Kinerja Perbankan Indonesia Tumbuh Positif Sepanjang 2024, Ditopang Risiko Terkendali dan Permodalan Kuat
- Jumat, 31 Januari 2025
Jakarta - Industri perbankan di Indonesia menunjukkan kinerja yang solid dan mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan di sepanjang tahun 2024. Informasi ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar dalam konferensi pers di Maluku, Jumat, 31 Januari 2025. Mahendra mengungkapkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, meskipun di tengah dinamika perekonomian global yang menantang.
Kredit perbankan menjadi sorotan utama dengan pertumbuhan dua digit sebesar 10,39 persen secara year-on-year (yoy), mencapai Rp7.827 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan signifikan dalam kredit investasi yang melonjak 13,62 persen, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 10,61 persen, dan kredit modal kerja yang bertumbuh 8,30 persen. "Didorong oleh kredit investasi yang tumbuh tinggi, perbankan Indonesia telah menunjukkan daya tahan dan ketangkasan dalam menghadapi tantangan global," ujar Mahendra, Jumat, 31 Januari 2025.
Selain kredit, kualitas aset perbankan juga menunjukkan kinerja yang terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,08 persen dan NPL net 0,74 persen. Indikator ini mengisyaratkan bahwa perbankan tetap kokoh dan mampu mengelola risiko kreditnya dengan baik. "Kualitas kredit yang tetap terkendali juga dibuktikan dengan Loan at Risk (LAR) yang menunjukkan tren penurunan sebesar 9,08 persen," jelas Mahendra.
Tak hanya kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga mencerminkan kepercayaan publik terhadap perbankan. DPK tumbuh 4,48 persen, mencapai Rp8.837 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pada berbagai komponen, seperti giro yang naik 3,34 persen, tabungan 6,78 persen, dan deposito 3,5 persen.
Ketahanan perbankan di tanah air semakin kokoh berkat tingkat permodalan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di posisi 26,68 persen. Likuiditas perbankan pada Desember 2024 juga terjaga dengan baik, didukung oleh rasio alat likuid terhadap non-core deposit (ALCD) dan alat likuid terhadap DPK, masing-masing sebesar 112,87 persen dan 25,59 persen. Kedua rasio ini masih jauh di atas batas ambang masing-masing 50 persen dan 10 persen.
Mahendra menegaskan bahwa ketahanan yang ditunjukkan oleh perbankan ini tidak lepas dari permodalan kuat yang dimiliki serta likuiditas yang memadai. "Ketahanan perbankan terjaga kuat dengan tingkat permodalan dan likuiditas yang tetap memadai," tambahnya.
Dengan kinerja positif dan stabilitas yang terjaga, Mahendra optimistis sektor perbankan akan dapat mengakomodasi kebutuhan pembiayaan bagi dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa OJK akan terus memantau perkembangan perekonomian domestik dan global guna memastikan sektor jasa keuangan tetap stabil dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. "Kami memastikan sektor jasa keuangan tetap berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional dengan memastikan stabilitas tetap terjaga," pungkasnya.
Dengan demikian, sektor perbankan Indonesia telah menunjukkan kesiapan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan, serta berkontribusi positif terhadap perekonomian. Ini menjadi dasar optimisme bagi para pelaku industri dan masyarakat bahwa sistem keuangan di Indonesia akan terus mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan menghadapi ketidakpastian global ke depan.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap stabilitas keuangan, OJK berencana untuk terus memperkuat regulasi dan pengawasan, serta mengimplementasikan berbagai inisiatif yang dapat mendukung pertumbuhan dan inovasi di sektor perbankan. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan dapat semakin memperkuat posisi perbankan Indonesia di kancah internasional dan mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan.
Tri Kismayanti
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS di Tengah Ketidakpastian Global
- Jumat, 31 Januari 2025
BRI Ditugaskan Menjadi Bank Emas: Transformasi Deposito UMKM dan Kebangkitan Ekonomi
- Jumat, 31 Januari 2025
Transformasi Digital di Indonesia Alami Lonjakan, Perbankan Digital Bertumbuh Pesat
- Jumat, 31 Januari 2025