Penyaluran Bansos Beras Bulog Oktober–November 2025 Masih 18 Persen

Kamis, 27 November 2025 | 17:14:37 WIB
Penyaluran Bansos Beras Bulog Oktober–November 2025 Masih 18 Persen

JAKARTA - Pemerintah melalui Perum Bulog terus berupaya mempercepat distribusi bantuan pangan bagi masyarakat, namun realisasi penyaluran untuk periode Oktober–November 2025 masih berada di angka 18 persen.Kondisi ini menimbulkan sorotan terkait kesiapan logistik dan strategi distribusi yang efektif menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan bahwa penyaluran paket bantuan pangan baru dimulai pada awal hingga pertengahan November 2025. “Kemarin ada penambahan minyak goreng, jadi kami menunggu minyak gorengnya. Sehingga memang agak terlambat sedikit, karena minyak goreng ini harus diserahkan bersamaan dengan berasnya,” ujarnya saat kunjungan ke Kantor Kelurahan Marunda, Jakarta Utara.

Penambahan komoditas minyak goreng dalam paket bansos menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kecepatan distribusi. Paket bantuan tersebut kini terdiri dari 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng untuk setiap keluarga penerima manfaat. Total sasaran penyaluran mencapai 18,2 juta keluarga, yang berarti Bulog harus menyiapkan 365.000 ton beras dan 73 juta liter minyak goreng agar bantuan dapat tersalurkan secara optimal.

Meskipun realisasi penyaluran periode Oktober–November masih rendah, Rizal menekankan bahwa Bulog tetap berkomitmen mendukung program pemerintah. “Bulog akan melaksanakan tugas tersebut dengan rasa penuh tanggung jawab dan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan masyarakat,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa institusi pemerintah berfokus tidak hanya pada jumlah distribusi, tetapi juga pada kualitas dan keamanan bantuan yang sampai ke tangan masyarakat.

Sejauh ini, realisasi penyaluran bantuan pangan Bulog untuk periode Juni–Juli 2025 telah mencapai hampir 100 persen. Pencapaian ini menjadi tolok ukur kemampuan logistik Bulog dalam menghadapi tantangan distribusi yang lebih kompleks saat ini, mengingat tambahan komoditas minyak goreng menuntut koordinasi yang lebih cermat dengan berbagai pihak.

Bansos beras dan minyak goreng merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan dan mendukung masyarakat pra-sejahtera menghadapi musim libur panjang dan kenaikan kebutuhan pokok. Dengan adanya program ini, pemerintah berharap daya beli masyarakat tetap terjaga, serta kebutuhan pangan dasar dapat terpenuhi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam proses distribusi, Bulog juga bekerja sama dengan berbagai mitra logistik dan pemerintah daerah. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran, terutama di wilayah yang secara geografis menantang atau memiliki akses transportasi terbatas. Rizal menambahkan bahwa koordinasi yang erat dengan instansi terkait dan pemasok minyak goreng menjadi kunci agar paket bantuan bisa tersalurkan tepat waktu.

Selain itu, Bulog juga mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru. Percepatan distribusi menjadi penting agar stok pangan tersedia di seluruh pelosok, menghindari potensi kelangkaan, dan memastikan masyarakat yang membutuhkan tetap menerima manfaat secara adil. Strategi ini sekaligus menjadi langkah mitigasi terhadap fluktuasi harga pangan di pasaran, sehingga program bansos dapat mendukung stabilitas ekonomi lokal maupun nasional.

Rizal juga menekankan bahwa penyaluran bansos tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga memperhatikan kualitas barang. Kesiapan gudang, distribusi, serta pengawasan terhadap komoditas yang dikirimkan menjadi faktor penentu keberhasilan program. Penambahan minyak goreng, misalnya, harus disesuaikan dengan kapasitas logistik agar tidak menimbulkan kerusakan atau keterlambatan distribusi.

Langkah ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk menjamin keamanan pangan dan kenyamanan masyarakat saat menerima bantuan. Bulog menempatkan prioritas utama pada perlindungan konsumen dan pemenuhan kebutuhan pangan pokok secara merata. Upaya ini juga mendukung implementasi program bantuan sosial yang lebih transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.

Sementara itu, pemerintah terus memantau realisasi distribusi bantuan pangan melalui koordinasi dengan Bulog dan kementerian terkait. Evaluasi berkala dilakukan untuk mengidentifikasi kendala dan menyesuaikan strategi agar target penyaluran dapat tercapai sebelum akhir tahun.

Ke depan, Bulog berencana memperkuat sistem logistik dan pemantauan distribusi dengan memanfaatkan teknologi digital. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pendataan, meminimalkan kesalahan, dan memastikan setiap paket bantuan sampai ke keluarga penerima sesuai jadwal.

Dengan berbagai langkah strategis tersebut, diharapkan program bantuan pangan dapat berjalan lebih efisien, memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, dan mendukung stabilitas sosial maupun ekonomi, terutama menjelang musim libur panjang dan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Bansos beras dan minyak goreng tetap menjadi prioritas pemerintah dalam menjamin ketahanan pangan dan keberlangsungan program sosial, meskipun tantangan distribusi masih perlu diatasi. Komitmen Bulog untuk menyalurkan bantuan secara cepat dan tepat waktu menunjukkan peran penting lembaga ini dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.

Terkini