Dirut PLN IP: Perjalanan Menuju NZE Tidak Mudah, Tetapi Perusahaan Bertekad Besar untuk Mencapainya

Kamis, 16 Mei 2024 | 18:09:42 WIB

PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan pemenuhan kebutuhan listrik di masa depan dengan memanfaatkan beragam jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Ini tidak hanya mencerminkan komitmen perusahaan terhadap penurunan emisi bersih (net zero emission), tetapi juga merupakan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan komitmen ini dalam sebuah forum penting, yaitu Asia Pacific Energy Talks di Jakarta. Forum ini, yang diselenggarakan oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), menjadi platform bagi pemangku kepentingan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, untuk mendiskusikan berbagai isu krusial dalam sektor energi.

Edwin menekankan bahwa perjalanan menuju net zero emission tidaklah mudah, tetapi sebagai bagian dari Subholding PLN, PLN Indonesia Power bertekad untuk mencapainya. "PLN terus berupaya keras untuk merumuskan solusi strategi energi terbaik dalam menghadapi transisi energi," katanya.

Pemikiran jangka panjang menjadi kunci dalam perencanaan PLN Indonesia Power, yang telah mengidentifikasi bahwa kebutuhan listrik akan terus meningkat dalam 35 tahun mendatang. Oleh karena itu, perusahaan telah menyiapkan strategi pengembangan EBT yang komprehensif.

"Dalam 35 tahun ke depan, permintaan akan listrik akan sangat tinggi, jadi kami perlu melihat keberadaan energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," ungkap Edwin.

Meskipun demikian, Edwin juga mengakui bahwa pengembangan EBT saat ini belum sepenuhnya siap untuk diterapkan secara luas. PLN IP telah memperkenalkan beberapa jenis EBT seperti hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia, namun penerapannya terkendala oleh kematangan teknologi dan potensi kenaikan biaya listrik.

"Saat ini, kami menunggu kematangan teknologi untuk mengurangi biaya listrik dan menekan emisi karbon," jelasnya.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang proyek Hijaunesia 2023. Dalam proyek ini, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Inisiatif ini adalah upaya kami untuk mempercepat pengembangan EBT yang telah direncanakan dalam RUPTL 2021–2030," tambah Edwin.

PLN IP juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW. Proses ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk pra-seleksi mitra, kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan.

Dengan langkah-langkah ini, PLN Indonesia Power menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan, sambil tetap memastikan ketersediaan listrik yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Terkini