BCA Perkuat Dominasi di Bisnis KPR: Penyaluran KPR Capai Rp 44,8 Triliun di 2024

Senin, 03 Februari 2025 | 18:31:36 WIB
BCA Perkuat Dominasi di Bisnis KPR: Penyaluran KPR Capai Rp 44,8 Triliun di 2024

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus menunjukkan dominasinya dalam bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia. Sepanjang tahun 2024, bank swasta terbesar di tanah air ini mencatatkan penyaluran KPR baru atau "booking" sebesar Rp 44,8 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 9,5% dibandingkan tahun 2023, yang mencatat penyaluran KPR sebesar Rp 40,9 triliun, Senin, 3 Februari 2025.

Seperti dilaporkan oleh BCA pada Senin (3/2), pertumbuhan ini mencerminkan tren penyaluran KPR BCA yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2019, BCA mencatat booking KPR sebesar Rp 26,6 triliun, namun angka ini sempat merosot ke Rp 17,8 triliun pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. Pemulihan mulai terjadi pada tahun 2021 dengan angka penyaluran mencapai Rp 32,2 triliun, dan meningkat lebih lanjut menjadi Rp 37,9 triliun pada tahun 2022.

Meski penyaluran KPR baru pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang solid, BCA juga mencatat adanya peningkatan dalam pembayaran piutang KPR dari debitur, atau biasa disebut "run off", yang mencapai Rp 31,3 triliun. Angka ini meningkat 11% secara tahunan (YoY). Dengan demikian, total outstanding KPR BCA pada akhir 2024 mencapai Rp 135,5 triliun, tumbuh 11,2% dari tahun ke tahun. Meski demikian, laju pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,7%.

Dari sisi geografis, outstanding kredit BCA masih didominasi wilayah Jakarta dengan kontribusi sebesar 54,2%, yang berarti tumbuh 11,6% secara tahunan. Wilayah pulau Jawa selain Jakarta menyumbang 32% dari total outstanding, dengan pertumbuhan 8,8%. Sementara itu, outstanding KPR BCA di luar pulau Jawa memberikan kontribusi sebesar 13,9%, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 15,1% YoY. BCA optimis melihat peluang penyaluran KPR baru di luar pulau Jawa yang semakin besar.

Menurut data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan outstanding KPR BCA masih berada di atas rata-rata industri yang mencapai 10,14% YoY, dengan total mencapai Rp 783,94 triliun pada akhir 2024. BCA pun berkontribusi sebesar 17,28% terhadap total industri KPR nasional. "Kualitas aset KPR kami tetap terjaga, yang menunjukkan kepercayaan dan pengelolaan risiko yang baik," ujar manajemen BCA dalam keterangannya.

Namun demikian, BCA juga menghadapi tantangan terkait kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Pada tahun 2024, NPL BCA mencapai Rp 16 triliun, atau 1,8% dari total kreditnya. Untuk kredit konsumer, NPL mencapai 22,9% atau setara dengan Rp 3,66 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, NPL konsumer tercatat sebesar Rp 2,85 triliun.

Tantangan serupa juga dihadapi industri perbankan secara umum. NPL industri KPR perbankan pada Desember 2024 mencapai 2,61%, meningkat dari level 2,39% pada tahun 2023. Laju pertumbuhan KPR nasional juga mengalami perlambatan, dari 12% YoY di tahun 2023 menjadi angka yang lebih rendah di tahun 2024.

Dengan dinamika seperti ini, BCA terus fokus pada strategi peningkatan penyaluran dan pengelolaan risiko kredit. "Kami selalu berupaya memberikan layanan terbaik dan menjaga kualitas kredit agar tetap pada level yang sehat," ungkap seorang pejabat BCA. Langkah ini sejalan dengan visi BCA untuk terus menjadi pemimpin di sektor perbankan konsumen.

Melihat pencapaian ini, BCA optimis dalam ekspansi bisnis KPR di tahun-tahun mendatang, terutama dengan memperkuat penetrasi pasar di luar pulau Jawa. Strategi ini diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing dan kontribusi BCA dalam industri perbankan nasional.

Terkini