Langkah PLN Indonesia Power: Mengakselerasi Transisi Energi Melalui Perdagangan Karbon

Jumat, 17 Mei 2024 | 13:09:25 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) telah berkomitmen mendukung Pemerintah dalam upaya penurunan emisi dan percepatan transisi energi, dengan memanfaatkan perdagangan karbon atau carbon trading. Perusahaan ini menargetkan penjualan karbon dua kali lipat dari tahun 2023 pada tahun-tahun mendatang.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa carbon trading adalah inovasi bisnis PLN yang mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN IP telah menerapkan konsep ini dengan mendapatkan verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) yang independen dan terakreditasi oleh Sucofindo di beberapa Unit Pembangkitnya.

"Carbon trading menjadi pengembangan bisnis beyond KWh yang juga dapat menekan emisi karbon," ungkap Edwin.

Pada tahun 2023, PLN Indonesia Power telah berhasil melakukan carbon trading sebanyak 2.428.203 ton CO2, dan targetnya akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.

"Target carbon trading pada tahun-tahun yang akan datang adalah dua kali lipat dari tahun 2023," tambah Edwin.

Dari hasil tersebut, terdapat 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berkontribusi pada carbon trading tahun 2023, termasuk PLTU Suralaya yang menjadi penyumbang terbesar dengan penurunan emisi sekitar 1,5 juta ton CO2.

Edwin menjelaskan bahwa pencapaian dan target carbon trading PLN IP bertujuan untuk membantu Pemerintah mencapai Target Kontribusi Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060.

"Dengan melaksanakan carbon trading, PLN Indonesia Power berkontribusi dalam menekan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sejalan dengan berbagai upaya pemerintah," tutup Edwin.

PLN Indonesia Power juga terus berupaya untuk meningkatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca secara nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan membuka peluang kerjasama dalam perdagangan karbon.

Terkini