RI-Inggris Perkuat Kemitraan Strategis Berbasis Investasi dan Inovasi

Kamis, 27 November 2025 | 16:56:19 WIB
RI-Inggris Perkuat Kemitraan Strategis Berbasis Investasi dan Inovasi

JAKARTA - Kerja sama antara Indonesia dan Inggris kini menekankan orientasi pada investasi dan inovasi, menandai transformasi dari hubungan berbasis bantuan menjadi kemitraan strategis yang saling menguntungkan.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menyebut bahwa kolaborasi kedua negara tidak hanya berfokus pada pembangunan konvensional, tetapi juga pada peluang inovatif yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi.

“Kerja sama Indonesia dan Inggris yang telah berkembang dari hubungan berbasis bantuan menjadi kemitraan strategis yang berorientasi pada investasi dan inovasi,” kata Febrian pada agenda Indonesia-United Kingdom Development Dialogue 2025, Kamis, 27 November 2025. Forum ini menjadi wadah untuk meninjau kemajuan kerja sama, menyelaraskan prioritas kebijakan pembangunan, dan membuka peluang kolaborasi baru yang berkelanjutan.

Dialog pembangunan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding on Development Cooperation yang ditandatangani kedua pihak pada September 2024. Febrian menekankan bahwa forum tersebut menjadi momentum untuk memetakan masa depan kerja sama, merancang inisiatif baru, dan mendorong kemitraan yang adaptif serta transparan.

“Ini adalah kesempatan untuk memetakan masa depan kerja sama kita. Merancang inisiatif baru, mencoba ide-ide baru, dan mendorong kemitraan baru. Tujuan kami sederhana, untuk memastikan kemitraan ini tetap adaptif, transparan, dan berorientasi pada hasil, serta mampu memberikan manfaat nyata bagi warga negara kita,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, kedua pihak menyepakati penguatan mekanisme koordinasi dan pemantauan bersama, termasuk pertemuan lanjutan secara berkala. Langkah ini diambil agar hasil kerja sama dapat dipertahankan secara berkelanjutan dan cakupannya terus diperluas.

“Kita menjalankan komitmen secara nyata, menyelaraskan kebijakan, memulai ekonomi berkelanjutan, serta mendorong inovasi dalam berbagai sektor prioritas. Prioritas yang sama ini menjadi momentum untuk bertindak tegas dan berkolaborasi,” imbuh Febrian.

Diskusi dalam forum ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan Visi Indonesia Emas 2045. Beberapa agenda prioritas nasional yang dibahas mencakup transisi energi bersih, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, penguatan ketahanan iklim, transformasi digital, serta pengembangan sumber daya manusia.

Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Putut Hari Satyaka, menegaskan pentingnya memastikan setiap inisiatif kerja sama memberikan hasil yang terukur dan selaras dengan prioritas nasional. Menurutnya, koordinasi yang efektif merupakan kunci untuk membangun kemitraan modern dan adaptif.

“Kita perlu memastikan setiap inisiatif kerja sama memberikan hasil yang terukur dan selaras dengan prioritas nasional. Melalui koordinasi yang efektif, kita dapat membangun kemitraan yang modern, adaptif, dan berorientasi pada hasil,” kata Putut.

Bappenas menekankan bahwa fokus kerja sama pada investasi dan inovasi juga akan memperkuat sektor-sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Sektor energi terbarukan, teknologi digital, dan infrastruktur berkelanjutan menjadi titik perhatian utama dalam kolaborasi ini.

Investasi dan inovasi bukan hanya menjadi jargon, tetapi diarahkan untuk menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat. Misalnya, transisi energi bersih diharapkan mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menurunkan jejak karbon, sedangkan pengembangan sumber daya manusia ditujukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era digital dan ekonomi global.

Kerja sama ini diharapkan mampu menghadirkan model kemitraan modern, di mana kedua negara tidak hanya bertukar sumber daya dan teknologi, tetapi juga saling mempelajari praktik terbaik yang dapat diadaptasi di masing-masing negara. Dengan demikian, hubungan RI-Inggris akan lebih berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang nyata.

Febrian menekankan, pendekatan berbasis hasil menjadi ciri utama kemitraan strategis ini. Setiap proyek atau program akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan target tercapai dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Selain itu, forum ini juga membuka kesempatan bagi pihak swasta dan akademisi untuk terlibat dalam kolaborasi. Partisipasi sektor non-pemerintah diharapkan dapat memperkaya inovasi, meningkatkan efisiensi proyek, serta memperluas akses ke teknologi baru dan model investasi yang lebih modern.

Dengan fondasi ini, kerja sama Indonesia-Inggris diproyeksikan mampu menjadi model kemitraan internasional yang adaptif dan berkelanjutan. Fokus pada investasi, inovasi, dan keberlanjutan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, memperkuat ketahanan sosial, serta memberikan kontribusi signifikan bagi pencapaian target pembangunan jangka panjang Indonesia.

Terkini