JAKARTA – Penerbangan perintis di Bandara T. Cut Ali, Teupin Gajah Kecamatan Pasiraja, Aceh Selatan siap memberikan pelayanan kepada masyarakat daerah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia (3T) dengan rute Tapaktuan - Banda Aceh. Program penerbangan bersubsidi ini adalah wujud nyata kehadiran negara untuk menjamin akses transportasi udara yang mudah, aman, dan terjangkau, terutama bagi masyarakat pedalaman yang selama ini kesulitan menjangkau wilayah lain dengan menggunakan moda transportasi darat atau laut.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Teuku Cut Ali, Bona Tulus Fransiskus Simamora, mengungkapkan pentingnya penerbangan perintis dalam memangkas waktu perjalanan bagi masyarakat dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah. “Dengan adanya penerbangan perintis ini, tentu memberikan kemudahan dalam pelayanan transportasi udara dengan harga yang murah karena telah disubsidi oleh negara,” ujarnya kepada wartawan baru-baru ini.
Kehadiran penerbangan perintis ini bukan hanya sekadar menyediakan akses transportasi, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Masyarakat diharap dapat memanfaatkan fasilitas ini sebaik-baiknya, mengingat penerbangan perintis menawarkan tiket dengan harga yang terjangkau, yakni Rp. 550.000 untuk rute Tapaktuan - Banda Aceh dan Rp. 600.000 untuk arah sebaliknya. Maskapai yang mengoperasikannya adalah Susi Air, dengan jadwal keberangkatan setiap hari Selasa pukul 12:00 WIB.
Bona Tulus Fransiskus Simamora menegaskan, “Kami harap masyarakat dapat menggunakan fasilitas dari penerbangan perintis ini. Mereka dapat memanfaatkan sebaik-baiknya penerbangan perintis yang telah disubsidi negara.”
Dalam rangka meningkatkan kenyamanan penumpang, UPBU T. Cut Ali berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Penyelenggara berharap program ini bisa terus berjalan dengan baik dan berkelanjutan. “Kita juga tengah melakukan survei terkait minat masyarakat yang menggunakan jasa penerbangan perintis bersubsidi ini, mudah-mudahan penerbangan bersubsidi dari pemerintah ini terus memberikan pengaruh yang baik untuk pembangunan di Kabupaten Aceh Selatan,” tambah Bona.
Dari sisi penumpang, Faisal, seorang penumpang setia penerbangan perintis, menyatakan kepuasan dan apresiasinya terhadap layanan bandara serta ketepatan jadwal penerbangan. “Pelayanan pihak Bandara Teuku Cut Ali sudah baik dan penerbangannya juga cepat dan aman,” ujarnya. Menurutnya, penerbangan ini sangat membantu dalam menghemat waktu perjalanan dari Banda Aceh ke Tapaktuan dan memberikan dampak positif bagi konektivitas Aceh Selatan dengan wilayah lain.
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan turut mendukung sepenuhnya inisiatif ini. Kadis Perhubungan Kabupaten Aceh Selatan, Filda Yuslibar, menegaskan bahwa penerbangan perintis bersubsidi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, bukan saja untuk memperlancar mobilitas tetapi juga sebagai bagian dari peningkatan pelayanan publik. “Ini merupakan bantuan langsung pemerintah untuk membantu masyarakat dalam hal jasa transportasi udara yang mudah, dengan harga murah dan waktu yang ringkas, banyak manfaat dari penerbangan perintis ini untuk Kabupaten Aceh Selatan,” ujarnya.
Dengan adanya penerbangan ini, diharapkan tidak hanya masyarakat setempat yang memperoleh manfaat, tetapi juga membuka peluang bagi peningkatan wisata serta peluang usaha lainnya di Aceh Selatan. Diharapkan pemerintah dan pihak terkait lainnya dapat terus mengawasi dan mendukung program penting ini sehingga memberi dampak signifikan bagi kemajuan daerah.
Secara keseluruhan, penerbangan perintis di Bandara T. Cut Ali merupakan salah satu program strategis yang memiliki banyak manfaat langsung bagi masyarakat, terlepas dari tantangan pelaksanaannya. Dengan subsidi dari pemerintah yang menjanjikan aksesibilitas dan harga yang terjangkau, program ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung bagi perkembangan infrastruktur transportasi udara di daerah yang selama ini belum mendapatkan akses yang memadai.
Bagi masyarakat Aceh Selatan dan sekitarnya, penerbangan ini bukan saja sekadar fasilitas transportasi, tetapi juga simbol dari kemajuan dan perhatian pemerintah dalam membawa kemudahan dan kenyamanan bagi warganya. Dengan pelayanan yang terus ditingkatkan dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, potensi besar dari penerbangan perintis ini bisa lebih dimaksimalkan untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya di Aceh Selatan.