
JAKARTA - Ketahanan energi Indonesia mendapat dorongan baru melalui langkah strategis yang dilakukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Lembaga ini menandatangani lima perjanjian komersialisasi migas yang menjadi fondasi penting bagi pengembangan Proyek South Hub. Perjanjian ini melibatkan enam Wilayah Kerja (WK) migas utama yang terletak di kawasan potensial Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Penandatanganan perjanjian dilakukan pada Kamis, 25 September 2025 di kantor SKK Migas. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Managing Director Eni Indonesia Roberto Daniele, Direktur Pertamina Hulu Energi East Sepinggan Sunaryanto, serta Country Manager Tiptop Indonesia Qin Shenggao. Kesepakatan ini menandai babak baru dalam komersialisasi migas nasional sekaligus memperkuat peran Indonesia di industri energi global.
Baca JugaPanas Bumi Jadi Kunci Energi Bersih Indonesia Untuk Masa Depan
Isi Perjanjian Komersial
Mengacu keterangan resmi SKK Migas, terdapat tiga perjanjian fundamental dalam kerangka prosedur ENTIK. Perjanjian ini memberikan kejelasan mengenai hak dan kewajiban seluruh pihak yang terlibat, khususnya terkait komersialisasi minyak dan kondensat dari enam WK strategis: Rapak, Selat Makassar, Sepinggan Timur, Ganal, Muara Bakau, dan Ganal Barat.
Selain itu, ditandatangani pula dua perjanjian tambahan yang terkait pengembangan gas alam cair (LNG). Kedua perjanjian tambahan ini berperan penting sebagai prasyarat menuju keputusan investasi keuangan atau Final Investment Decision (FID). Dengan adanya kesepakatan ini, langkah pengembangan Proyek South Hub diyakini bisa berjalan lebih cepat dan lebih terukur.
Dampak Strategis Proyek South Hub
Dalam sambutannya, Djoko Siswanto menegaskan bahwa proyek pengembangan LNG ini menjadi komponen krusial dalam realisasi Proyek South Hub. Proyek ini dirancang untuk memasok gas bagi kebutuhan domestik di Kalimantan Timur melalui jaringan Sistem Kalimantan Timur. Sementara itu, sebagian suplai akan diolah menjadi LNG di Kilang LNG Badak.
“Proyek ini akan memasok gas untuk kebutuhan domestik di Kalimantan Timur melalui Sistem Kalimantan Timur, sementara sisanya diolah menjadi LNG di Kilang LNG Badak. Hal ini secara langsung mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Djoko.
Proyek South Hub diperkirakan mampu memberikan tambahan produksi sebesar 2.000 BSCF gas dan 19 juta barel kondensat. Optimalisasi pengembangan dilakukan melalui pemanfaatan Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang terhubung dengan beberapa lapangan utama, yaitu Jangkrik, Merakes, Gendalo, Gandang, dan Maha.
Integrasi dengan North Hub
Tak berhenti pada South Hub, Djoko juga menyebutkan bahwa perusahaan Eni tengah menyiapkan pengembangan Proyek North Hub yang ditargetkan beroperasi mulai 2028. Kehadiran dua proyek besar ini diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap industri energi nasional.
“Bersama-sama, South Hub dan North Hub akan menghadirkan efisiensi, pertumbuhan, dan manfaat yang lebih besar bagi bangsa. Ini adalah langkah besar menuju masa depan energi yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tegas Djoko.
Dengan sinergi antara South Hub dan North Hub, pengembangan migas nasional tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memberi nilai tambah berupa efisiensi biaya, peluang investasi, serta multiplier effect bagi ekonomi daerah.
Arah Baru Ketahanan Energi
Perjanjian yang diteken SKK Migas juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mempercepat implementasi proyek strategis di sektor migas. Langkah ini diharapkan mampu memperkokoh fondasi ketahanan energi nasional sekaligus menjawab kebutuhan domestik yang terus meningkat.
Djoko Siswanto dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang berkolaborasi dalam pencapaian penting ini. Menurutnya, kerja sama yang erat antara pemerintah, BUMN, dan investor asing adalah kunci dalam memastikan keberhasilan proyek-proyek besar seperti South Hub.
Dengan penandatanganan perjanjian ini, peluang pengembangan infrastruktur energi juga terbuka lebih lebar. Selain memastikan pasokan energi dalam negeri tetap terjaga, proyek ini diharapkan bisa meningkatkan daya tarik investasi sektor hulu migas di Indonesia.
Momentum penandatanganan lima perjanjian komersial ini bukan hanya simbolis, melainkan langkah nyata dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi. Proyek South Hub diproyeksikan menjadi salah satu penggerak utama industri migas tanah air, dengan kapasitas besar yang dapat menopang kebutuhan domestik sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Ke depan, dengan hadirnya Proyek North Hub yang menyusul, sektor energi Indonesia memiliki prospek cerah untuk terus tumbuh. Optimisme inilah yang ditegaskan SKK Migas, bahwa kerja sama strategis dan pengelolaan yang terukur akan membawa industri migas nasional pada level yang lebih tinggi.
“Ini adalah tonggak besar yang akan mempercepat implementasi proyek dan memperkokoh fondasi ketahanan energi nasional Indonesia,” tutup Djoko.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Tips Diet Anti Gagal dari Ahli Gizi, BB Ideal dan Tubuh Sehat
- 01 Oktober 2025
2.
Begini Cara Investasi di BCA Lewat Fitur myBCA
- 01 Oktober 2025
3.
Cara Investasi dengan Rp100 Ribu? Ini Cara Cerdas untuk Pemula!
- 01 Oktober 2025
4.
Cara Bayar Kredivo lewat Brimo dengan Mudah dan Praktis
- 01 Oktober 2025
5.
Harga Emas Antam Naik, UBS Turun di Pegadaian 1 Oktober 2025
- 01 Oktober 2025