Dirut PLN IP: Proyek Hijaunesia 2023 menjadi landasan untuk menggenjot pengembangan EBT yang telah direncanakan dalam RUPTL 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW

Kamis, 16 Mei 2024 | 18:12:53 WIB

JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP) telah mengambil langkah strategis dalam mempersiapkan pemenuhan kebutuhan listrik di masa mendatang dengan memanfaatkan beragam jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini tidak hanya sebagai respons terhadap tuntutan global untuk mencapai net zero emission, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen PLN IP dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan visi perusahaan ini dalam forum Asia Pacific Energy Talks yang diselenggarakan di Jakarta. Forum ini, yang merupakan agenda tahunan yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, menjadi wadah untuk membahas tantangan dan peluang di sektor energi.

Edwin menjelaskan bahwa perjalanan menuju net zero emission bukanlah hal yang mudah, namun sebagai Subholding PLN, PLN IP berkomitmen keras untuk mencapainya.

"PLN telah dan terus berupaya keras untuk merumuskan solusi strategis dalam transisi energi," ujar Edwin.

Tidak hanya memperhatikan kebutuhan listrik saat ini, PLN Indonesia Power juga fokus pada pemenuhan kebutuhan listrik di masa depan. Perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memastikan ketersediaan listrik dalam jangka waktu 35 tahun mendatang.

"Melihat proyeksi beban listrik 35 tahun ke depan, kami perlu mempertimbangkan pengembangan energi baru terbarukan yang potensial di Indonesia," tambah Edwin.

Meskipun pengembangan EBT saat ini belum sepenuhnya siap untuk diterapkan secara luas, PLN IP tetap memperkenalkan teknologi-teknologi EBT seperti hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun, implementasi teknologi ini masih menunggu kematangan teknologi dan kesinambungan finansial untuk menghindari kenaikan biaya listrik yang signifikan.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023. Dalam proyek ini, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Proyek Hijaunesia 2023 menjadi landasan untuk menggenjot pengembangan EBT yang telah direncanakan dalam RUPTL 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW," papar Edwin.

PLN IP juga berkomitmen untuk mengakselerasi pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan proses pembangunan yang dijalankan secara paralel untuk memastikan pencapaian Commercial Operation Date (COD) lebih cepat.

"Pembangunan pembangkit ini melibatkan proses paralel, termasuk pra-seleksi mitra, pemilihan lender, dan proses perizinan," tutup Edwin.

Dengan langkah-langkah progresif ini, PLN Indonesia Power semakin kokoh dalam posisinya sebagai pionir dalam transisi energi menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Terkini