Hebat, PLN Indonesia Power (PLN IP) Berkomitmen pada Transisi Energi Melalui Carbon Trading

Jumat, 17 Mei 2024 | 02:24:18 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) menegaskan komitmennya dalam mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya penurunan emisi dan percepatan transisi energi. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui perdagangan karbon atau carbon trading. PLN IP menargetkan penjualan karbon dua kali lipat dari tahun 2023 pada tahun-tahun mendatang.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa carbon trading merupakan inovasi bisnis yang mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN IP telah menerapkan ini dengan mendapatkan verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) independent terakreditasi Sucofindo di sejumlah Unit Pembangkitnya.

"Carbon trading menjadi langkah bisnis yang lebih dari sekadar penghasil listrik, namun juga dapat menekan emisi karbon," ujar Edwin.

Pada tahun 2023, PLN Indonesia Power berhasil mencapai carbon trading sebesar 2.428.203 ton CO2 dan bertujuan untuk meningkatkan jumlah ini dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.

"Target carbon trading pada tahun-tahun mendatang adalah dua kali lipat dari capaian tahun 2023," tambah Edwin.

PLN Indonesia Power menunjukkan bahwa 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) telah berkontribusi pada carbon trading tahun 2023, termasuk PLTU Suralaya yang menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar dengan sekitar 1,5 juta ton CO2.

Edwin menegaskan bahwa capaian dan target carbon trading ini merupakan bagian dari upaya PLN IP dalam mendukung Pemerintah dalam mencapai Target Kontribusi Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060.

"Dengan mengadopsi carbon trading, PLN Indonesia Power turut berkontribusi dalam upaya menekan perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan, sejalan dengan agenda pemerintah," tutup Edwin.

PLN Indonesia Power juga terus membuka peluang kerjasama dalam perdagangan karbon sebagai bagian dari upaya meningkatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara nasional.

Terkini