JAKARTA - Mabes TNI menetapkan empat kriteria khusus bagi calon Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian yang akan dikirim ke Gaza, Palestina.
epala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan, keempat syarat ini menjadi standar agar misi perdamaian berjalan efektif, aman, dan sesuai protokol internasional.
Kriteria pertama yang harus dimiliki adalah pengalaman dalam operasi gabungan TNI. Freddy menekankan, pengalaman ini penting karena pasukan perdamaian akan melibatkan tiga brigade komposit lintas matra. “Syarat selanjutnya pengalaman penugasan internasional atau pendidikan luar negeri, pemahaman mengenai operasi pemeliharaan perdamaian,” ujar Freddy.
Pengalaman di tingkat internasional, terutama terkait misi perdamaian, diyakini akan memudahkan calon komandan dalam menjalankan operasi sekaligus memastikan koordinasi yang baik di Gaza.
Kemampuan Diplomasi dan Komunikasi Strategis
Syarat keempat yang wajib dimiliki calon komandan adalah kemampuan diplomasi militer dan komunikasi strategis. Freddy menjelaskan bahwa kemampuan ini krusial untuk menjembatani koordinasi antara pasukan Indonesia, pihak lokal, serta badan internasional terkait. “Syarat ke empat kemampuan diplomasi militer dan komunikasi strategis,” kata Freddy.
Kualifikasi ini diharapkan memastikan Komandan Pasukan Perdamaian tidak hanya memimpin secara teknis, tetapi juga mampu menjaga hubungan diplomatis di wilayah konflik.
Proses Seleksi Kandidat Komandan
Mabes TNI telah menyiapkan beberapa nama perwira tinggi bintang tiga sebagai kandidat komandan, namun Freddy enggan merinci identitas dan asal matra mereka. “TNI telah menyiapkan beberapa nama kandidat, namun penetapan resmi Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian masih menunggu keputusan pemerintah dan PBB,” ujarnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menambahkan, calon komandan yang akan memimpin kontingen pasukan perdamaian ke Gaza memang dipilih dari pejabat berpangkat bintang tiga. “Untuk kontingen Pasukan Pemelihara Perdamaian sudah tahap seleksi. Kemudian rencana nanti dipimpin oleh Jenderal Bintang Tiga,” kata Agus.
Struktur Pasukan Perdamaian di Gaza
Pasukan perdamaian yang akan dikirim terdiri dari tiga brigade komposit. Masing-masing brigade memiliki tiga batalyon utama, yakni batalyon kesehatan, batalyon zeni konstruksi, dan batalyon bantuan. Selain itu, akan ada tambahan bantuan mekanis untuk mendukung operasional di lapangan.
Agus menjelaskan bahwa pasukan ini akan dikirim setelah TNI mengirim tim aju terlebih dahulu ke Gaza. Tim aju bertugas menilai situasi wilayah, menentukan lokasi strategis, dan mempersiapkan koordinasi logistik sebelum pasukan utama diterjunkan.
Koordinasi dengan Pemerintah dan PBB
Pengiriman pasukan perdamaian sepenuhnya menunggu perintah dari pemerintah pusat. TNI akan menyesuaikan semua persiapan dengan arahan pemerintah dan ketentuan dari PBB, agar misi perdamaian berjalan sesuai standar internasional.
Keputusan penunjukan pejabat bintang tiga sebagai komandan dianggap tepat karena misi ini membutuhkan kepemimpinan berpengalaman dan mampu mengelola pasukan gabungan lintas matra di medan operasi yang kompleks.
Tujuan Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza
Misi perdamaian ini bertujuan mendukung stabilitas wilayah konflik, memberikan bantuan kemanusiaan, serta menegakkan perdamaian yang berkelanjutan. Dengan struktur pasukan yang matang dan pemimpin berpengalaman, TNI menargetkan misi dapat berjalan optimal dan memenuhi standar internasional.
Standar Tinggi untuk Pemimpin Pasukan Perdamaian
TNI menegaskan bahwa pemilihan Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian tidak sembarangan. Empat kriteria utama—pengalaman operasi gabungan, penugasan internasional, pendidikan luar negeri, serta kemampuan diplomasi militer dan komunikasi strategis—menjadi fondasi agar misi perdamaian di Gaza berhasil.
Dengan persiapan matang, termasuk pengiriman tim aju, TNI memastikan seluruh aspek operasional, koordinasi, dan diplomasi dapat berjalan lancar, sekaligus mendukung kredibilitas Indonesia di kancah misi perdamaian internasional.