan karbon yang signifikan, namun potensi ini belum sepenuhnya terlihat dan dimanfaatkan.
“Kita perlu memikirkan bagaimana nilai ekologinya, termasuk potensi carbon trading, bisa diangkat dan memberi manfaat langsung bagi petani,” jelas Iriana. Dengan menggabungkan aspek ekonomi dan ekologis, petani dapat memperoleh insentif tambahan untuk merawat kebun mereka sekaligus berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
Peluang Ekowisata di Kebun Teh
Pengembangan ekowisata menjadi strategi lain untuk meningkatkan nilai tambah kebun teh. Lanskap perkebunan yang hijau, udara sejuk, dan budaya lokal yang khas memiliki daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Ekowisata di kawasan kebun teh tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat kesadaran lingkungan dan mendorong pelestarian kebun teh.
“Eco-tourism di kawasan kebun teh itu value-nya banyak. Tidak hanya ekonomi, tapi juga memperkuat kesadaran lingkungan dan menjaga keberlanjutan kebun itu sendiri,” ujar Iriana. Dengan memadukan wisata, edukasi lingkungan, dan budaya lokal, kebun teh dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat.
Peningkatan Nilai Ekonomi sebagai Kunci Perawatan Kebun
Menurut Iriana, nilai ekonomi yang jelas menjadi prasyarat agar petani mau dan mampu merawat kebunnya. Selama produksi rendah dan harga tidak menarik, petani cenderung meninggalkan kebun atau mengelolanya secara minimal. “Petani akan merawat kebunnya kalau ada nilai ekonomi yang jelas. Kalau kebun memberi penghidupan yang layak, perawatan akan berjalan dengan sendirinya,” tuturnya.
Oleh karena itu, DTI fokus pada strategi yang memastikan kebun teh rakyat tidak hanya produktif, tetapi juga memberikan penghasilan yang layak dan berkelanjutan bagi petani. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Kebun Teh Berkelanjutan
DTI berencana melakukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga lembaga lingkungan. Tujuannya adalah merancang skema yang mengintegrasikan produksi teh, pelestarian ekologi, dan penciptaan nilai ekonomi baru. Dengan pendekatan terpadu, kebun teh dapat menjadi aset yang multifungsi: penghasil ekonomi, penjaga ekosistem, dan destinasi wisata berkelanjutan.
Langkah ini sejalan dengan visi DTI periode 2025-2029 untuk meningkatkan daya saing teh Indonesia secara global, sekaligus memberikan manfaat langsung kepada petani. Dengan pengelolaan yang tepat, kebun teh rakyat dapat menjadi contoh industri pertanian yang menggabungkan nilai ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Lingkungan
DTI optimistis bahwa penguatan nilai ekonomi dan ekologi kebun teh akan meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga lingkungan. Dengan pengelolaan yang baik, kebun teh tidak hanya menyuplai daun teh berkualitas tinggi, tetapi juga menjadi penopang ekosistem dan sumber pendapatan tambahan melalui ekowisata dan perdagangan karbon.
Iriana menekankan, keberhasilan strategi ini akan memberikan efek positif ganda: meningkatkan pendapatan petani, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperkuat posisi teh Indonesia di pasar global. Dengan demikian, upaya DTI tidak hanya sekadar meningkatkan produksi, tetapi juga menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan bernilai tinggi.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Transaksi Flazz BCA Meningkat Signifikan,Tembus 964 Juta Jelang Libur Akhir Tahun 2025
- Jumat, 19 Desember 2025
Kemenkeu Tambah Anggaran Besar Relaksasi KUR Untuk Debitur Bencana Sumatera
- Jumat, 19 Desember 2025
Realisasi Belanja Program Prioritas Capai Rp 752,7 Triliun Hingga November 2025
- Jumat, 19 Desember 2025
Ribuan Kendaraan Padati Pelabuhan Bakauheni Hadapi Libur Panjang Natal dan Tahun Baru 2026
- Jumat, 19 Desember 2025
Berita Lainnya
Kemendagri Salurkan 101.000 Pakaian untuk Korban Banjir Aceh Sekaligus
- Jumat, 19 Desember 2025
Progres Tanggul NCICD Ancol Barat Hampir Rampung Untuk Tangani Banjir Rob
- Jumat, 19 Desember 2025
KRI Balaputradewa-322 Bukti Kemandirian Industri Pertahanan Nasional Indonesia
- Jumat, 19 Desember 2025
TNI AU Maksimalkan Pesawat Angkut A400M Distribusi Logistik Bencana Aceh
- Jumat, 19 Desember 2025
Terpopuler
1.
2.
Petani Sawit Dorong Insentif Agar DHE SDA Efektif Tahun Depan
- 19 Desember 2025
3.
4.
Mentan Pastikan Harga Pangan Stabil Saat Stok Nasional Melimpah
- 19 Desember 2025











