JAKARTA - PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) memanfaatkan peluang pasar modal untuk memperkuat struktur keuangannya.
Dengan penerbitan obligasi berkelanjutan dan sukuk mudharabah, perusahaan berupaya mengoptimalkan pendanaan guna membayar utang, mendukung modal kerja, dan memperkuat posisi bisnis di industri pengolahan tembaga yang ekspansif. Langkah ini menegaskan strategi MBMA dalam menjaga likuiditas sambil memanfaatkan instrumen keuangan berbasis syariah dan konvensional.
PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) kembali meluncurkan instrumen keuangan sebagai bagian dari upaya memperkuat pendanaan korporasi. Perusahaan menargetkan total dana Rp3,1 triliun melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III/2025 senilai Rp2,1 triliun serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III/2025 sebesar Rp1 triliun.
Langkah ini menjadi bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi dan Sukuk yang telah dimulai sebelumnya, dengan target maksimal Rp16 triliun untuk obligasi dan Rp4 triliun untuk sukuk.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap III/2025 diterbitkan MBMA dalam dua seri. Seri A memiliki nilai Rp982,15 miliar dengan tingkat bunga 7,5% per tahun dan tenor tiga tahun. Seri B senilai Rp1,11 triliun menawarkan bunga 8,25% per tahun dengan tenor lima tahun. Kedua seri ini memungkinkan investor memilih profil risiko dan jangka waktu yang sesuai.
Sementara itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III/2025 juga dirancang dalam dua seri. Seri A senilai Rp379 miliar dengan indikasi bagi hasil 7,5% dan tenor tiga tahun, serta Seri B sebesar Rp621 miliar dengan indikasi bagi hasil 8,25% dan tenor lima tahun. Sukuk ini merupakan instrumen berbasis syariah yang sejalan dengan prinsip mudharabah, di mana pemodal dan penerbit berbagi keuntungan sesuai kesepakatan.
Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan mayoritas untuk membayar pinjaman bank. MBMA mengalokasikan sekitar US$121 juta atau setara Rp2,02 triliun untuk pelunasan dipercepat seluruh pokok utang Fasilitas B, yakni fasilitas kredit US$250 juta yang dikelola melalui PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebagai agen. Pembayaran lebih awal ini bertujuan mengurangi beban bunga dan memperkuat struktur neraca perusahaan.
Sebagian dana obligasi lainnya akan digunakan sebagai modal kerja untuk kegiatan operasional perusahaan. Dengan strategi ini, MBMA berupaya menjaga kelancaran likuiditas dan memastikan proyek-proyek pengembangan tetap berjalan sesuai rencana tanpa terganggu masalah pembiayaan.
Di sisi sukuk, dana senilai US$50 juta atau Rp837,1 miliar akan dialokasikan untuk menggantikan pendanaan sebelumnya yang diperoleh melalui fasilitas pinjaman. Dana ini digunakan untuk membayar seluruh pokok pinjaman yang mendukung pengeluaran PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), anak usaha MBMA. MTI bertanggung jawab atas perancangan, pengadaan, konstruksi, dan pengembangan fasilitas pengolahan tembaga yang menghasilkan produk ekspor.
Dengan penerbitan sukuk dan obligasi ini, MBMA memanfaatkan instrumen keuangan konvensional dan syariah untuk memperluas basis investor. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menarik investor yang memiliki preferensi berbeda, baik yang mengutamakan keuntungan tetap dari obligasi maupun bagi hasil dari sukuk mudharabah.
“Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk sebagian besar akan dialokasikan untuk pembayaran utang dan modal kerja, namun juga untuk kebutuhan korporasi umum lainnya, termasuk biaya operasional, gaji karyawan, biaya jasa profesional, dan pajak,” jelas pihak MBMA dalam keterangan resmi.
Penerbitan instrumen ini menunjukkan strategi perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan pengelolaan risiko keuangan. MBMA menghadapi tantangan industri pengolahan logam, termasuk fluktuasi harga tembaga global, namun melalui pendanaan yang terstruktur, perusahaan mampu mempertahankan pertumbuhan yang stabil.
Langkah ini juga menjadi sinyal positif bagi investor dan pasar modal. Penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan tidak hanya meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan MBMA mengelola utang, tetapi juga memperlihatkan komitmen perusahaan untuk mematuhi prinsip-prinsip korporasi yang baik dan transparansi keuangan.
Penerbitan tahap sebelumnya telah mencatatkan surat utang senilai Rp4,06 triliun untuk obligasi dan Rp2,37 triliun untuk sukuk. Dengan tahap ketiga ini, MBMA memperkuat struktur pembiayaan yang mendukung rencana jangka panjang, termasuk ekspansi fasilitas pengolahan tembaga melalui anak usaha MTI.
Dengan strategi pendanaan ini, MBMA menegaskan posisinya sebagai pemain utama di industri pengolahan logam Indonesia. Ke depannya, perusahaan berencana memanfaatkan dana yang diperoleh secara efisien untuk menjaga pertumbuhan operasional, mempercepat pelunasan utang, dan mendukung proyek ekspansi.
Secara keseluruhan, penerbitan obligasi dan sukuk Merdeka Battery Minerals Tahap III/2025 memperlihatkan perencanaan keuangan yang matang, pemanfaatan pasar modal secara strategis, dan komitmen pada transparansi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor serta mendukung pertumbuhan industri pengolahan logam nasional.