JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa defisit APBN 2025 akan tetap berada di bawah batas aman, yaitu 3% terhadap produk domestik bruto (PDB), meskipun tekanan fiskal yang dihadapi pemerintah cukup besar.
Purbaya menekankan bahwa pengelolaan anggaran sejak awal September 2025 diarahkan untuk memastikan keseimbangan fiskal tetap terjaga.
“Ini kan masih bergerak angkanya. Kelihatan sih tekanannya cukup besar, tetapi kami jaga di level yang aman,” ujar Purbaya.
Baca Juga10 Strategi Marketing Produk Makanan, Tingkatkan Omzet Bisnis
Pernyataan ini menegaskan optimisme pemerintah dalam menjaga defisit APBN tetap terkendali di tengah berbagai tantangan fiskal yang muncul di akhir tahun.
Perhitungan Arus Kas Masih Berjalan Menjelang Penutupan Tahun
Purbaya menjelaskan bahwa pihaknya masih menghitung arus keluar masuk kas APBN menjelang akhir 2025. Ia belum bisa memastikan apakah defisit akan melebar dari outlook 2,78% terhadap PDB, mengingat penerimaan pajak sampai saat ini masih di bawah target yang ditetapkan.
“[Defisit] masih dihitung, karena angkanya bergerak terus nih. Kami tunggu yang masuk ke sini berapa, terus PDB-nya juga berapa, akan geser kan,” jelas Purbaya. Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam memproyeksikan defisit, menyesuaikan dengan realisasi penerimaan dan belanja yang terus bergerak hingga akhir tahun.
Peran Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam Menunjang Fiskal
Selain penerimaan pajak, Purbaya menekankan pentingnya kontribusi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk menjaga defisit tetap terkendali. Salah satunya berasal dari Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) yang menyetor sekitar Rp3 triliun ke kas negara.
“Katanya pak Jaksa Agung ngasih Rp2 triliun-Rp3 triliun tuh. Dari barang yang dirampas itu lho, [Satgas, red] PKH itu. Itu kan PNBP. Untuk saya kan yang penting uangnya cukup,” jelas Purbaya. Dengan adanya PNBP ini, pemerintah memiliki fleksibilitas tambahan untuk menutupi kekurangan penerimaan pajak dan menjaga defisit tetap di level aman.
Tekanan Fiskal yang Dihadapi Pemerintah
Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mengakui bahwa pemerintah menghadapi tekanan signifikan dalam menjaga keseimbangan fiskal, terutama karena realisasi penerimaan pajak sampai dengan akhir Oktober 2025 baru mencapai Rp1.459 triliun, atau 70,2% dari outlook Rp2.067,9 triliun. Secara total, realisasi penerimaan negara hingga periode tersebut baru terkumpul Rp2.113,3 triliun atau 73,7% terhadap target outlook lapsem I/2025 sebesar Rp2.865,5 triliun.
Di sisi belanja, pemerintah telah mengeluarkan Rp2.593 triliun, atau 73,5% dari outlook Rp3.527,5 triliun. Dengan demikian, defisit hingga akhir Oktober 2025 tercatat Rp532,9 triliun atau 2,02% terhadap PDB. Realisasi ini setara 80,5% dari outlook Rp662 triliun (2,78% terhadap PDB).
Optimisme Pemerintah Terhadap Keseimbangan Fiskal Akhir Tahun
Meskipun penerimaan pajak masih di bawah target, Purbaya optimis bahwa defisit APBN 2025 tetap akan berada di bawah 3% terhadap PDB. Hal ini diperkuat dengan adanya kontribusi PNBP, disiplin belanja pemerintah, serta pengelolaan arus kas yang hati-hati menjelang akhir tahun.
“Yang penting kita lihat, uangnya cukup. Defisit harus tetap terkendali di bawah 3%,” tegas Purbaya. Strategi ini menunjukkan bahwa pemerintah fokus menjaga stabilitas fiskal, sambil tetap mendukung berbagai program prioritas dan respons terhadap dinamika ekonomi yang terjadi di dalam negeri maupun global.
Evaluasi Realisasi Penerimaan dan Belanja Negara
Dengan realisasi penerimaan yang terus bergerak dan belanja yang tidak sepenuhnya terealisasi, pemerintah dapat memanfaatkan fleksibilitas fiskal untuk menyesuaikan strategi belanja. Purbaya menekankan bahwa koordinasi antar kementerian dan lembaga tetap menjadi kunci untuk memastikan defisit tidak melebar dan APBN tetap seimbang.
Fenomena defisit yang terkendali ini mencerminkan pengelolaan fiskal yang disiplin dan efisien. Pemerintah terus memantau tekanan eksternal maupun internal, termasuk potensi shortfall penerimaan pajak, agar langkah mitigasi dapat segera diterapkan.
Kesiapan Fiskal Akhir Tahun
Secara keseluruhan, pemerintah tetap optimis defisit APBN 2025 akan berada di bawah batas 3% terhadap PDB. Meskipun menghadapi tekanan besar dari realisasi penerimaan pajak yang masih kurang dari target, kontribusi PNBP, disiplin belanja, dan pengelolaan arus kas menjadi faktor penting yang menjaga keseimbangan fiskal.
Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan pemerintah menghadapi dinamika ekonomi hingga akhir tahun, menjaga stabilitas fiskal, serta memastikan program prioritas dan belanja strategis tetap berjalan tanpa menimbulkan risiko pelebaran defisit yang berlebihan.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
10 Rekomendasi Kuliner Citayam Dekat Stasiun, Tempat Makan Enak Murah Favorit
- Selasa, 16 Desember 2025
Rekomendasi 10 Tempat Brunch Favorit di Jakarta Selatan dengan Suasana Nyaman dan Menu Beragam
- Selasa, 16 Desember 2025
10 Rekomendasi Resep Minuman Hangat Malam Natal untuk Menemani Kebersamaan Keluarga
- Selasa, 16 Desember 2025
Resep Sup Jagung Kepiting Creamy Gurih ala Restoran untuk Sajian Rumah
- Selasa, 16 Desember 2025
Hati-hati Jika Konsumsi 12 Makanan Ini Agar Tekanan Darah Tidak Naik
- Selasa, 16 Desember 2025
Berita Lainnya
Industri Keuangan Hadapi Ancaman Siber, Keamanan Digital Harus Ditingkatkan
- Selasa, 16 Desember 2025
Update Harga Buyback Emas Antam Naik Signifikan di Pegadaian 16 Desember 2025
- Selasa, 16 Desember 2025
Simak Harga Emas Perhiasan 16 Desember Termurah Mulai Rp403 Ribu Gram
- Selasa, 16 Desember 2025












