JAKARTA — Penyaluran kredit perbankan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menunjukkan tren perlambatan yang mengkhawatirkan. Data Bank Indonesia (BI) per Agustus 2024 mencatat pertumbuhan kredit UMKM hanya 4,3% secara tahunan (YoY), dengan total nilai mencapai Rp1.379,4 triliun.
Angka tersebut menurun dari bulan sebelumnya, Juli 2024, yang mencatatkan pertumbuhan 5,1% YoY dengan nilai Rp1.375,5 triliun. Penurunan ini mengindikasikan pelemahan lebih lanjut di sektor UMKM.
Kredit usaha mikro mencatat penurunan paling tajam, dengan pertumbuhan hanya 5,6% YoY pada Agustus 2024, turun dari 7% YoY di Juli. Total nilai kredit usaha mikro di Agustus 2024 mencapai Rp635,9 triliun, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp636,8 triliun.
Segmen kredit usaha menengah juga mengalami perlambatan, hanya tumbuh 2,3% YoY pada Agustus, dibandingkan 3,1% YoY di bulan Juli. Sementara itu, kredit usaha kecil sedikit menguat, tumbuh 4% YoY dari sebelumnya 3,8% YoY, dengan nilai total Rp438,5 triliun.
OJK Siapkan Strategi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan terus memantau dan mengambil tindakan terkait penurunan penyaluran kredit ke UMKM. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan pentingnya dukungan semua pihak untuk mendorong pencapaian target kredit UMKM.
"Kita sedang bahas bersama langkah-langkah untuk mendukung UMKM, agar target penyaluran kredit terus tercapai," ujarnya.
Namun, ia juga menekankan bahwa dorongan ini harus dilakukan secara hati-hati. Manajemen risiko menjadi kunci bagi perbankan untuk menghindari pemburukan kualitas kredit.
Selain itu, OJK juga berfokus pada pengembangan UMKM melalui program business matching, bekerja sama dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk meningkatkan pembiayaan di sektor ini.