Harga Emas Cetak Rekor, Antam Mantapkan Strategi Hilirisasi

Harga Emas Cetak Rekor, Antam Mantapkan Strategi Hilirisasi
Harga Emas Cetak Rekor, Antam Mantapkan Strategi Hilirisasi

JAKARTA — Harga emas dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus mencetak rekor baru meskipun situasi ekonomi global masih penuh ketidakpastian. Pada perdagangan Rabu (5 Februari), harga emas Antam tercatat melonjak Rp13 ribu menjadi Rp1,663 juta per gram. Lonjakan harga ini seiring dengan catatan penjualan emas yang tertinggi dalam sejarah perusahaan, menjadikan Antam semakin gencar memperkuat strategi hilirisasi untuk menjamin keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Rekor Penjualan Emas dan Strategi Diversifikasi

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho Rudjito, mengungkapkan bahwa pencapaian penjualan tertinggi ini adalah hasil dari strategi bisnis yang terdiversifikasi dan solid, termasuk optimalisasi produksi serta peningkatan permintaan baik dari pasar domestik maupun global.

"Keberhasilan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap produk Antam serta komitmen kami dalam menjaga efisiensi operasional dan inovasi dalam hilirisasi," kata Arianto dalam keterangannya.

Antam mencatatkan penjualan emas tertinggi dalam sejarah perusahaan pada 2024 dengan volume mencapai 43.776 kg, naik 68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap produk emas Antam di pasar domestik. Di sisi lain, perusahaan juga mempertahankan volume produksi tambang emas di angka 1.019 kg pada periode yang sama.

Menurut Arianto, pencapaian ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam memperkuat dan memperluas jaringan distribusi serta meningkatkan penetrasi pasar.

"Kami terus memperkuat posisi Antam sebagai pemimpin industri logam mulia di Indonesia dengan meningkatkan layanan kepada pelanggan dan memperluas akses terhadap produk-produk emas kami," jelasnya.

Kinerja Positif di Sektor Nikel dan Bauksit

Tak hanya emas, Antam juga menunjukkan kinerja positif di sektor nikel dan bauksit. Perusahaan berhasil mencatatkan produksi bijih nikel sebesar 9,94 juta wet metric ton (wmt) sepanjang 2024. Penjualan bijih nikel mencapai 8,35 juta wmt, yang menandakan tingginya permintaan industri terhadap komoditas ini. Di sektor feronikel, Antam mempertahankan stabilitas produksi dengan volume mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan penjualan mencapai 19.452 TNi.

Sementara itu, di sektor bauksit, perusahaan mencatat capaiannya dengan produksi dan penjualan masing-masing sebesar 1,33 juta wmt dan 736.188 wmt pada tahun yang sama.

"Kami terus melakukan optimalisasi produksi dan memperkuat hubungan dengan para mitra untuk memastikan bahwa setiap produk yang kami hasilkan memiliki daya saing tinggi di pasar," tambah Arianto.

Penguatan Hilirisasi dan Kolaborasi Strategis

Upaya Antam dalam mendorong hilirisasi juga terlihat dari langkah strategisnya melalui entitas anak usaha, PT Gag Nikel, yang telah mengakuisisi 30 persen saham PT Jiu Long Metal Industry. Langkah ini merupakan komitmen untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral yang dihasilkan di dalam negeri.

"Akuisisi ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memperkuat industri nikel domestik, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta mendukung program hilirisasi pemerintah," ujar Arianto.

Antam juga menggalang kolaborasi strategis dengan PT Freeport Indonesia untuk memperkuat rantai pasokan emas dalam negeri. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi emas, serta memastikan keberlanjutan pasokan logam mulia untuk kebutuhan industri dan investasi. Kerjasama ini dianggap akan memberikan dampak positif bagi industri emas nasional dengan memperkuat ekosistem industri emas di Indonesia, memastikan ketersediaan bahan baku domestik, serta meningkatkan daya saing produk emas di pasar global.

Optimisme Menatap Masa Depan

Dengan pencapaian luar biasa tahun ini, Antam optimistis menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang. Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam hilirisasi, memperluas pasar, serta memperkuat inisiatif keberlanjutan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Arianto menegaskan bahwa Antam akan terus berupaya menjadi perusahaan tambang yang kompetitif dan bertanggung jawab. "Kami memiliki strategi yang jelas dalam menghadapi dinamika industri. Dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kami yakin Antam akan terus berkembang dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi Indonesia," ujar Arianto menutup keterangannya.

Keberhasilan dan strategi yang diimplementasikan oleh Antam mencerminkan bagaimana perusahaan tambang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alam dengan langkah yang tepat. Memperkuat hilirisasi dan kolaborasi strategis menjadi kunci bagi Antam tidak hanya untuk bertahan tetapi juga terus tumbuh di tengah persaingan industri yang semakin ketat. Dengan komitmen pada efisiensi dan inovasi, Antam menunjukkan bahwa keberlanjutan dan daya saing dapat berjalan beriringan, memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi Indonesia dan mendukung kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya mineral yang bijak.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Merintis Langkah Menuju Sukses: Strategi Memulai Bisnis Menurut Andrew Susanto, Komisaris Holywings

Merintis Langkah Menuju Sukses: Strategi Memulai Bisnis Menurut Andrew Susanto, Komisaris Holywings

Uni Eropa Tunjukkan Minat Investasi Besar Pada Transformasi Digital Indonesia

Uni Eropa Tunjukkan Minat Investasi Besar Pada Transformasi Digital Indonesia

Potensi Investasi Berdampak di Indonesia di Tengah Krisis Iklim Global

Potensi Investasi Berdampak di Indonesia di Tengah Krisis Iklim Global

Harga Emas Antam Melonjak Mengkilat dalam Sebulan: Naik 8,51 Persen per 6 Februari 2025

Harga Emas Antam Melonjak Mengkilat dalam Sebulan: Naik 8,51 Persen per 6 Februari 2025

Aceh Menanti Realisasi Janji Investasi: Sebuah Harapan di Tengah Tantangan

Aceh Menanti Realisasi Janji Investasi: Sebuah Harapan di Tengah Tantangan